39. Hold Me Tight

97.5K 9.9K 1.2K
                                    

AKU duduk sambil memeluk kedua kakiku di atas ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AKU duduk sambil memeluk kedua kakiku di atas ranjang.

Kejadian yang baru saja berlalu masih terbayang-bayang olehku.

Iya, aku baru saja berhasil membuat sebuah eksperimen di dalam celanaku tadi. Untung saja aku tidak sedang panggilan alam.

Apa jadinya jika taetae menambah campuran larutan di celanaku juga?
Semangkuk sup pengar yang tadinya untuk Jungkook sudah kuhabiskan untuk diriku sendiri.

"Makan saja untukmu sendiri. Melihatmu tadi sudah membuatku sadar sepenuhnya dari mabukku." katanya begitu, yang entah mengejek atau peduli padaku.

Kutatap sang kesatria yang telah menyelamatkan hariku yang sedari tadi mengepel lantai, tempat berlangsungnya kejadian itu.

Aku berniat untuk mengepelnya sendiri, namun dia bersikeras untuk menyuruhku diam dan duduk di sini.

Entahlah apa yang membuatnya menjadi pribadi yang keras seperti itu. Aku jadi penasaran apa yang di bawahnya keras juga seperti kepalanya.

Beberapa detik kemudian, terdengar suara jeritan wanita yang menusuk telingaku. "AAAA! IGE MWOYA? KENAPA BAUNYA SEPERTI KENCING KUDA? DAN KENAPA ADA PISAU  DITAMBAH DARAH DI SINI?" (Apa ini?)

Ralat.

Nyatanya yang menjerit itu adalah Jung Hoseok, sang penakut segalanya yang entah dari kapan menghadiri kamarku.

Suara Hoseok kembali terdengar. "Apa semua ini ulah—"

Aku menyembunyikan wajahku dan berharap dia tak menyebut namaku.

"Ya! Apa kau katamu? Kencing kuda?” Jungkook tak tinggal diam dan mulai memukuli bokong Hoseok dengan batang kain pel lantai. “Ya kau benar, aku tadi melihat kuda kencing di sini lalu kubunuh dia dengan pisau ini hingga darahnya tercemar seperti ini dan kudanya adalah KAU!"

“Untuk apa kau datang kemari lagi, huh? Apa kau ingin kubunuh untuk kedua kalinya?” cetusnya dengan keji.
Sungguh sebuah puisi yang indah, Kesatriaku.

Rasanya aku ingin membentuk hati dengan tanganku untuknya.

"Ya! Kenapa kau memukulku, huh?” Hoseok meronta kesakitan. “Aku datang kemari untuk memberikan ponselmu ini dari Ayah Taehyung."

Jungkook dan aku menanggapinya bersamaan. "Ayah Taehyung?"

"Saat kau mabuk, dia yang mengantarkanmu pulang kemari dan kau meninggalkan Ponsel mu di mobilnya.” Hoseok menjelaskan dengan sabar.

“Jadi dia datang kesini untuk mengembalikan ini, namun dia malah bertemu dengan Taehyung, anaknya."

Lagi-lagi kami merespon dengan sehati. "Apa dia masih di sini?"

Hoseok mengangkat bahunya lalu mengundurkan diri dari kamarku. "Kuda pergi….”

Aku memanggil lelaki yang masih setia tinggal di tempat ini. "Jungkook-ah..."

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang