19. Mic 🔓

114K 12.7K 635
                                    

SETELAH percakapan itu, aku tidak bisa menemukan kembali senyum di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SETELAH percakapan itu, aku tidak bisa menemukan kembali senyum di wajahnya.

Choco membawaku untuk menonton film horor di bioskop. Namun tidak seperti pasangan-pasangan lainnya yang bermesraan, saling mendekatkan diri satu sama lain, hingga ciuman walau aku tidak pernah mengharapkan itu terjadi, gadis itu malah tertidur hingga mendengkur dari awal hingga akhir film itu berlangsung.

Mentang-mentang anak sendok emas, gadis ini menyia-nyiakan tiket bioskop yang bisa digantikan dengan 5 bungkus ramen ini begitu saja.

"Ya! Mengapa kau mengajak kemari jika yang kau lakukan hanya tidur, eoh?"

"Hantu itu tidak seram sama sekali, hidupku lebih mengerikan darinya."

Kurasa aku dapat mengerti mengapa dia berkata seperti itu. Dengan jubah hitamnya itu, semua orang juga setuju bahwa pemain film itu sedang ikut menonton dalam bioskop ini.

Selanjutnya, gadis itu mengajakku bermain ke taman hiburan di Lotte World. Dia benar-benar sudah merencanakan segalanya, ia sudah memberikanku list wahana apa saja yang akan ia naiki.

Wahana pertama yang kami kunjungi adalah rumah hantu. Sebelumnya aku tidak mengerti mengapa ia mau masuk kemari karena katanya ia tidak takut dengan hantu. Namun saat kami di dalam...,

"DI DUNIA INI TIDAK ADA HANTU, PENIPU. KALIAN TIDAK BISA MEMBOHONGIKU!"

"Ya! Lepaskan dia, Choco. Mereka hanya berakting, jangan sakiti mereka!"

Terpaksa aku harus mengeluarkannya segera karena rupanya niat gadis ini adalah menjambak-jambak dan membuat para cosplay yang ada di dalam ketakutan. Gadis ini memang luar biasa.

"Keamanan, keamanan, DISINI ADA ORANG GILA!"

Kami tidak berkesempatan untuk menikmati wahana lainnya karena keamanan telah mengusir kami terlebih dahulu.

Aku tidak tahu apa yang merasuki gadis itu, namun dia benar-benar kesurupan. Seharusnya aku memeriksa gaun hitam itu terlebih dahulu.

"Aku lapar."
"Aku lapar."

"Hey, berhenti mengikutiku!"
"Aku tidak mengikutimu, aku juga memang lapar!"

Seusai lelah berkeliling tanpa arah itu, kami pun singgah dalam sebuah Restoran Pizza seperti yang ia idamkan.

Kau tahu apa yang jahat darinya?

Aku selaku pendampingnya hanya diberi minum air putih dan tidak diijinkan untuk mengambil secuil pun pizza miliknya.

"Ini hukuman karena kau telah mengusirku tadi."

"Hey, yang mengusir itu keamanan bukan aku!"

"Makan saja gaun itu kalau kau lapar."

Seperti itulah kencan satu hari bersama gadis gelo ini. Namun perjalanannya tidak sampai disitu saja karena aku kesulitan membuat gadis ini pulang.

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang