29. More

109K 10.8K 2.4K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(pt.2)


SEPERTI biasanya, toilet pria selalu saja kosong.

Pria tidak pernah berlama-lama singgah di dalam. Sejatinya, kami kaum adam hanya mengeluarkan apa yang kami tahan lalu pergi dengan perasaan lega.

Berbanding jauh dengan toilet sebelah yang selalu saja dipadati pelanggan.

Entah untuk membenarkan riasan, mengganti pertahanan perang saat datang bulan, buang air kecil, berfoto dengan kaca, atau hanya menemani temannya yang sedang panggilan alam, 80% dari kaum hawa sangat betah tinggal di dalam tempat pembuangan itu.

Mengapa aku tahu semua itu?

Karena aku selalu masuk kesana.

Walaupun begitu, tetap saja aku tidak bisa masuk ke sana tanpa persiapan apa pun.

Aku memasang sebuah wig berambut panjang yang kucuri dari kamar Taehyung. Kemudian kukeluarkan sebuah beanie putih milik Choco dari dalam tasku dan memasangkannya di kepalaku.

Tenang, kali ini aku sudah minta ijin lisensi dengan pemiliknya. Jika tidak, habis sudah rambutku olehnya.

Sejenak aku berkaca sambil membenarkan rambut palsu ini.
Mungkin dalam rupa wajah sebagai wanita, aku kalah cantik dengan barbie gadungan Kim Taehyung.

Namun dalam segi tubuh, tentu saja aku pemenangnya.

Beruntungnya aku yang terlahir dengan kulit seputih kapur dengan tubuh yang kecil ini, ditambah kakiku yang ramping mengalahkan kaki girls generation ini menghilangkan seluruh minatku untuk mengupgradenya sedikit pun.

Karena dengan diriku yang seperti ini, aku bisa menyelinap masuk ke dalam persekutuan wanita di toilet sebelah tanpa sedikit kecurigaan.

Setelah semuanya siap, kulangkahkan kakiku menuju toilet ciwi-ciwi itu dengan mantap. Jika dalam kamus Choco tidak ada kata menyerah, dalam kamusku tidak ada kata terlarang.

Seperti dugaanku, tempat ini terisi penuh dengan keturunan hawa. Namun hal itu semakin mendukung aksi berburuku ini.

Tanpa ingin menarik perhatian sedikitpun, kukeluarkan adik kecilku dari—

Hey, Bukan adik kecil yang itu. Ini adik yang lain.

Adik ini sudah menemaniku selama bertahun-tahun dalam merekam moment menakjubkan.

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang