22. Serendipity

116K 12K 1K
                                    

(pt.1)

Jimin POV


SELURUH pasang mata yang merekam gadis kecil itu pun terkejut, terutama diriku.

“Mwoya?”

Taehyung yang baru saja kupeluk itu segera melayangkan pukulannya padaku. “Apa kau mengenal eonni cans itu?”

"Tentu saja kau boleh meminjamnya, menyewanya, atau bahkan membelinya!" Choco pun mendorong badanku menuju pintu.

“Cepatlah temui dirinya dan jangan membuatnya menunggu!"

Sebelum gadis itu berbalik meninggalkanku, aku pun segera menahan tangannya dan meminta penjelasannya lebih lanjut. "Memangnya dia siapa? Aku tidak mengenal—"

"Kau pikir aku juga mengenalnya dengan ingatan jangka pendekku ini?” Choco melepas tanganku dan beralih menuntun perawatnya yang sedang lemas keluar bersamanya.

“Sudahlah sana pergi. Aku mau mangantar pengantin baruku dulu ke kamar."

“Setelah itu, aku akan menemuimu., janda baik!” ucapnya pada gadis asing itu sebelum ia menghilang dari ruangan ini.

Janda?

“YA! CEPATLAH BAWA GADIS ITU PERGI KELUAR. AKU MULAI MERASA GATAL-GATAL!” Jin selaku pembenci anak kecil yang pertama itu berteriak histeris sambil mengusir-ngusirku untuk pergi.

“Ya..., Temui saja dia siapapun itu, mungkin saja dia sudah mencarimu sejak lama,” celetuk Yoongi tanpa melepas pandangannya ke layar televisi.

“Bersyukurlah senantiasa, kau masih beruntung ada yang mau mengunjungimu.”

Daddy Namjoon ikut mendukungku. “Benar. You harus thankful because ada people yang minus beruntung and tidak pernah meet siapapun here.”

Nayana, nayana.” Yoongi menutup telinganya dengan kesal. (itu aku)

Taehyung menggerutu. “Berisik, jangan nyanyikan lagu pacarku dengan suara cemprengmu itu!”

Sepertinya berbie itu menemukan rival baru.

Dengan panduan dari perawat itu, aku pun berjalan bersama dua gadis asing itu menuju Missing Room.
Tiba-tiba saja gadis yang kecil itu menggandeng tanganku tanpa seijinku. “Andaikan ayah Yoonie setampan ahjussi....”

“Lepaskan, tumila!” Aku segera menepis tangannya dengan cukup kasar. “HANYA LELAKI TAMPAN SAJA YANG BOLEH MENYENTUHKU!”

Induk dari bocah kecil itu segera menarik anaknya dariku. “Jiyoon-ah!”

Tanpa mempedulikan kedua gadis itu, aku pun menghentakan kakiku dan berjalan cepat mendahului mereka.

Kenapa aku harus menemui dua kaum hawa yang menjijikan ini?
KEMBALIKAN JUNGKOOK SI SEKSI BER-SIXPACK KERAS ITU PADAKU!

ⓢⓐⓥⓔⓜⓔ

Cukup lama kami tenggelam dalam sunyi. Tak ada yang berbicara di antara kami, bahkan bocah kecil yang cerewet itu terpaksa harus membungkam mulutnya atas perintah dari ibunya.

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang