23. Ser·en·dip·i·ty

111K 11.6K 1K
                                    

(pt.2)

AKU bergegas pergi mencari gadis yang baru saja menumpang dalam pikiranku.

Tentu saja aku hendak mengembalikan gaun ini sebelum Choco menyita habis alat produksiku hari ini.

Pertama-tama aku memeriksa Missing Room, tempat terakhir kami bertemu. Namun pintu itu terkunci dengan sebuah catatan kecil ‘dilarang masuk, di dalam ada pasien berbahaya’

Setelah itu aku bergegas mencari Choco di kamarnya. Namun yang kudapati hanyalah Jungkook yang sedang terbaring sakit di atas ranjangnya.

"Oppa, Choco eodiga?" tanyaku sambil berjalan mendekatinya. (Choco dimana)

Lelaki itu nampak terkejut akan kehadiranku. “E-eoh, Jeon Choco?”
“Dia baru saja pergi ke kantin seorang diri.” ucapnya dengan suara yang serak dan wajahnya yang pucat.

"Gomawo!”

Kemudian aku melesat pergi menuju pusat makanan itu hingga aku mendengar suara…,

"AHJUSSI JAHAT!"

Aku segera menginjak rem pada diriku sendiri dan mencari sumber suara itu. "Sudahlah Jiyeon. Eomma akan membelikanmu barbie yang baru nanti."

Dapat kudengar dengan jelas suara gadis yang sedari tadi kucari itu yang berasal dari kamar Taehyung.

Tentu saja tidak aneh jika kedua gadis itu singgah di kamar dengan nuansa girly itu. Mengapa aku tidak berpikir kesana sebelumnya?

Aku segera membuka pintu yang sedikit terbuka itu dan perkumpulan gadis-gadis di dalamnya.

"Bagaimana kalau yang ini?" tanya si gadis kecil itu sambil memeluk boneka besar milik Taehyung.

"APALAGI YANG INI!” Taehyung segera menarik boneka besar itu dengan paksa. “INI TATA KESAYANGAN TAETAE!”

Gadis kecil itu menangis dengan keras dan memeluk ibunya. “Eommaaaaaa....”

"YA! JANGAN MEMARAHI ANAK ITU!"  Aku segera berlari menghampiri gadis itu dan menyamakan tinggiku dengannya. "Jiyoon, gwenchana?"

Gadis kecil itu menangis semakin menjadi. "NAPPEUN SAEKKI!"

"Ya! Dari mana kau mendapat kata-kata kasar itu, huh?" Yoonji selaku ibunya itu langsung memberi pukulan pada bokong gadis kecil itu. “Anak nakal, belajar dari siapa, huh?"

"Kenapa Eomma memukul Jiyeon? Jiyeon tahu kata itu dari eomma. Setiap malam, eomma mabuk-mabuk dan mengatakan hal yang sama. Jiyeon hanya mendengar dan mengulangnya." ucap gadis kecil itu bertubi-tubi hingga ibunya menghentikan tindakannya.

"Apa yang kau sebut itu aku?" tanyaku mencari kepastian.

"Aigoo..., Kenapa Hobi Oppa lama sekali, eoh?” Taehyung selaku tuan kamar ini pun pergi meninggalkan kami bertiga. “Apa Supermarket itu ada di Jepang?"

"NE MAJJA-YO!" Gadis itu kini mendekatiku lalu memukul dadaku dengan keras, "Nappeun saekki, kau pikir kau hanya menderita seorang diri, eoh?”

"Wae? Kenapa kau berakhir seperti ini?” Lalu dia menaruh kepalanya ke pundakku. “Aku selalu menyesali perbuatanku seumur hidupku jika kau berakhir seperti ini."

"Wae?"

"W-wae?"

"WAE!”

Aku terdiam membeku. Aku tak pernah sedekat ini dengan seorang gadis sebelumnya. Bahkan aku sendiri selalu mencari cara untuk menjauh dari Choco sekalipun.

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang