37. Dad

105K 10.4K 1.9K
                                    

(pt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(pt.2)

Taehyung POV

Hari ini adalah ulang tahun Bbang-nim. Aku tahu ini hal yang bodoh namun aku berniat memberinya sebuah kue ulang tahun.

Entahlah apa yang membuat Bbang-nim lucu itu sangat dibenci oleh semua perawat dan pasien lainnya terutama Choco eonni.

Namun bagiku Bbang-nim adalah ayahku.

Aku memanggilnya Appa Bear. (Ayah beruang)

Dia selalu memberikanku boneka-boneka, peralatan make up, High heels, gaun-gaun cantik bahkan dia sendiri yang menghias kamarku sedemikian rupa.

Aku diperlakukan seperti anak perempuannya.

Sebelum Hoseok oppa menjadi perawatku, Bbang-nim lah yang merawatku. Dia selalu menemaniku memakai masker wajah, menghias kuku, berdandan dan lainnya.

Namun entahlah mengapa tiba-tiba sosoknya digantikan oleh Hoseok oppa.

Bahkan Choco eonni pun melarangku untuk bertemu atau sekedar bermain dengan beruangku itu.

Tapi jiwa pemberontakku masih tumbuh di dalamku. Aku masih ingin bermain dengannya.

Walaupun aku sedikit takut jika aku ketahuan menyelinyap ke ruangan Bbang-nim oleh Ratu, ditambah kamera cctv yang akhir-akhir ini dipasang juga.

Namun rasa sayangku padanya mengalahkan rasa takutku.
Baiklah, sekarang kembali kepada tujuanku.

Sebenarnya aku ingin meminta tolong kepada Choco untuk membeli kue ulang tahun, namun dia pasti bertanya-tanya.

Jadi, aku berniat untuk menyusun beberapa kue chocopie yang tentunya hasil curianku dari kamar Jin Eomma dan menambahkan lilin di atasnya.

Sesederhana itu cintaku padanya.

Sekitar pagi hari disaat rumah sakit ini belum beraktivitas, aku membawa kue ini kedalam ruangan Bbang-nim.
Aku mengetuk pintunya. "Appa... apa kau didalam?" (Ayah)

Aigoo, betapa bodohnya dirimu Taetae.

Ini kan sebuah kejutan, kenapa aku harus mengetuk pintu?

Walau begitu, tak ada respon yang kudapatkan dari dalam. Jadi, aku buka saja pintunya.

Aku menahan tipuan angin dan membuka pintu itu dengan badanku. "Saengil Chukha hamida. Saengil chukha-"

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang