#24 Gulungan (diperbaiki)

307 19 2
                                    

Author note: apakah mending ganti istilah Tuhan dengan Dewa saja? Tolong beri jawaban di bawah.

========================

Sosok itu berdiri dengan gagahnya, memancarkan aura mengerikan yang cukup untuk membuat seseorang ketakutan setengah mati. Sosoknya begitu menawan, berkulit putih pucat dengan tanduk-tanduk menghiasi seluruh tubuhnya, disertai oleh kedua buah sayap berwarna putih menggantung di punggungnya. Indah bagaikan merpati, gagah bagaikan banteng, menawan bagaikan malaikat, mengerikan bagaikan iblis. Ia memandang ke arah langit, cahaya bulan purnama menerangi dirinya melewati lubang besar di atap ruangan tersebut.

Ia mengangkat tangannya ke atas, seakan mencoba meraih bulan tersebut.

Namun kemudian ia menyadari, bahwa tangannya tidak mampu mencapai bulan tersebut.

Ia pun menurunkan tangannya kembali, lalu memandangnya dengan tatapan kosong.

Ia mengepal-ngepal kedua tangannya tersebut seakan memastikan bahwa kedua tangan tersebut adalah miliknya. Kuku-kukunya berwarna hitam pekat, bukan hitam kotor melainkan mengkilap bagaikan batu mulia.

Aku takkan bisa kembali ke bentuk itu lagi ....

Kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah kiri, di sana ia melihat dua sosok tanpa kulit mencoba untuk bangkit dan menunduk padanya. Sedikit demi sedikit kulit-kulit mereka mulai kembali, menutupi ngerinya jaringan-jaringan tubuh yang berada di dalamnya.

"Selamat datang kembali gusti Lucifer ..."

Ucap salah seorang dari mereka, rambut hitamnya menjulai panjang, bersinar indah bagaikan benang-benang senar. Di sampingnya sebuah sosok kecil bertubuh 10-11 tahun ikut menunduk.

"Ya ... Aku kembali ..."

Balas Lucifer, seketika itu seluruh tubuhnya diselimuti oleh aura berwarna gelap yang kemudian berubah menjadi sebuah jubah yang elegan dan gagah. Sebuah jubah berwarna merah, yang dihiasi oleh ornamen berwarna emas. Membara seperti api, indah menawan bagaikan emas. Sebuah simbol kekuasaan miliknya di dunia iblis, namun saat ini ia menggunakannya di dunia manusia.

Membuang sosok manusianya, mengharapkan kekuatan yang lebih.

Sayap-sayap di punggungnya memancarkan cahaya berwarna putih yang indah, menerangi siapa pun yang melihatnya, membuat mereka terpesona akan kecantikannya. Perasaan hangat akan merasuk ke setiap jiwa-jiwa bagi orang yang melihatnya, perlambang keajaiban, sebuah mukjizat yang dapat membuat seseorang kehilangan akalnya. Sangat menawan, benar-benar menawan, bagaikan sayap milik seorang malaikat.

Kemudian Lucifer menjentikkan jarinya, seketika itu pun seluruh ruangan yang berada di sekitarnya berubah disertai bunyi pecahan seperti pecahan kaca.

Sebuah ruangan yang megah, sebuah ruangan yang luas, dan sebuah ruangan yang indah. Sebuah tempat yang hanya bisa diduduki oleh seseorang yang memiliki derajat yang tinggi, sebuah tempat bagi seseorang yang sangat dihormati, sebuah tempat bagi seorang penguasa.

Semua orang yang hadir di sana berlutut memberi hormat, termasuk Satanackia, Moris, dan Lunar, mereka bertiga berada di tempat paling depan dari semua yang hadir di sana.

Lucifer pun mengangkat tangannya, seketika itu pun mereka kembali bangkit dari posisinya, berdiri tegap layaknya seorang prajurit.

Suasana di tempat itu begitu hening, semua menunggu Lucifer untuk berbicara. Tak ada seorang pun yang berani bergerak, ataupun membuat suara yang mengganggu, bahkan rasa gatal dan pegal mereka tahan, sebagai bentuk penghormatan pada penguasa mereka.

"Sudah sejak beberapa waktu aku tidak berada di hadapan kalian, dan kini aku telah kembali. Aku tahu kalian telah menunggu, aku tahu bahwa kalian bergerak di belakangku, mencoba mendukungku. Karena itu, aku akan mengucapkan rasa terima kasihku pada kalian semua."

Venus - Kisah Sang Iblis [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang