#17 Kehilangan (diperbaiki)

683 39 15
                                    

—Dunia Iblis

Aura pekat menyelimuti tubuh Lunar yang mungil, ia mengangkat tangan kanannya ke atas lalu memekarkan jari-jarinya. Di atas langit saat itu ... bulan berwarna merah terlihat sedang bersinar terang menyapu kegelapan malam bagaikan noda darah di atas kain kanvas hitam. Dengan tangannya yang mungil, Lunar mengeraskan jari-jarinya seakan mencengkeram bulan merah itu.

Lunar yang saat itu sungguh sangat berbeda dari Lunar yang sebelumnya. Dari matanya terpancar cahaya berwarna keemasan yang cemerlang, ekspresi wajahnya dingin bagaikan es. Ia menakutkan, benar-benar menakutkan.

"Wahai Lucifer yang agung. Berikan aku kekuatan untuk membuka pintu nerakamu. Dengan pengorbanan darah musuhmu. Aku memohon ketentuanmu."

"Belah, belah, terbelahlah wahai kunci gerbang penjara Lucifer. Bangunlah wahai kegelapan yang pernah ada dalam dada-dada kami. Bangkitlah lalu hancurkan segalanya sebagai palu Lucifer. Terbukalah Pheghelton!!!"

*GRRRRRRRR*

Seketika itu terdengar suara raungan yang menggetarkan seluruh isi dunia iblis.

Tercipta sebuah lingkaran sihir berukuran raksasa di atas medan perang dan membuat seluruh pasukan dari kedua pihak mengalihkan pandangannya.

Kemudian dari lingkaran sihir tersebut ... muncul sebuah kegelapan raksasa.

Kegelapan itu turun sedikit demi sedikit membentuk sebuah gumpalan seperti awan berwarna hitam.

Meskipun belum memiliki wujud yang pasti, wujudnya yang saat ini cukup memberikan teror ke dalam diri pasukan lawan.

Kita akan berakhir di sini ..., itu yang dipikirkan oleh para pasukan Mammon.

Mereka ketakutan, mereka bahkan tak mampu mengalihkan pandangan mereka seketika melihatnya. Mereka terdiam kaku mematung seakan tak memiliki nyawa lagi.

Tak berbeda dengan mereka, pasukan Lucifer pun tak kalah terkejut. Walaupun ini bukan pertama kalinya mereka melihat benda itu, tapi rasa takut tetap menyentuh kulit-kulit mereka.

Kemudian Lunar mengedepankan tangan kanannya.

Seketika itu pula beberapa bola-bola kecil muncul dan mengelilingi gumpalan kegelapan tersebut. Lalu—

"Celakalah kalian wahai pembangkang ..."

Bola-bola itu mulai melesat ke arah pasukan Mammon.

"Bum!!" gumam Lucifer seakan membayangkan dirinya sebagai bola-bola hitam tersebut.

Ledakan demi ledakan menggelegar menyapu setiap blok pasukan Mammon. Mereka yang ketakutan berlarian meninggalkan posisi awalnya. Formasi mereka mulai tak beraturan yang memberi keuntungan pada pihak Lucifer.

"Serang mereka!" sahut Lucifer.

Mendengar perintah dari Lucifer, setiap jenderal mulai memimpin pasukan mereka untuk menyerang istana Mammon.

Di sisi lain, Mammon semakin panik melihat pasukan lawan semakin mendekat ke arahnya. Ia pun berpikir keras mencoba menemukan solusi untuk kemenangannya.

Oh iya!!, pikir Mammon dalam hatinya. Ia pun berbalik lalu berjalan menuju singgasananya. Ia pun duduk lalu mulai menghubungkan pikirannya dengan Satan.

Seketika ia tersambung, Mammon langsung memberi hormat pada Satan. Saat ini tubuhnya terproyeksi sebagai ilusi di hadapan Satan.

["Apa keperluanmu wahai anakku ..., tak biasanya kau menunduk seperti itu."] sambut Satan.

Sambil menunduk Mammon menjawab.

"Seperti yang kau ketahui ayah, aku sedang berperang dengan Lucifer ...."

Venus - Kisah Sang Iblis [Tamat]Where stories live. Discover now