"Hah?"
"Tau, ah!" Zidny pergi dengan sesekali menghentak-hentakkan kakinya ke lantai dengan kasar.
Iqbaal hanya mengangkat bahunya tak acuh. "Gue chat (Namakamu), ah, mau gak, ya dia gue ajak ke ulang tahunnya Namira."
Iqbaale : (Nam..), kamu mau gak ikut aku ke pesta ulang tahunnya temen aku?
Iqbaal tampak mengetuk-ngetukkan ujung jari telunjuknya di pinggiran ponselnya. Sambil sesekali menggigit bibir bawahnya.
Tling
Iqbaal dengan sigap menggeser lockscreen ponselnya, setelah ia mendengar notifikasi dari aplikasi Chat miliknya.
(Namakamu)AAzzahra : Siapa?
Iqbaale : Namira, mau ikut gak?
(Namakamu)AAzzahra : Namira? Ih ... Gak, ah, Baal malu. Aku kan bukan siapa-siapa. Masa tiba-tiba nongol di pesta orang.
Iqbaale : Hush, kamu itu bukan siapa-siapa. Kamu kan pacar aku.
(Namakamu)AAzzahra : Tapi kan aku malu Baal
Iqbaale : Gak usah malu, kan ada aku. Ye, gak?
Iqbaale : Mau ya? Please...(Namakamu)AAzzahra : Baal....
(Namakamu)AAzzahra : Iya, deh aku ikut. Tapi kan aku gak tau tempatnyaIqbaale : Untuk urusan itu, tenang... Kan ada AA Babal
(Namakamu)AAzzahra : Dih, apasih Baal
Iqbaale : Nanti aku jemput jam 4 sore besok. Dandan yang cantik. Love you more, mbem 😘😘😘
(Namakamu)AAzzahra : Oke, deh. Love you most, Babal 😘😘
'Yes! Hahaha, akhirnya (Namakamu) nerima ajakan gue. Gue berhasil keluar dari ancaman si nenek sihir. Maafkan daku, Zidny.' kekeh Iqbaal dalam hati ketika ia berhasil membujuk (Namakamu) untuk ikut bersamanya.
"Ojan! Tunggu!" teriak Iqbaal setelah melihat Fauzan yang akrab disapa Ojan ini, berjalan melewatinya bersama Namira.
Merasa terpanggil, Ojan menoleh ke arah sumber suara dan menghentikan langkahnya diikuti oleh Namira, yang juga menoleh ke arah yang sama dengan Ojan, "Apa?"
Iqbaal sedikit terengah-engah karena ia habis berlari mengejar Ojan. Yang sebenarnya juga hanya berjarak sekitar lima langkah darinya. Jadi, untuk apa ia berlari?
"Napas dulu, Baal." Ojan nampak menepuk bahu Iqbaal sebanyak dua kali sebelum akhirnya ia tertawa juga.
"Oke, ehm ... Mir, besok lo ultah kan?" tanya Iqbaal to the point.
Namira sedikit memukul lengan Iqbaal, kesal, "Kebiasaan lo mah, nama gue Namira bukan Amir."
"Sama aja, elah," Iqbaal mendengus seraya mengelus lengannya yang tadi dipukul Namira. "Iya kan? Gue mau ngajak (Namakamu) ke pesta ulang tahun lo boleh?"
YOU ARE READING
Stay With Me [IDR] /SLOW UPDATE\
Fanfiction[ON EDITING] ________ "Will you be mine?" Sebuah kalimat sederhana seperti itu yang dapat membuatku bahagia. Andai waktu dapat diputar kembali, aku ingin kalimat itu diucapkan kembali olehnya. Oleh idolaku.
[Lima Belas]
Start from the beginning