CHAPTER 17 ✔

2.6K 271 17
                                    

Sudah direvisi.

Harry POV

Seminggu kemudian.

"Itu Harry?"

"Oh yang benar saja.."

"Astaga, ia tampan!!"

"Dia milikku. Mengapa sudah Green yang duluan mengambilnya?"

"Astaga... tampan sekali."

"Mereka sangat serasi.."

"Oh god. Katanya mereka sudah menikah ya?"

Begitulah yang kudengar dari tiap orang yang berbisik dikoridor kampus tepat saat aku berjalan dengan Green.

Green tersenyum kepadaku begitupula denganku.

Ya, sudah seminggu aku merubah penampilanku. Tapi, aku tak kunjung melihat tanda-tanda mereka. Kemana mereka?

Aku ingin melihat bagaimana cara mereka membuka lebar mata dan mulut mereka didepanku. Apalagi reaksi Kendall.

Untuk mendapatkan hati seseorang, kau perlu usaha yang cukup. Bukan begitu?
Tapi, bagaimana jadinya jika salah satu dari kami sudah mempunyai kekasih?

"Waw. Siapakah yang bersama Green?" Tanya seseorang dibelakangku dan Green. Aku dan Green membalikkan badan dan melihat mata mereka yang terbuka lebar bersamaan dengan mulutnya.

"Ka-kau? Si-" liam berbicara dengan terbata. Rasakan.

"Harry?" Kata Kendall pelan, hampir seperti bergumam.

Sudah kutunggu ekspresi kaget kalian semua, teman-teman.

"Ya. Ada apa?" Sepertinya akhir-akhir ini suaraku lebih serak dari biasanya. Apakah pengaruh dari malam itu?

Kurasa iya.

"Kau.. benar-benar Harry?" Tanya Louis tak percaya. Aku mengangguk mengiyakan.

Tapi, aku tak melihat si pirang di rombongan mereka. Kemana si Horan itu?

"Niall mana?" Tanya Green mewakili pertanyaanku.

"Sudah kuusir. Dia benar-benar sudah tak berguna lagi. Kau mau masuk grup kami, Harry? Kau bisa jadi terkenal dengan sangat cepat. Mau?" tawar liam. Aku menggeleng yakin dan segera menarik Green pergi dari gerombolan itu. Aku melihat Kendall yang masih menatapku dengan pandangan kagetnya.

Teman itu menemani suka duka. Bukan hanya mengincar ketenaran apalagi harta temannya. Apakah ada yang seperti itu? Tentu saja banyak. Sebut saja mereka muka dua.

"Whoaa.. ini yang kutunggu-tunggu!!" Zayn. Mengagetkan saja.

"Lalu kenapa?" tanyaku tak perduli.

"Ayolah Harry. Lihatlah temanku ini. Kau tampan sekali! Lagi, mengapa kau hanya sendiri? Kemana Green?" Tanya Zayn yang membuat aku menengok kearah kananku.

Loh, dimana Green?

**

Green POV

Aku baru saja keluar dari toilet. Tadi aku tak bilang Harry, karena kulihat dia sedang mengobrol dengan Zayn. Jadi, aku tak pamit padanya.

Aku berjalan kearah kantin. Siapa tau ada Harry disana ya kan?

Saat melewati taman, aku melihat seseorang disana. Siapa dia?

Tapi, aku seperti mengenalnya. Akupun berjalan mendekat kearahnya dan mencolek bahunya.

"Green?" Orang itu menoleh dan aku menatapnya. Oh astaga! Ia Niall. Mengapa ia bisa berada disini?

"Kau? Kau sedang apa disini? Kok, aku tak melihatmu tadi bersama mereka?" Ujarku dengan menekankan kata mereka.

Dia menatap lurus kedepannya. Aku ikut duduk disampingnya dan melihat kearahnya.

"Hm.. aku bertengkar dengan Lou dan Liam memukulku. Kami berantakan dan.. entah kenapa Liam mengusirku dari Geng." Ujarnya lesu.

Berarti yang dikatakan Liam benar?

"Bagaimana bisa?"

"Entahlah.. akupun lelah dengan semua ini.. dengan begini, aku bingung. Aku harus apa?" Dia berbicara seakan bertanya pada dirinya sendiri.

Aku jadi kasihan.

"Kau mau main dengan kami?"

Ia menoleh, "dengan siapa?"

"Dengan kami." Aku menekan kata kami.

Dia terlihat berpikir dan tak lama kemudian dia mengangguk

**

"Jadi.. mengapa ia bergabung dengan kita tadi? Kau tau tidak, dia bisa berbahaya untuk kita!"

"Dan aku tak perduli.." ucapku malas pada Harry. Dia menggeram.

"Kau ini bisa tidak, sekali saja turuti perintahku?!" Oh, dia membentakku?

"Aku selalu menuruti perintahmu bodoh!" teriakku.

"Ck, terserah!" Ia membanting pintu rumah dan meninggalkanku sendirian.

Give Me Love - H.S (Completed)Where stories live. Discover now