CHAPTER 30 [THE TRUTH 2] ✔

3.2K 263 30
                                    

Sudah direvisi.

Green berlari membelah keramaian dimalam hari. Tumben sekali rumah sakit ramai malam ini, batinnya. Dia masuk dan segera mencari kamar Gigi.

"Maaf, jam besuk sudah habis," ujar sang security yang tiba-tiba saja datang lalu menghambat perjalanan Green.

"Kumohon, ini sangat darurat. Kekasih sahabatku yang dirawat dirumah sakit ini meninggal dan baru ditemukan pembunuhnya. Aku harus memberitahukan ini pada sahabatku."

Dengan wajah yang memelas, Green berusaha membujuk sang security agar mau membebaskannya.

Sang security menghela nafas dan membuka jalan untuk Green. Green kembali lagi berlari dan mencari kamar Gigi.

"Monalisa 20, Monalisa 20," gumamnya.

"Ketemu!" Ia segera masuk kedalam ruangan itu, tapi yang didapati Green hanyalah ruangan kosong tak berpenghuni. Green mengernyitkan dahinya bingung.

Ia berjalan mundur, keluar dari kamar itu dan kebetulan melihat seorang suster yang baru saja keluar dari ruangan di depannya.

"Excuse me.. maaf, kalau boleh saya tau, pasien di ruangan ini dipindahkan kemana ya?" Tanya Green.

Si suster menengok kedalam kamar dan mengangguk mengerti, "oh.. pasien sepertinya sudah keluar dari rumah sakit ini atau pindah ke rumah sakit lain."

Pindah? Keluar? Mengapa tak ada yang memberitahuku?

"Apa suster tau, kemana pasien ini pergi?" Tanya Green lagi.

Sang suster menggeleng, "maaf, saya tak tahu. Coba Ms. Tanyakan kepada resepsionis rumah sakit ini. Siapa tau bisa membantu Ms. Saya permisi" Green mengangguk-anggukan kepalanya.

"Terimakasih"

memangnya aku terlihat masih lajang ya? Sampai-sampai aku dipanggil Ms. Batin Green.

"Permisi, apa pasien bernama Gigi Hadid masih berada di rumah sakit ini?" Tanya Green kepada wanita dibelakang meja resepsionis. Sang wanita mulai mencari data Gigi, sementara Green menunggunya di kursi tunggu.

"Nona" panggil sang resepsionis.

"Ya?" Green menghampirinya dengan matanya yang berbinar. Secercah harapan mulai tumbuh dalam diri Green, melihat sang resepsionis yang tersenyum padanya. Ia menyimpulkan bahwa, mungkin sang resepsionis sudah mengetahui dimana Gigi.

"Maaf Nona. Disini memang dijelaskan bahwa pasien yang bernama Gigi Hadid pindah ke rumah sakit lain, tapi tidak diberitahukan keberadaan rumah sakitnya karena pasien merasa ia butuh privasi" pupuslah harapan Green saat ini. Padahal ia sudah bersemangat untuk memberitahukan Gigi, bahwa ia menemukan siapa pembunuh Zayn.

Mobil yang dikendarai Zayn bukanlah kecelakaan, tapi rem yang ada di mobilnya dibuat blong. Sehingga mobil Zayn oleng ditikungan saat Zayn dan Gigi ingin kerumah Niall. Itulah penyebab nyawa Zayn hilang.

Green berjalan lesu keluar dari rumah sakit. Ia tak tau harus kemana lagi sekarang. Ia bingung, kemana Gigi pindah? Mengapa Gigi tidak mau memberitahunya?

Kemudian, ide cemerlang datang ke dalam fikirannya.

"Halo"

"....."

"Dimana rumahmu?"

"....."

"Aku segera kesana dalam waktu 10 menit." Green langsung melesat setelah mematikan teleponnya.

Green POV

"Apa maumu?" Ucapku saat aku bertemu dengan sang penelepon.

"Mauku? Membuatmu menderita tentunya. Dan nampaknya rencanaku berhasil berkat bantuan adik tiriku. Apa kau sudah merasa tersakiti Green?"

Give Me Love - H.S (Completed)Where stories live. Discover now