CHAPTER 12 ✔

2.6K 286 23
                                    

Sudah direvisi.

Hoho nih dah, kasian gue ama lo vir :v vgustriana
Buat harbarastalvinx yang bawel bat:v aku cinta kamu loh

BTW MAAP TAK SESUAI HARAPAN

vomment ya qq:'
______________________________________________________

"Kau mau apa?" Tanya Harry yang masih seperti cacing kepanasan.

"Aku tak tahu"

Harry berhenti menggeliat dan memperhatikanku dari bawah keatas. Dia menyeringai. Aku menahan tawaku melihat ekspresi konyolnya itu.

"Badanmu boleh juga"

"Tentu saja!" Aku memberikan ekspresi banggaku.

"Jadi...? Untuk apa kau memakai pakaian kurang bahan seperti itu? Mau mencoba menggodaku?"

Aku menganga. "Tadi kau-" "mengaku panas?" Potongnya. Aku mengangguk.

Dia tertawa. "Oh ayolah Green. Aku tak mungkin menyentuhmu tanpa rasa cinta. Kapan-kapan saja. Lagipula aku masih mau menjaga kepolosanku." Ia tersenyum polos. "Ganti bajumu. Jangan sampai aku lepas kontrol sekarang juga." Lanjutnya. Aku memutar bolamataku malas.

Jadi dia mengerjaiku begitu? Sialan.

"Jadi, ada apa soal panas?" "Buatkan aku agar-agar. Perutku melilit" perintahnya.

"Hei kau tak bisa menyuruhku begitu saja!" Protesku.

"Bisa. Kau kan istriku." Jawabnya santai. Aku mendengus menghentakkan kakiku dan keluar dari kamar neraka ini.

Tentu saja untuk membuatkan dia agar-agar.

*

"Bagaimana? Apa Harry hebat?" Tanya Gigi diikuti tatapan penasaran Zayn. Kami sedang berada di sebuah kafe didekat rumahku dan Harry. Bocah itu belum bangun dari tidur nyenyaknya.

"Apakah kondom pemberianku berguna?" Tanya Zayn yang masih tak sabar dengan jawabanku. Aku membelalakkan mataku kaget.

"Hei! Pelankan suaramu! Aku bahkan tak melakukannya dengan Harry semalam" ujarku dengan nada tinggi diawal kalimat.

Mereka tampak lemas. "Padahal aku penasaran seberapa besar ukuran Harry. Dia itu paling susah diajak ke club." Gurau Gigi. Aku memandang mereka aneh.

"Kalian- ew!"

Mereka berdua tertawa. "Oh ayolah Green. Paksa dia! Dia tak akan mau jika bukan kau yang menggodanya. Jiwa nerdnya benar-benar sudah melekat ditubuhnya." Zayn mengatakan itu sambil memakan burgernya.

"Ya! Kalau bisa, kau rekam!" Seru gigi. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku.

"Kalian sudah gila ya? Mana mungkin aku merekamnya! Lagipula kan sudah kuberi tahu apa alasan dia tak mau melakukannya. Biarkan saja. Kami masih Sama-sama suci."

"Hei, kau masih suci?" Tanya zayn.

"Tentu saja bodoh! Kau kira aku sudi memberikan tubuhku pada pria-pria gila wanita itu? Tentu saja tidak," sangkalku.

Tadi malam harry tidur memelukku. Aku masih teringat ucapannya tadi malam yang membuat pipiku memanas kembali.

"Hei, aku jadi curiga jika kau sebenarnya telah melakukannya tapi kau menyembunyikannya. iya kan?" Ucap zayn dengan mata memincing.

Mau mereka apa sih?

"Tidak Z. T i d a k." Ucapku dengan sedikit penekanan pada setiap kata.

"Z, apa kau tak lihat ada pasangan yang berciuman di pesta prom night kemarin?" Tanya gigi sarkastik pada zayn.

Zayn terkekeh dan melihat kearahku. "Bagaimana rasanya bibir Harry? Lembut? Basah? Atau-"

"Diamlah Zayn. Kau benar-benar menjijikkan. Jadi, apakah kalian benar-benar mau datang kerumahku?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.

Mereka mengangguk dan kami segera melenggang pergi dari kafe ini sesudah menaruh lembaran dollar di meja. Syukurlah mereka tidak meledekku lagi.

**

"Dasar kerbau," ledekku pada harry yang masih tertidur dikasurnya.

"Harry, bangun!" Aku menggoyangkan badannya.

"Nanti sayang. Aku sedang malas. Kau bisa tidur lagi. Kemarilah" Ia menarikku kedalam dekapannya yang membuat zayn dan gigi cekikikkan.

"Green apa kau dengar suara itu?" Tanyanya dengan mata yang masih tertutup. Aku mengangguk dalam dekapannya.

Zayn menjitak kepalanya. "Bangun, Styles! Aku tau kalian lelah."

Harry langsung duduk begitu saja dan melihat kearah gigi yang menganga seketika.

"Astaga harry! Kau punya tattoo?" Tanya gigi.

Jadi gigi tak tau?

"Dia punya sayang. Banyak," jelas zayn. Gigi mendekati harry. "Astaga, astaga," ucap Gigi.

"Pantas saja kau tak tahan green." Gigi mengerling padaku yang kubalas dengan pelototan mataku. Dia menyengir.

"Oh? Jadi kau tak tahan? Mengapa tak bilang semalam?" tanya harry. Aku segera menyangkal apa yang diucapkan gigi tadi.

"Tentu tidak bodoh! Aku biasa saja," sangkalku.

Dia menaikkan satu alisnya. "Masa?"

"Iya!"

"Yasudah bubarlah semua. Aku masih ingin tidur. Pergi pergi!" usirnya. Aku menggelengkan kepalaku dan mengajak gigi serta zayn keluar dari kamar ini.

Give Me Love - H.S (Completed)Where stories live. Discover now