Part 5 : Hmm, I Think I Like Him/Her

Start from the beginning
                                    

Lama-kelamaan obrolan kami jadi membosankan juga. Aku mengitari pandanganku melihat-lihat aktivitas di kantin ini. Ramai sekali. Aku mengarahkan pandangaku ke depan, aku melihat pria itu. Ya ampun tampannya. Entah sejak kapan aku mengagumi pria ini, tapi setahuku belum lama. Mungkin baru beberapa hari yang lalu. Kuterus memandangi wajahnya sambil tersenyum tanpa kualihkan pandanganku pada lelaki bernama Cody Simpson ini. Dia terlihat sedang asyik mengobrol dengan teman di sebelahnya. Tunggu, itu kan Justin. Jadi, Cody dekat dengan Justin? Oh ayolah Cody, lebih baik kau mengobrol denganku saja dari pada dengan dia.

“Autumn!!!”

Aku mengerjap. “Astaga Selena! Kau membuat jantungku mau copot saja.” protesku. Benar-benar kaget.

“Kau melamun ya?” tanyanya.

“Tidak.” sahutku kembali meneruskan pandanganku pada Cody.

“Oh, I see. Kau sedang memandangi Justin. Ya, kan?!”

Aku sontak menoleh pada Selena. “Siapa bilang? Untuk apa juga aku memandangi Justin? Aku sedang memandangi Cody, kok.” Oops! Bodohnya aku! Kenapa aku mengatakannya? Ugh, aku keceplosan! Sekarang semuanya jadi tahu kan kalau aku naksir pada Cody. Hah, ya sudahlah biarkan saja.

“Someone fallin’ in love..” goda Selena menyenggol bahuku.

Benarkan, mereka jadi meledekku! Siap-siap saja aku akan selalu digoda oleh mereka kalau sedang berpapasan dengan Cody. Mereka memang selalu begitu. Jika salah satu dari kami sedang menyukai seseorang, tanpa segan mereka meledeki orang itu sampai orang yang disukainya tahu kalau ada yang suka padanya. Awas saja kalau Cody sampai tahu. “Aku tidak jatuh cinta padanya. Aku hanya… mengagumi wajahnya.” elakku. Tapi, sejujurnya memang begitu.

“Jangan mengelak. Jujur saja, Autumn.” sekarang Miley yang meledekku.

“Tidak, sungguh.” jawabku.

“Apa perlu kupanggilkan orangnya?” tukas Perrie.

“Kau gila! Jangan berani-beraninya kau…“

“COOD-“ segera saja kubungkam mulut Perrie. Huft, untung saja Cody tidak mendengarnya. Dia masih terlihat mengobrol dengan Justin.

“Kubilang jangan gila, Perrie..” tukasku masih belum melepaskan telapak tanganku dari mulut Perrie.

“Umph-umph-emph..” Perrie mencoba mengatakan sesuatu. Tapi tidak bisa terdengar karena masih aku bungkam.

“Apa? Kau mau bicara apa?” ledekku sambil tertawa.

“Uumppphhh..”

“Apa? Aku tidak dengar.” godaku lagi. Kami semua terpingkal melihat kelakuan Perrie yang memang sedikit childish. Lucu melihatnya.

Karena kasihan, akhirnya kulepaskan juga telapak tanganku dari mulut Perrie. Tentunya setelah ia berjanji tidak mengatakan hal konyol lagi.

“Kukatakan sekali lagi, aku hanya mengagumi wajahnya, sungguh. Aku tidak jatuh cinta padanya.” ujarku lagi. Meyakinkan mereka supaya mereka tidak bertingkah mencurigakan sewaktu-waktu jika kami berpapasan dengan Cody.

“Ya, ya…” sahut mereka serempak.

**********

“Entah hanya perasaanku saja atau memang benar, tapi aku sering melihatmu memperhatikan gadis itu.” ujar Cody, melirikkan pandangannya pada seorang gadis yang berjarak cukup jauh dari tempat mereka duduk. Dia sedang bersama sahabatnya, Justin di kantin saat jam makan siang.

Justin mengerutkan keningnya. “Benarkah? Kurasa itu hanya perasaanmu saja.” elak Justin.

“Benarkah?” Cody melempar balik pertanyaan Justin.

“Hm, mungkin. Tapi menurutku dia menarik.” sahut Justin.

“Itu berarti aku benar. Kau memang sering memperhatikannya.” tukas Cody.

Justin hanya tersenyum canggung mendengar pernyataan Cody itu.

“Bukankah dia berserta teman-temannya itu tidak menyukaimu?” tanya Cody.

Justin mengangguk. “Itu karena mereka belum tahu siapa aku sebenarnya. Tapi lihat saja, akan kuubah pandangan mereka terhadapku.”

“Ya, terutama gadis yang sering kau pandang itu, kan?” Cody menggoda Justin.

Justin tertawa lalu memukul pelan kepala bagian belakang Cody menggunakan tangannya. Mereka berdua tertawa bersama. Justin kembali menatap gadis itu. Jika ia ingat-ingat, belakangan ini dia memang sering memperhatikan gerak-gerik gadis itu, Autumn. Tidak tahu mengapa, tapi ketika memandangnya Justin merasa senang seolah tak mau mengalihkan pandangan. Sepertinya Justin mulai menyukai Autumn.

**********

-bersambung-

Unexpected (Completed)Where stories live. Discover now