Epilog

303K 7.1K 751
                                    


D e n g a n gaun yang begitu indah, mengundang semua pasang mata. Terkagum dengan desain yang cukup unik dan indah, butiran kristal putih bertebaran disekujur baju pengantin itu. Tentu saja, setiap mata kaum wanita memuja dan iri akan keindahannya.

Apalagi dengan seorang wanita yang berdiri tepat didepan bagian tamu, dengan senyum yang tidak pernah lepas saat melihat Lulu, sahabatnya begitu cantik dan yeah, berbahagia. Walaupun, mereka bersatu saat ini karena sebuah perjodohan yang singkat, namun sebenarnya sudah sangat kentara bahwasanya mereka pasti akan saling jatuh cinta, walau bukan saat ini, tapi nanti... Pasti akan terjadi.

Pesta pernikahan kali ini begitu unik, disebuah hutan pohon pinus yang tentunya 'masih aman' dari binatang buas. Banyak lampu berwarna-warni yang bertengger cantik diantara batang pohon pinus yang berjejer disetiap sisinya. Bangku yang ditata juga tidak kalah unik, bukan dari besi seperti layaknya bangku pesta pernikahan, tetapi terbuat dari kayu jati yang memang sudah dibuat khusus untuk acara pernikahan bertema hutan dimalam hari.

Semua tamu diwajibkan memakai baju putih, serta untuk pria harus menggunakan jas putih. Karena pestanya diadakan di malam hari,  mungkin agar semua tamu merasa lebih terang dan tidak terlalu gelap. Sama halnya dengan Jessica, memakai gaun putih bermotif bunga putih disekujur bajunya.

Jessica tampak ingin seperti apa yang ia lihat saat ini, you know Jessica ingin memiliki seorang pria spesial, tapi nyatanya ia harus menelan pil pahit, dengan kenyataan ia sama sekali tidak peduli ataupun enggan melihat pria diluar sana, dengan alasan jodoh gue pasti datang sendirinya, kalau gak datang berarti dia udah mati.

Ironi, sadis, pasrah.

Jangan bahas apapun tentang Nathan di dekat Jessica, karena semakin Jessica ingat Nathan, ia akan merasa terpuruk kembali. Nathan pergi seperti layaknya di telan bumi, tidak tahu sekarang dia dimana. Jessica pun tidak memperdulikan itu sama sekali.

Wush..

Oh tidak, bajuku. Pikir Jessica setelah melihat adegan tadi.

"Ahh... Maaf nona, saya tersandung. Oh shit! Bajumu kotor," Penyesalan jelas kentara di nada seorang pria yang menumpahkan minuman ke baju Jessica.

"Tak apa, saya permisi tuan." Jessica hendak menuju ke toilet, namun sialnya ia lupa bahwa di pesta pernikahan ini tidak terdapat toilet.

Kalian pasangan idiot! Pernikahan dekorasi bagus, tapi toilet tidak ada! Gerutu Jessica saat ingin melangkahkan kaki.

Baru tiga kali melangkah, tangan Jessica ditarik paksa oleh seorang lelaki, dan sialnya itu lelaki yang tadi menumpahkan minuman di baju Jessica, "Apa lagi tuan? Saya buru-buru," dalam hati ini semua salah kau lelaki tak bertanggung jawab!. Namun persepsi Jessica kali ini salah,

"Saya akan antarkan anda pulang, dan membelikan baju ganti sebagai rasa bersalah saya." Ujar lelaki itu dengan tegas.

"Tidak perlu repot-repot,"

"Saya menumpahkan minuman sialan itu, jadi saya harus bertanggungjawab, sudah ikut saja saya sekarang, sepertinya kamu sudah menjadi pusat perhatian." Alih-alih Jessica mendumal tapi ia pun sadar bahwa sekarang ia menjadi pusat perhatian karena warna minuman yang mencolok tumpah di baju putih nya itu. "Baiklah, saya menerima."

  -*-*-*-

Disebuah jalan, entah namanya apa. Jessica sedang duduk manis di kursi mobil Pajero Sport yang dikendarai entah siapa nama pria tadi, Jessica enggan menanyakannya. Jelas sekali bahwa Jessica merasa takut pergi dengan seorang pria yang asing, dan mungkin lebih tua dari Jessica, tapi mau bagaimana lagi, Jessica hanya ingin pulang saat ini juga.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang