Kenyataan(3)

155K 5.7K 157
                                    

Kenyataan paling sakit adalah ketika kamu meninggalkan aku demi dia.
***

"Lo... Mmm... Lo tanya dia aja, ya. Pokoknya lo harus tetap senyum. Ada gue disini." Ujar Raihan berat hati.

Sebenarnya ada apa?

Aku hanya memikirkan perkataan Raihan tadi. Untuk apa dia bilang tetap tersenyum, ada gue disini? Memangnya, ada yang membuat aku sampai jatuh? Ah, sudahlah aku harus menemui Nathan hari ini. Tetapi tidak sekarang. Langsung saja aku mengambil ponsel dan mengetik sebuah pesan disana.

Jessica: Kamu panggil aku? Ada apa? Nanti aja ya, disini temen-temen aku lagi kumpul. Gak enak kalau ditinggalin.

Setelah mengetik pesan, aku tidak memperdulikannya lagi. Aku menunggu pesan balasan dengan berbincang dengan Lulu dan Raihan. Tidak sampai lima belas menit, ponsel bergetar menandakan ada pesan masuk, lalu segera aku lihat, ternyata dari Nathan.

Nathan: Yaudah nanti pulang sama gue ya. Jangan duluan lagi! Selamat belajar pacar.

Deg!! Pacar? Bahkan disaat Nathan dan Lulu sedang dekat aku masih dianggap pacar dengannya?

Aku tidak membalas pesan Nathan lagi. Percuma juga kalau aku balas pasti ujungnya hanya "iya" jadi untuk apa.

"ANJIR! Sarinah di bom!" Teriak Lulu histeris.

"Hah? Serius?" Itu suara Lora, teman sekelas.

"Yakin lo?" Yang ini Haris.

"Sarinah mah tukang sayur di kompleks gue. Masa iya dia ke bom?" Nah ini Supri. Cowok paling nyebelin dan telmi.

"Kapan si kapan? Yah gue pulang gimana dong?" Ujar Sarah, perempuan penyanyang yang setiap hari baper.

"Nih, yah, gue bacain 'PADA PUKUL 10.00 WIB TADI, TERORIS TELAH MENGEBOM KAWASAN MH.TAMRIN DAN SARINAH. PELAKU BOM MASIH DIINCAR POLISI, SEMENTARA INI JALAN DITUTUP' Nah, itu isi beritanya. Gue juga nanti pulang gimana? Gue jadi ngeri." Gumam Lulu seraya bergidik ngeri.

"Lo sama Raihan ke rumah gue dulu aja, deh. Dirumah sepi ada gue aja. Kalau sendiri gue takut. Ya, ya, ya...." Aku memberi ide.

"Iya deh, gue ke rumah lo aja," Gumam Lulu

"Iya gue setuju. Takut lo kenapa-kenapa." Raihan memang perhatian.

"Lo bawa mobil atau motor?" Tanya Lulu.

"Yah, gue bawa motor. Terus gimana dong?" Sesal Raihan.

"Nanti deh gue pikir dulu. Yaudah, sana ke kelas. Semenit lagi mau bel," Lulu seperti frustasi.

"Yaudah. Gue tunggu di kantin ya, abis kelas selesai."

"Sipp." Ucap kami berbarengan.

Sebenarnya aku juga bingung mau pakai kendaraan apa?

Nathan. Dia mau mengantarku pulang, tapi dilain sisi ada Raihan dan Lulu yang pastinya akan tahu kalau aku dan Nathan pulang barsama, dan itu tidak boleh sampai terjadi. Lalu hal yang terlintas di pikiranku hanya mengetik pesan singkat kepada Nathan.

Jessica: Aku ga bisa bareng kamu deh kayaknya. Lulu sama Raihan mau ke rumah aku. Nemenin aku. Maaf.

Itu lah isi pesannya, semoga saja Nathan bisa mengerti, dan tentunya tidak marah lagi denganku.

Drrt
Drrt

Nathan: Yaudah gue ikut aja ke rumah lo. Biar rame kan.

Lohh? Katanya hubungan ini tidak boleh ada yang tahu. Tapi kenapa mau ikut? Bunuh diri namanya.

Cinta Dalam DiamUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum