Permintaanmu

227K 7K 216
                                    

Nathan POV

M e m i k i r k a n mantan yang gak pernah hilang dari pikiran. Sudah coba beberapa kali tapi akhirnya, gue ingat lagi. Gue kejebak cinta masalalu! Sakit memang ketika mengingat berapa lama kisah kita berdua, satu tahun tiga bulan itu adalah rekor baru untuk berpacaran di pengalaman gue. Ciara mantan gue yang detik, menit, jam ini gue masih sayang, masih cinta, dan gue gak tahu kapan rasa ini bisa hilang.

Teman-teman bilang, kalau gue harus cari yang baru. Tapi gue bukan tipe cowok yang hanya menjadikan perempuan sebagai pelampiasan. Bahan embel-embel dengan status 'berpacaran'. Tidak! Gue tidak seperti itu. Mencari perempuan yang benar-benar gue sayang, dan diapun menyayangi gue. Awal nya gue pikir bisa melupakan Ciara dalam waktu tiga bulan. Tapi yang terjadi, sudah delapan bulan belum bisa melupakannya. Sepertinya, gue harus memiliki pacar. Eitsss, maksud gue pacar bohongan.

Sudah ada targetnya. Gue harus mengabari perempuan target gue ini. Gue mau, besok dia langsung bisa bantuin gue move on! Oke, langsung buka kontak dan mencari namanya.

Besok gue mau ketemu lo di kantin pas pulang sekolah. Ini penting banget buat gue, dan gue harap lo mau bantu gue. Tenang, nanti pulangnya gue anterin. See you.

Ada balasan dari cewe tadi. Gue langsung segera buka Line dan cek apa jawaban dia.

Iya nanti ke kantin. Tapi maaf kalo nunggunya kelamaan, soalnya besok jam terakhir pelajaran kimia, biasanya gurunya suka lama keluar.

Itu balasan dari dia. Tak apa  gue harus menunggu, biasanya gue paling malas kalau menunggu. Karena ini menyangkut masa depan, gue rela menunggu.

Ok.

***

Paginya gue langsung bangun dengan segar banget. Lo tahu gue bangun jam berapa? Gue bangung jam setengah lima pagi, gak biasanya bangung jam segini. Biasanya gue bangung jam setengah tujuh. Yah, karena gue lagi semangat, haha.

Mbok Minah belum kedengaran suaranya yang khas ke jawaan, kayaknya lagi masak untuk sarapan, soalnya gue nyium aroma-aroma yang bikin perut berontak.

Setelah selesai rapih-rapih dari mulai mandi, pakai baju, menyiapkan buku, sambil ngecek wajah dan mata—siapa tahu ada beleknya—gue langsung turun ke lantai bawah bersiap buat mbok Minah kaget.

"Pagiiiii Mbok," dengan suara menggelegar.

"Masyaallah den Nathan. Mbok sampe kaget. Kok tumben ikiy bangunnya pagi banget, kesambet opo toh den?"

"Ih, mbok aku gak kesambet. Lagi semangat aja, mbok masak apa?"

"Oh gitu toh. Ikiy mbok sudah masak ayam rica-rica yang super pedes kesukaan ibu dan den Nathan," ujar mbok Minah bangga.

"Wih.... enak nih. Ambilin ya mbok,"

"Siap denn"

Setelah sarapan, gue langsung pamit sama Orangtua dan mbok Minah. Mbok Minah sudah gue anggap sebagai ibu ke dua, beliau mengerti seleraku. Setelah pamit, dan langsung ke garasi mengambil motor, lalu langsung tancap gas ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, langsung memarkirkan di tempat biasa. Satpam sekolah sudah tahu kalau itu tempat parkir motor gue. Jadi, tidak perlu ribet lagi cari tempat parkir. Seperti di mall mencari tempat parkir, pasalnya murid di sekolah ini lebih dari tiga ribu siswa/i,  kebayang gak ramainya tempat parkir, dengan besarnya sekolah ini?

Berjalan dengan santai sambil sedikit tebar pesona dengan para siswi. Lalu terlihat disana sudah ada perempuan target gue. Langsung saja gue samperin, pas gue tepuk bahunya dia sempet tegang gitu. Reflek mungkin.

"Hai. Jangan lupa nanti ya. Gue tunggu lho,"

"Eh, iya,"

Dia kenapa gugup banget gitu sama gue. Aneh banget. Memangnya gue guru killer?

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, menandakan kalau waktunya pulang. Gila, gue ngerasain deg-degan. Padahal hanya mau menembak perempuan untuk menjadi pacar bohongan saja. Gue langsung keluar menuju kantin. Kelas tidak terlalu jauh dari kantin, hanya berjarak tiga kelas dan WC, lalu sampai. Iya lah kelas IPS, kalau kelas IPA si diatas lantai dua yang kebanyakan murid pintar semua.

"Hai Jessica. Akhirnya lo dateng juga," Jessica target pacar pura-pura.

"Mmm hai. A—ada apa, memanggilku kesini?" Jawabnya.

"Oh iya. Mmm... Jes,  gue rasa gue suka sama lo. Lo mau gak jadi pacar gue?" sempat terlihat wajahnya terkejut. Apa segitu aneh nya gue nembak perempuan?, "Tapi lo jadi pacar bohongan. Lo mau kan bantuin gue? Gue belum bisa lupain Ciara, mantan gue. Lo mau kan?" lanjut gue. Jessica masih saja diam.

"Kenapa aku yang kamu pilih? Masih banyak perempuan lain yang cocok sama kamu," Jessica berucap lirih.

"Karena hanya lo yang memenuhi keriteria gue. Lo itu cantik, pintar, gak lebay, dan gak banyak ngomong. Lo mau kan? "

"I—iya aku mau,"

Oh Tuhan, akhirnya!

"Ahh gue seneng banget akhirnya lo mau. Lo cukup perhatian sama gue sesuai cara lo. Pokoknya lo anggap gue pacar lo. Terserah lo mau panggil gue apa. Plis, bantuin gue bisa lupain mantan gue," Jawabku sambil memegang tangannya. Tangan dia dingin banget.

"Iya"

"Oke. Ayo kita pulang," menarik tangannya sambil menggenggamnya, semoga ini awal yang baik. Dan semoga gue bisa lupain Ciara.

***

Maaf banyak typo bertebaran!;)

Vote and comment !!

Instagram: kn.andini
Line: kn.andin

Love you,xxx.

Cinta Dalam DiamWhere stories live. Discover now