Chapter 18 : War

771 62 0
                                    

"Kalian tahu kan perang bukanlah jawabannya?" tanya Anne. "Memang bukan. Namun, itu adalah jawaban yang paling tepat saat ini," jawab Miller. "Aku rela mengambil resikonya," ucap Anne. "Jika tidak, surat ini tidak akan dibuat," timpal Carla.

"Jika kita kalah dan mereka mendapatkanku, biarkan saja aku mati," kata Anne. "Kami tidak akan kalah dan kami tidak akan membiarkan kamu mati," tekad Pete. "Baiklah, Anne. Kirimkan surat ini," ucap Kate. Anne meniupkan bubuk pixie-nya. Muncul dua ekor burung merpati yang lalu mengantarkan surat itu. "Baiklah, sekarang kita coba perlengkapan ini," perintah Kate sambil mengeluakan armor milik kakeknya.

Dua hari berlalu. Balasan dari surat perjanjian itu sudah datang melalui kurir. 

"Jika itu mau kalian, kami dengan senang hati menerimanya dengan janji yang tak akan kami ingkari. Surat ini sudah diketahui oleh banyak orang di desa dan perang ini akan jadi perang yang bersejarah. Selamat menikmati kekalahan kalian," ucap Kate membacakan isi suratnya. "Dia terlalu menyombongkan diri," geram Kate. "Baiklah besok adalah hari yang besar lebih baik kita beristirahat tidur yang nyenyak menyiapkan diri. Selamat malam," usul Carla. Mereka semua lalu pergi ke kamar untuk tidur. Anne belum tidur melainkan ia pergi ke luar rumah memandangi langit malam dipenuhi bintang bersama Cole.

"Besok adalah hari besar, Cole," ucapnya. "Ya aku tahu," jawab Cole. "Jika aku mati, apa yang akan kau lakukan?" tanya Anne. "Aku akan tetap berada di sampingmu," jawab Cole singkat. Anne bingung. "Bagaimana bisa? Kan aku sudah mati?" tanya Anne lagi. Cole duduk di pangkuan Anne lalu berkata "Karena kau tidak akan mati dan aku akan selalu menemanimu dalam kehidupanmu yang bebas nanti," jawab Cole. Tak terasa air mata mengalir dari mata gadis itu lalu membasahi pipinya. "Aku beruntung menemukanmu," ucapnya. "Kau memang beruntung, Anne," sindir Cole.

"Tidurlah, bukankah besok hari yang besar?" perintah Pete tiba-tiba. "Kau juga belum tidur," ucap Anne. "Aku akan tidur jika kau sudah tidur. Dalam saat-saat seperti ini bukankah bisa saja mereka menyusup ke sini lalu membawamu lagi?" terang Pete. Senyuman tipis menghiasi wajah Anne. "Baiklah, selamat malam," ucap Anne. Ia lalu menidurkan dirinya di atas lantai beralaskan selimut tebal. Pete tidur di sampingnya.

Anne dan teman-temannya bangun lebih awal. Mereka bersiap-siap dengan memakai armor. "Sepertinya kurang," ujar Carla. "Aku tidak usah. Aku bisa menyihir diriku," tolak Anne. Mereka semua menyetujuinya. "Anne, jangan lupa kau bawa bubuk pixie itu," ingat Pete. Anne mengangguk. Pukul lima pagi mereka sudah bersiap-siap. "Baiklah, jangan panik karena jika panik,pasti tak akan berjalan lancar," ucap Anne pada dirinya sendiri.

Pukul setengah tujuh pagi, mereka berangkat ke laboratorium Joey menunggangi kuda. Memang, dari rumah Kate ke lab Joey tinggal lurus saja namun, jaraknya cukup jauh. Banyak orang yang melihat Anne sambil berbisik

"Ia akan mati hari ini,"

"Percuma saja berperang,"

"Walaupun mereka akan menang nanti, aku tetap akan membencinya karena ia mythies dan mereja membelanya,"

Kenapa harus membeci mythies?bukankah Anne tidak pernah melakukan hal yang menyebalkan pada mereka?

MythiesWhere stories live. Discover now