Chapter 3: Run Away pt 2

1.8K 127 0
                                    


"Gelap sekali.." Kata Anne dengan nafasnya yang tak beraturan. "Tenanglah Anne, kita sangat aman di sini." Carla berusaha menenangkan Anne. "Hei Anne, kau kan pasti memiliki kekuatan mengapa kau tak coba memakai sihir agar ruangan ini terang?" Pete asal bicara.

"Aku butuh guru untuk itu. Kau kan tau aku hidup selama 9 tahun bersama manusia aku saja belum tau kekuatanku apa." Suara Anne bergetar. Di dalam gua itu sangat gelap. Mereka hanya bisa berpegangan tangan agar tidak terpisah. "Hei, apakah ada jalan lagi ke dalam?" tanya Carla. "Entahlah. Anne, tanganmu sangat berkeringat. Tenanglah kita sudah aman." Ujar Pete. Anne hanya terdiam. Anne meraba-raba dinding itu.

"Hei! Kita bisa masuk lebih dalam lagi." Kata Anne. IA lalu melepaskan tangannya dari Pete dan Carla lalu merangkak mengikuti arah goa itu. "Anne, apa kau yakin?" Tanya Carla ketakutan. "Iya aku yakin." Entah mengapa tiba-tiba Anne sangat berani.

"Lihat! Ada sedikit cahaya!" seru Pete. Tiba-tiba Anne terpeleset.

"Anne!" Teriak Carla dan Pete. "AAAAHHH!" Teriak Anne. Anne terperosot ke bawah. "Anne?" Pete mencoba memastikan Anne. "Guys kalian harus ke bawah sini! Cepatt!" kata Anne. Carla dan Peter menuruti perkataan Anne.

"Kita ada di mana?" tanya Carla. Matanya berbinar melihat cahaya yang memancar dari luar. Dapat terlihat jelas dari kaca jendela. "Aneh.." Ucap Pete bingung. Anne membuka jendela itu. Anne lalu berusaha ke luar lewat jendela itu. "Anne, tunggu!" seru Carla. "Tidak! Ini.. sangat indah! Ke luarlah kalian" kata Anne. Carla dan Pete lagi-lagi menuruti Anne.

Mereka terpana memandangi pemandangan indah itu. Padang rumput yang hijau ditumbuhi bunga dan ilalang. Kupu-kupu berterbangan. "Bukankah kita terperosot dan harusnya kita berada di bawah tanah? Kok..kita?" Pete bingung. Sangat bingung.

"Selamat datang di Wodery Field" Ucap seorang perempuan berumur sekitar 17 tahun berambut blonde sepinggang memakai dress selutut berwarna kuning pastel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Selamat datang di Wodery Field" Ucap seorang perempuan berumur sekitar 17 tahun berambut blonde sepinggang memakai dress selutut berwarna kuning pastel. "Oh! Kau pasti Anne Spring! Akhirnya kau datang juga. Aku akan mengajarimu sesuatu!" Ucap gadis itu lagi.

"Sebelumnya, siapa namamu?" tanya Pete. "Oh, maaf. Namaku Kareen Caramel. Panggil saja Caramel." Jawabnya.

"Aku Peter Meffley"

"Aku Carla Meffley"

"Aku Anne Spring"
Mereka semua berjabat tangan. "Ah tidak-tidak aku sudah tau nama kalian semua." Kata Caramel.

Mereka bertiga hanya terdiam. "Ah iya. Kalian pasti habis bersembunyi kan? Ayo ikut aku! "
Caramel menuntun mereka untuk memasuki ke rumahnya di dalam sebuah pohon besar.

"Ini rumahku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ini rumahku. Kalian akan tinggal di sini bersamaku sampai Anne menemukan kekuatan serta ingatannya kembali. Jangan membantah ini tugasku." Terang Caramel.

"Apa ini semua nyata?" tanya Carla.

"Ohh tentu Carla. Lubang di dinding itu memang terhubung ke sini jadi kalian bukan berada di bawah tanah tenang saja kalian hanya merasakan itu." Jelas Caramel.

Matahari mulai tenggelam. "Anne, kita mulai berlatih besok, oke?" Caramel memegang kedua bahu Anne. "Kau harus menemukan kembali ingatanmu karena kau harus tau siapa dirimu" Caramel menatap kedua mata Anne. Anne hanya mengangguk.

Malam hari tiba.

Anne berjalan-jalan ke luar rumah.

"Hei Anne. Sedang apa?" Tanya Pete dari belakangnya.

"Pete? Aku hanya berjalan-jalan saja. Aku tak bisa tidur."

"Aku ingin berbicara padamu, Anne." Pete pun duduk di atas rerumputan yang hijau. Anne juga duduk. "Mungkin ini bisa membantumu mengingat kembali" Pete menatap Anne dengan penuh keyakinan.

"Baiklah, Anne. Ceritakan padaku segala yang kamu ingat."

Anne terdiam sesaat. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu memegangi lehernya kebingungan.

"Baiklah. Aku hanya ingat saat aku berumur 5 tahun aku dikurung di ruang rahasia lalu saat berumur 6 tahun aku diadopsi oleh Farley. Lalu aku meninggalkan desa itu. Desa itu penuh dengan tulang-belulang manusia? Aku tak tahu, Pete. Itu yang kuingat saat aku berumur 5 dan 6 tahun" Ucap Anne yang lalu menidurkan dirinya di atas padang rumput.

"Apa kau tau bahwa kau bukanlah manusia biasa?" tanya Pete.

"Eh? Aku hanya tau kalau aku itu Mythies" Jawab Anne polos.

"Apa kau tak tau bahwa banyak orang di luar sana mencarimu setengah mati?" Tanya Pete lagi.

"Apa memang begitu? Memangnya untuk apa?" Anne bertanya balik.

"Kau itu.. satu-satunya" Pete menghentikan kalimatnya.

"Apa maksudmu? Keluarga dan teman-temanku kan ada di tempat yang lebih baik jadi aku bukan satu-satunya Mythies. nanti akan ada saatnya aku menyusul mereka. Aku tak sabar" Anne dengan lugunya masih saja percaya bahwa keluarga dan temannya masih hidup.

Pete menidurkan badannya di atas rerumputan hijau di samping Anne. Anne terlihat sangat tenang.

MythiesWhere stories live. Discover now