Chapter 10 : Uninvited Guest

793 69 0
                                    



2 bulan telah berlalu. Belum ada yang menemukan persembunyian mereka. Anne dan kedua kakak angkatnya semakin mahir menggunakan benda tajam itu berkat Garret. "Hei. Kau tau kan besok aku akan berumur 15 tahun? Aku sudah beranjak dewasa," Ucap Anne. Miller tertawa mendengarnya. Ia teringat masa mudanya yang sedang meniup lilin ulang tahun ke 15 tahunnya. "Umur dewasa itu 18 tahun. Kau masih jauh," Ucap Caramel. "Tapi kau akan mengadakan pesta untukku kan?" tanya Anne senang. Caramel tersenyum. "Eh? Entahlah," Jawab Caramel. Anne merengut. Ia ingin sekali ulang tahunnya dirayakan karena ia belum sekalipun dirayakan ulang tahunnya. "Garret ku-undang," Ucap Anne senang.

"Kenapa kau tak menanyakan kami dulu?"Tanya Miller. "Habis aku tau kalian tidak memperbolehkan," Jawab Anne. Miller menghela nafasnya. Betapa kagetnya ia karena Anne dapat dengan mudah menebaknya. "Tak apalah. Kau berhutang padanya." Miller tersenyum.Keesokan harinya, hari yang ditunggu-tunggu Anne. Ulang tahun ke 15-nya. Anne memasang senyumannya sepanjang hari, bahagia. Walau keluarganya tak ada di sampingnya, ia memiliki teman-temannya. Teman-teman yang sudah seperti keluarga. 

Anne meniup lilin yang tertancap di atas kue strawberry cheesecake buatan Carla. Dipakainya baju baru hadiah dari Miller. Baju berwarna kuning, tidak mencolok dan membuatnya merasa ia adalah putri kerajaan. Seharian penuh ia menunggu kedatangan Garret. Sampai tengah malah ia masih menunggu namun ia tak datang juga. Anne memutuskan untuk menunggunya di teras depan rumah. Garret tak datang melainkan meninggalkan pedang silver sungguhan dan secarik kertas berisikan tulisan.

"Anne, maaf aku tak bisa datang ke pesta ulang tahunmu. Aku ingin datang. Bukan hanya aku yang ingin datang tapi banyak teman-temanku yang sudah menunggu. Aku sengaja melatihmu agar kau bisa mengatasi tamu-tamu yang tak diundang. Maafkan aku, Anne." itulah isinya. Anne bingung. Ia tak mengerti maksud dari 'tamu-tamu tak diundang' namun, Anne tak menghiraukannya. Anne mengambil pedang silver itu. Pedang itu mengkilap.Dapat terlihat jelas pantulan wajahnya di pedang itu. Ia memandangi dirinya. Kagum. Ia mengagumi dirinya sambil tertawa pelan. Tiba-tiba  sesosok laki-laki yang ia kenal terlihat dari pantulan itu.

"Garret?"

"Hai Anne. kau suka?"

Anne terkejut. Ia menjatuhkan pedangnya lalu membalikkan tubuhnya ke arah Garret. "Kau telat," Ucap Anne. Garret tersenyum tipis. "Aku tau," Jawabnya.

"Sebentar lagi mereka datang," Ucap Garret.

"Siapa?" Tanya Anne.

"Tamu-tamu tak diundang. Ada banyak sekali,"Anne tertawa pelan. Kini ia mulai curiga.  "Aku serius," tambah Garret. Anne masih tertawa pelan. Raut wajah Garret terlihat sedih. Tiba-tiba Garret mendekap mulut dan hidung Anne dengan sapu tangan yang sudah tercampur obat bius. Anne tertidur pingsan. Garret membawanya ke rumah Anne, ke kamarnya bersama pedang dan surat itu. "Maafkan aku, Anne." Ucap Garret pelan yang lalu ia pergi meninggalkan rumah itu.

Pukul 09.00 pagi.

Anne belum juga bangun. Caramel memasuki kamarnya. Ia melihat sudah ada pedang silver dan secarik kertas berisikan tulisan. Caramel membacanya.

"Tamu tak diundang?" Tanya Caramel pada dirinya sendiri.     

MythiesWhere stories live. Discover now