Chapter 4 : The Girl and the Spell

1.6K 96 0
                                    


Pagi-pagi sekali Anne sudah terbangun. Ia menyaksikan matahari terbit dari atas pohon yang ia panjat.

"Anne, turunlah! Ayo kita mulai pelajaran pertama" Ajak Caramel. Anne pun turun dari pohon.

"Baiklah Anne, duduk di sini lalu tenangkan dirimu."

Anne duduk dia atas kayu bekas pohon yang ditebang.

"OK Anne. Makan ini. Ini kenari. Jika kau sering mengonsumsi kenari, ingatanmu akan lebih mudah kembali."Caramel memberikan kenari pada Anne.

"Aku masih tak mengerti mengapa kalian tak memberi tahu padaku saja?" Anne mulai kesal.

"Oh Anne, kau harus ingat dengan sendirinya pertama, karena kau harus mengetahui lebih dalam siapa sebetulnya dirimu, siapa keluargamu, di mana kau harusnya berada dan kedua, kami dilarang memberi tahumu." Caramel menjelaskan pada Anne dengan sabar.

"Siapa yang melarang-mu?"

"Tentu saja kami tak boleh membocorkan hal itu. Aku yakin kau akan mengingatnya." Caramel lalu pergi meninggalkan Anne. "Kau perlu waktu untuk berpikir sendiri Anne." Caramel lalu masuk ke rumah pohonnya.

Anne terduduk di atas kayu. Ia berusaha dengan sangat keras untuk mengembalikan ingatannya. Sudah berjam-jam Anne duduk termenung berusaha mengingat-ingat masa lalunya.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Aku sama sekali tidak ingat. Aku tak mengerti!" Anne bergumam. Malam hari pun tiba. Anne segera tidur.

Anne tertidur.

"Ayahh, ibu! Kalian mau ke mana?" seorang anak berumur 5 tahun dengan rambut sepinggang berwarna rose purple memasang muka memelas. Tiba-tiba datang sekumpulan manusia menyerang desa itu.

Anne terbangun dari mimpi anehnya. Ia melihat cahaya berwarna biru laut dari jendela kamarnya. Cahaya itu berubah menjadi sesosok wanita tua yang tak asing bagi Anne. Anne menganggap itu hanya mimpi jadi, ia kembali tidur.

Esok harinya, Caramel memberikan buku kepada Anne. Buku itu bukan sekedar buku novel atau komik. Tetapi itu adalah buku

"Book of Spells"

"Untuk apa?"tanya Anne polos.

"Anne, keluargamu itu dapat menggunakan sihir. Mereka adalah mythies begitu juga dengan kau jadi kau harus mengetahui sihirmu" terang Pete.

"Oh. Jadi, apakah aku membutuhkan tongkat sihir seperti yang di film-film?" Anne bersemangat.

"Tidak Anne, kau akan memakai bubuk." Jawab Caramel sambil menyodorkan bubuk itu.

"Dari mana kau dapat ini?" tanya Anne lagi.

"Pete dan Carla yang membuatnya." Jawab Caramel.

"Sudahlah, kau baca saja buku itu dulu." Kata Caramel. Anne pun membaca buku itu dengan cermat.

Selagi Anne membaca buku itu, Pete mengambil pedang yang ditimbun sebuah batang pohon.

"Caramel, kau bisa menggunakan ini?" Tanya Pete sembari melepaskan pedang itu dari tempatnya.

"Ya begitulah. Dengar, Kau dan Carla harus belajar cara menggunakan itu karena mereka akan datang lagi cepat atau lambat." Caramel pun mengambil pedang itu dari tangan Pete.

"Apa kau tinggal sendirian di padang rumput yang luas ini?" Clara penasaran. "Em.. tidak juga. Aku punya banyak teman di sini tapi aku tak mau mereka tau aku menyembunyikan Anne nanti ada yang berkhianat." Caramel pun mengacungkan pedang dengan sangar.

"Baiklah, ajari aku" Pete memohon pada Caramel. Begitu juga Clara. "Oke. Tapi aku harus membeli pedang terlebih dahulu. Aku akan ke tempat temanku sebentar. Kalian jangan pergi ke mana-mana ya. Jaga Anne!" Caramel pun meninggalkan mereka.

MythiesWhere stories live. Discover now