14. Liburan tragis

12.1K 1K 45
                                    

Musim liburan sudah tiba. Daiki dan Akihiko telah menyelesaikan ujian semester mereka.

"Liburan, liburan, ah liburan. Huh liburan, ya? Menyenangkan, aku tidak usah belajar. Tapi, ah, liburan menyebalkan!"

Akihiko mengetuk-ngetukkan minumannya di meja. Daiki yang melihat Akihiko berbicara tak jelas mulai jengah. Mereka sedang di kantin, dan beberapa orang menatap Akihiko dengan tatapan aneh.

"Apa otakmu juga sedang liburan?"

"Eh? Mana bisa?"

"Kau terus saja berbicara tak jelas."

"Dai~ aku bahagia liburan sudah tiba."

"Semua orang juga begitu."

"Tapi, aku juga sedih."

"Hm?"

"Kita akan jarang bertemu. Aku tidak tahu bagaimana mengatasi rasa rinduku."

"Idiot."

"Ck, kau ini, bagaimana bisa kau santai-santai saat kau akan jarang bertemu dengan kekasihmu?"

Daiki menaikkan salah satu alisnya.

"Aku sudah melihatmu terus menerus selama 1 semester ini."

"Apa kau ingin bilang kau bosan denganku?"

"Apa kau tuli?"

"Ya! Aku serius!"

"Diamlah. Kita masih bisa berkomunikasi. Dunia sudah canggih."

"Tapi, itu tidak akan sama bila bertemu langsung."

"Kenapa kau ribut sekali? Cepat, habiskan makananmu!"

"Tapi- ah baik, baik."

Akihiko tidak berani mengatakan protesnya setelah melihat Daiki memberinya tatapan mematikan.

###

Selama seminggu awal liburan Daiki dan Akihiko hanya berkomukasi lewat pesan singkat ataupun telepon. Itu saja Daiki akan malas-malasan membalas pesan Akihiko atau menjawab telepon Akihiko.

Selama seminggu ini juga Akihiko hanya disibukkan dengan bekerja di restoran. Musim liburan dan restoran semakin ramai pengunjung.

Saat ini, Akihiko sedang tiduran di atas ranjangnya. Jam menunjukkan pukul 07.00 pagi. Akihiko baru saja bangun tidur, tetapi ia tidak beranjak untuk melakukan sesuatu. Kebetulan restoran libur untuk 3 hari.

"Bosan, bosan, bosan."

Ponsel Akihiko berbunyi nyaring mengejutkan Akihiko. Ia cepat-cepat menyambar ponsel nya dan ternyata Daiki yang menelponnya. Dengan penuh semangat ia mengangkat telponnya.

"Haloooo sayang, bagaimana? Rindumu sudah tidak tertahankan lagi?"

"Maaf aku salah sambung."

"Oh, tidak, tidak, tidak! Dai, aku hanya bercanda. Jadi, tumben sekali kau meneleponku pagi-pagi seperti ini?"

"Bersiap-siaplah."

"Eh? Maksudnya?"

"Aku akan mengajakmu jalan-jalan. Bawa baju ganti."

"Benarkah? Baik, baik, baik! Aku akan siap dalam 10 menit."

"Kalau aku sampai di depan rumahmu dan kau belum siap, lupakan saja tentang jalan-jalan."

"Tidak! Aku akan siap-siap sekarang. 10 menit, 10 menit. Oh! Sebaiknya kau jangan ngebut. Pelan-pelan saja supaya selamat."

Tut Tut Tut

Dumb! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang