8. Perasaan ini...

12.7K 1.1K 21
                                    

Hari ini hari sabtu, sekolah libur. Daiki masih bermalas-malasan di tempat tidur ketika akhirnya ponselnya berbunyi. Seseorang menelponnya. Daiki meraih ponselnya yang ia letakkan di meja dekat kasurnya.

Mikoto calling...

Tut

"Selamat pagi, Dai."

"Pagi..."

Daiki menjawab dengan suara serak, khas orang baru bangun tidur.

"Kau ada acara hari ini?"

"Uhm. Tidak."

"Bagus. Ayo kita kencan."

"Uhm. Oke. Jam berapa?"

"Jam 10? Apa kau masih tidur?"

"Er... Baiklah, aku bangun sekarang."

"Baik. Aku akan bersiap dan menunggumu."

"Iya."

"Dai. Jangan tidur lagi. Lihat jam berapa sekarang?"

Tut Tut Tut...

Daiki baru saja ingin meletakkan kepalanya kembali di kasur, sebelum Mikoto mengatakan hal itu dan memutus sambungan. Daiki menoleh pada jam weker di sampingnya. Pukul 08.50. Daiki memutuskan untuk bangun dan mandi.

Selesai mandi ia memilih baju yang simpel, kaos putih bergambar gitar ditutup dengan kemeja kotak-kotak berwarna merah, kemudian celana jeans hitam. Daiki merapikan rambutnya sedikit, mengambil kunci mobil setelah itu ia turun ke bawah. Masih pukul 09.15. Ia memutuskan untuk sarapan dulu di luar sebentar.

Selesai sarapan, Daiki mengemudikan mobilnya ke rumah Mikoto. Jarak rumah Daiki dengan rumah Mikoto jauh memang, dan Daiki yakin bahwa ia akan terlambat 1 jam, tetapi ia tetap santai.

Sampai di depan rumah Mikoto, Mikoto sudah menunggu Daiki di teras.

"Kau terlambat."

"Aku tahu."

"Kau tidak ingin meminta maaf?"

"Tidak. Sejak awal bahkan bila aku terburu-buru pun tetap akan terlambat. Dari rumahku ke sini membutuhkan waktu paling tidak 50 menit."

"Tapi, kau terlambat 45 menit."

"Kau benar. Kau ingin pergi atau tidak?"

Mikoto yang kesal dengan Daiki pun akhirnya masuk ke dalam mobil.

Dasar pria tak punya perasaan! Bahkan, ia terlambat selama itu dan tidak berniat meminta maaf? Menyebalkan! batin Mikoto.

"Kalau kau bersikap seperti itu, lebih baik kita tidak jadi kencan Mikoto."

Mikoto mendengus, tetapi akhirnya ia memaksakan senyumnya.

"Baik, ayo kita pergi."

"Kau ingin pergi ke mana?"

"Apa kau sudah makan?"

"Apa kau belum makan?"

Daiki balik bertanya, dan Mikoto menggeleng.

"Bagaimana bisa?"

"Aku menunggumu, ingin makan bersamamu."

"Baiklah, ayo kita ke restoran."

Daiki memikirkan restoran mana yang akan ia kunjungi. Akhirnya ia memilih ke restoran Mou Mou, tempatnya bekerja dulu. Sekaligus ingin bertemu Genji, err... dan Akihiko.

###

Hari Sabtu, meski sekolah libur tapi restoran tetap buka. Akihiko masih ingin tidur bermalas-malasan sebenarnya. Namun, ia harus bekerja. Bekerja benar-benar menyita waktu liburnya, tetapi tidak apa-apa. Akihiko sudah berjanji untuk membantu Seika, jadi ia tidak akan mengeluh.

Dumb! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang