2. Bertemu lagi

23.2K 1.7K 79
                                    

Hari ini sangat cerah, secerah hati Akihiko. Pasalnya ayah Masato baru pulang dari luar negeri kemarin sore saat Akihiko main ke rumahnya. Saat itu, Masato merengek pada ayahnya untuk mengajaknya liburan. Namun, karena ayah Masato ingin beristirahat, akhirnya ayah Masato membelikan 2 tiket ke taman hiburan untuk Masato dan Akihiko. Akihiko tentu dengan sukarela bersedia menemani Masato bermain. Bermain dan gratis. Siapa yang menolak?

Rencananya, pulang kuliah nanti ia dan Masato akan pergi. Akihiko sudah tidak sabar menanti. Sepanjang pelajaran ia sangat bersemangat. Bersemangat menanti kuliah usai sebenarnya. Namun, anggap saja ia juga bersemangat belajar.

"Ahhh... Selesai juga!" gumam Akihiko senang.

Akihiko membereskan peralatannya, beranjak dari kursi, keluar kelas untuk menghampiri Masato. Sampai di kelas Masato, Akihiko melihat bahwa Masato masih membereskan peralatannya.

"Masato..."

"Eh? Aki bersemangat sekali."

"Tentu saja. Cepat bereskan peralatanmu. Kalau sudah terlalu sore nanti hanya bisa bermain sebentar."

"Hei, sabar. Siapa yang punya tiket?"

"Huh, sombong sekali. Apa kau benar temanku?"

"Ha-ha-ha... iya iya. Ayo."

###

Selama di taman bermain Akihiko dan Masato benar-benar menikmati. Mereka menaiki segala wahana yang ada. Bahkan berkali-kali Akihiko menaiki rollercoaster. Saat jam menunjukkan pukul 8 malam, mereka memutuskan untuk beristirahat.

"Uwah! Seru sekali. Aku masih ingin bermain, tetapi sudah lelah."

"Hah Aki, kau sudah naik rollercoaster 6 kali dan masih ingin bermain?"

"Tidak, Masato. Kali ini bukan rollercoaster, aku ingin naik bianglala."

"Eh, ayo naik. Tapi, aku ingin ke kamar mandi. Menunggu di sini sebentar, oke?"

"Uhn. Cepat, sana, cepat!"

Akihiko mendorong-dorong tubuh Masato.

"Uh, iya, iya."

Akihiko duduk di bangku yang disediakan. Di depan bangku yang didudukinya, agak jauh tapi terlihat jelas, ada stand lempar gelang. Banyak hadiah yang digantung yang bisa didapat bila pemain bisa memasukkan 5 gelang ke leher botol yang ditata sedemikian rupa. Akihiko melihat boneka ulat besar berwarna hijau. Tiba-tiba, Akihiko merasa ingin memilikinya. Ia pun berdiri, kemudian berjalan menuju stand tersebut. Melupakan Masato yang menyuruhnya menunggu.

"Berapa sekali main, Paman?"

"5 koin saja."

Akihiko menghitung koin yang dimilikinya, masih ada 23 koin. Masih cukup banyak. Koin untuk bianglala 13. Jadi, ia bisa main dua kali.

"Oke, Paman, aku mau main."

"Ini gelangnya, kalau kau bisa memasukkan 5 dari 8 gelang ini, kau bisa memilih hadiah yang di bagian sini."

Paman tadi menunjuk hadiah di sebelah kirinya. Hanya Boneka boneka kecil dan barang-barang murah lainnya. Tidak ada boneka ulat yang diinginkan Akihiko, karena boneka tersebut ada di sebelah kanan. Hanya ada dua buah boneka ulat.

"Kalau aku mau boneka ulat itu?"

"Masukkan semua gelang ke leher botol, dan kau bisa bawa pulang boneka itu."

"Baiklah."

Akihiko mengambil gelang tersebut dan mulai berkonsentrasi. Ia benar-benar serius. Lebih serius daripada ketika menjawab soal ujian.
Lemparan pertama, masuk.

Dumb! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang