9. Pengakuan

13.3K 1.2K 68
                                    

Akihiko berjalan ke kantin bersama Masato. Seika tidak pulang kemarin malam, dan belum kembali sampai Akihiko berangkat sekolah. Seika bilang ia lembur dan akhirnya menginap di rumah temannya. Jadi, pagi tadi Akihiko tidak mendapat sarapan dan juga bento.

Akihiko sedang memesan makanan ketika ia melihat Daiki masuk ke kantin sendirian. Kebetulan Daiki juga melihat Akihiko. Saat Daiki berniat menyapanya, Akihiko langsung memalingkan muka dan berjalan pergi meninggalkan pesanannya. Daiki mengerutkan keningnya bingung.

Namun, Akihiko ketika melihat Daiki ia akan teringat kejadian di restoran. Hatinya sakit saat menyadari bahwa Daiki sudah punya pacar. Jadi, Akihiko sebisa mungkin menghindari Daiki, untuk menghilangkan rasa sakit ini. Ya, Akihiko mengakui bahwa ia menyukai Daiki.

Masato yang melihat Akihiko berjalan keluar kantin, ikut keluar dan mengejar Akihiko.

"Oy, Aki! Kau mau kemana? Kau bilang kau lapar?"

"Uhm. Masato, kupikir aku sedang tidak nafsu makan."

"Uh? Kenapa?"

"Tidak apa apa. Sedang malas saja."

"Lalu kau mau ke mana?"

"Er... Ke perpustakaan?"

"Oh, tapi aku ada kelas sebentar lagi."

"Tidak apa-apa. Kau lebih baik membeli roti dan pergi ke kelas."

"Kau benar tidak apa-apa sendirian?"

"Ck! Kau pikir aku apa?"

"Hahaha baik, baik. Aku pergi dulu?"

"Oke."

Masato pergi ke kantin untuk membeli roti, setelah itu pergi ke kelasnya. Sedangkan, Akihiko kembali berjalan, ia ke kamar mandi dahulu sebelum pergi ke perpustakaan. Ingin membasuh wajahnya supaya lebih segar.

Saat sedang membasuh wajahnya, seseorang memasuki kamar mandi. Kebetulan sebelum orang itu datang, kamar mandi hanya ada Akihiko seorang. Ia mendongak dan melihat ternyata Daiki yang masuk. Mereka sama-sama terkejut.

Sekali lagi, saat Daiki mencoba menyapa Akihiko, Akihiko buru-buru keluar.

"Un. Maaf aku sedang buru-buru."

Daiki yang masih di depan pintu menyingkir. Akihiko keluar, berlari.

Daiki merasa bahwa Akihiko sedang menghindarinya. Hal itu membuat Daiki frustasi. Ia kesal dan kecewa karena Akihiko menghindarinya, tanpa ia tahu sebabnya. Padahal, Daiki sudah mengakui pada dirinya sendiri bahwa ia tertarik pada Akihiko, dan ingin mencoba mengenal dekat Akihiko. Saat ia ingin memulai pendekatan, justru Akihiko menghindarinya.

Akihiko berlari ke perpustakaan. Ternyata di perpustakaan sepi. Hanya ada dia dan penjaga perpustakaan yang ketiduran di kursinya. Akihiko masuk dan duduk di salah satu bangku yang di sediakan. Ia memilih tempat duduk di pojok, yang tidak akan terlihat dari pintu masuk.

Akihiko menyandarkan tubuhnya. Berpikir bahwa ia terlalu jahat karena menghindari Daiki. Daiki pasti bingung dengan sikap Akihiko. Namun, Akihiko tidak ingin merasakan sakit ketika bertemu dengan Daiki. Ia juga tidak ingin Daiki tahu bahwa ia menyukai Daiki. Akihiko takut bila Daiki mengetahui bahwa ia menyukainya, maka Daiki hanya akan jijik dan membencinya. Akihiko tidak mau itu terjadi. Saat ini, ia hanya mencoba menguatkan dirinya.

Akihiko memejamkan matanya, ketika ia mendengar kursi di depannya ditarik oleh seseorang. Ia membuka matanya dan sekali lagi terkejut. Daiki sudah duduk di depannya. Ya Tuhan! Kenapa orang yang ia hindari selalu muncul di depannya. Saat Akihiko bangkit berdiri dan mulai berjalan meninggalkan Daiki, Daiki menarik tangannya. Menahannya.

Dumb! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang