After Love Part 22

Start from the beginning
                                    

"Kenapa kau memarahinya?" tanya Yuri heran.

Jun terdiam sebentar. "Ah, itu... kemarin dia tidak sengaja memecahkan piring di dapur dan membuat kekacauan. Sepertinya dia merasa bersalah. Makanya dia sekarang terkejut melihatku."

Yuri mengangguk. "Ah! Jadi itu kenapa dia tampak mencari seseorang tapi terlihat bersembunyi. Ternyata dia takut padamu?"

"Benarkah?" tanya Jun mendengar ucapan Yuri. Dia hanya menatap geli pada tingkah konyol Sophia.

"Dia tidak terluka, kan?"

"Sedikit."

"Apa?!"

"Bagaimana lukamu, apa sudah sembuh?" Jun kemudian mengangkat menunduk, mengangkat ujung gaun panjang Shopia—yang sengaja menggunakan gaun panjang untuk menutupi plester lukanya—sehingga menampil kembali betis Shopia.

"APA YANG KAU LAKUKAN, MESUM?!" teriak Shopia yang spontan menampar Jun hingga jatuh terduduk karena terkejut dengan tamparan Shopia yang tiba-tiba. Shopia sendiri terkejut karena tanpa sadar, Jun telat mengangkat rok gaun panjang Shopia terlalu tinggi hingga memperlihatkan sedikit pahanya.

Dengan wajah memerah, Shopia segera berlalu dari kafe itu dengan hentakan kaki sebal. Sedangkan Jun sendiri hanya terus bergeming di tempatnya duduk dengan salah satu tangan yang memegang pipinya yang telah ditampar karena ikut terkejut. Ia sendiri masih tidak mengerti kesalahannya.

"Kenapa dia menamparku?!" seru Jun kemudian setelah menyadari bahwa seorang gadis baru saja menamparnya.

Yuri sendiri hanya bisa bersedekap menatap Jun sembari berdecak menggeleng-geleng pada tingkah Jun. "Salahmu sendiri, kenapa mengangkat rok seorang gadis. Jangan-jangan kau sebenarnya memang pria mesum?"

"Noona!" seru Jun sebal. "Aku hanya ingin melihat luka goresnya, sungguh! Noona pikir aku pria seperti apa?!" seru Jun yang tampak menggemaskan karena sebal.

Yuri sendiri hanya bisa terus menggeleng-geleng lalu pergi meninggalkan Jun yang masih terduduk di atas lantai. Beberapa pelanggang yang melihat kepolosan Jun hanya bisa ikut terkekeh melihat pria berwajah manis itu tampak seperti bocah yang sedang sebal.

***

Semenjak kejadian pernyataan kebenaran dari mantan ibu mertuanya semalam, Aluna menjadi lebih pendiam. Pendiam dalam artian dia selalu sedang memikirkan sesuatu, dan memikirkan itu membutuhkan waktu berjam-jam. Bahkan ia jalan dengan tidak fokus ke tempat kerjanya. Beberapa kali hampir menabrak tiang pun tidak membuatnya kapok.

Louis benar-benar amnesia. Kenapa dadanya terasa berat mengetahui Louis telah melupakan dirinya sepenuhnya? Apa karena rasa bersalah? Bagaimanapun semua ini bukan salah Aluna. Dia hanya melakukan apa yang patut ia lakukan sebagai pembalasan untuk orang yang sudah menyakitinya terlalu dalam.

Seharusnya sekarang ia bernafas lega karena Louis tidak akan menganggu dirinya lagi. Tapi kenapa rasanya sesakit ini? Hampir sama dengan rasa sakit yang ia rasakan saat Louis membawa seorang perempuan pulang ke rumah mereka dulu. Begitu menyakitkan.

Aluna menggeleng mengeyahkan pikirannya. Sepertinya Louis kembali mempengaruhinya. Ia menatap sekilas jam tangannya dan cukup terkaget melihat jam yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Ternyata ia sudah terlalu lama melamun hingga tak menyadari bahwa sudah saatnya jam untuk menutup toko.

"Noona!"

Sesaat setelah Aluna sadar dari lamunannya, suara menyebalkan Jun yang mulai terdengar kesal pun memanggilnya. Sebenarnya Jun sudah memanggil Aluna sejak tadi, tapi baru saat ini Aluna merespon dengan menatapnya polos penuh tanda tanya.

After LoveWhere stories live. Discover now