After Love Part 18

102K 5.5K 187
                                    

"Goodbye For Real."

Night everyone... Happy reading and enjoy^^
Don't forget to vomment~

Media : Love Me The Same - Jessica

***

Satu, Dua, Tiga.
Hanya dalam tiga detik, aku jatuh cinta. Hanya butuh tiga detik untuk membuatku jatuh cinta pada seseorang. Namun untuk melupakan seseorang, tiga detik pasti tidak mungkin cukup.
- Love Rain.

***

"Dengan ini, kalian, Tuan Louis Hendrick dan Nyonya Aluna Arina, kunyatakan resmi bercerai sesuai jalur hukum negeri ini dan takkan memiliki status apapun lagi."

Tok! Tok! Tok!!

Bertepatan dengan suara menggelegar dari sang hakim, suara ketukan palu yang sama menggelegarkannya pun terdengar mendominasi di ruangan besar itu. Membuat seketika seisi ruangan menjadi mencekam dan bernuasa aneh.

Louis, sang pria tersebut tampak tak terawat selama seminggu menunggu pengadilan ini. Di rahang tegas dan sekitar bibirnya ditumbuhi rambut bakal janggut yang halus, bajunya pun tampak kusut di sana sini. Benar-benar tak terawat sama sekali selama seminggu ini.

Louis hanya bisa menatap tajam palu yang terketuk itu seolah akan memakannya bulat-bulat tanpa menguyah. Siapa pun yang melihat keadaan Louis sekarang, takkan ada yang menyangka bahwa ia adalah CEO perusahaan besar di negara ini, melainkan orang akan mengira dia adalah pengangguran yang ditinggal istrinya karena mereka hidup terlalu miskin.

Sedangkan perempuan yang duduk di kursi samping yang tak terlalu jauh dari Louis hanya memandang tanpa minat ke palu itu, bahkan ia lebih memilih menundukkan kepalanya. Seolah lega atau pasrah, entahlah.

Tak ada orang tua Louis yang datang, hanya mereka berdua. Hati Rachel terlalu sakit untuk melihat hal itu sedangkan Joan lebih memilih bersama istrinya dan menenangkannya dibandingkan menemani putranya yang bodoh tersebut.

Aluna hanya bisa terus diam. Tidak punya emosi lagi. Ia tidak tahu harus mengeluarkan mimik apa untuk keadaan seperti ini. Namun satu yang ia ketahui, serasa ada sebuah bagian penting dari dirinya yang lenyap tiba-tiba saat ini. Namun ia bergeming, dia tidak boleh lengah, hatinya tidak boleh goyah. Dia sendiri yang memilih jalan ini dan dia sendiri yang harus menjalaninya. Mungkin hari berikutnya akan lebih baik dari ini.

Mungkin.

Mereka berdua pun berjalan keluar bersama dari pengadilan itu. Namun tak bisa dibilang bersama juga, lebih tepat hanya keluar secara bersamaan dengan jarak fisik yang terlihat jelas, seolah mereka menjaga jarak.

"Louis," dengan lembut Aluna memanggil nama itu saat melihat Louis hendak memasuki mobilnya yang ia parkir tepat di depan pengadilan. Tampak sekretaris Louis dengan sabar menunggu Louis karena ia harus mengantar jemput Louis. Aluna kemudian mengulurkan tangannya pada Louis, meminta jabat tangan formal.

Louis berbalik, menatap Aluna dengan dalam. Dengan tatapan terlukanya. Ia melepaskan gagang pintu mobilnya yang sudah ia sentuh dan berjalan perlahan, ke depan Aluna, saling berhadapan. Pandangannya kemudian ia jatuhkan ke tangan Aluna yang masih terulur kepadanya, menunggu balasan jabat tangannya.

"Apa ini?" tanya Louis yang lebih mengarah kepada arti jabat tangannya itu, dengan nada yang sinis dan tatapan yang meremehkan.

"Tanda perpisahan dan akhir dari semua takdir tak menyenangkan ini. Kembali ke jalan kita masing-masing. Aku ingin kita pisah secara baik-baik tanpa dendam lebih lagi, karena semua ini telah selesai. Sebagai orang asing." kata Aluna tulus sembari semakin menjulurkan tangannya untuk segera dibalas oleh Louis.

After LoveHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin