Chapter 30

310 12 0
                                    

Sudah 3 minggu disini, dan sudah berkali-kali aku terpleset. Dan kali ini kakiku sampai terkilir.

“aduhhhh.. sakit IYAN! gua bunuh lu!” teriakku.

“sabar dikit napa” jawab Iyan sambil memasang ancang-ancang seperti akan mematahkan kakiku.

“IYAN TAI LU! SAKIT BEGO!” teriakku sambil memuku Iyan.

“aduh kok gua dipukul sih, ini lagi serius. Diem!” jawab Iyan yang masih focus dengan pijatannya.

“mel? Siap?” tanya Iyan ambigu.

“hah? siap apa?” ucapku dan Iyan menujuk kakiku dengan ujung dagunya. Aku menggeleng.

“gak ada penolakan” jawab Iyan memaksa. Aku melongo.

Aku menelan salivaku dan hanya dapat berdoa semoga kakiku baik-baik saja. Aamiin.  

“AAAAAAAA SAKITTTTTTTT!!” teriakku membuat para orang datang menghampiriku dengan wajah mengungkapkan pertanyaan ada apa.

Aku mengatur nafasku. Dan Iyan mengusir mereka.

“gak ada apa-apa, keluar ya” ucapnya sambil menutup tenda.  
Tiba-tiba ada kepala muncul dari balik tenda.

“yan yan… itu tuh” ucapku sambil menujuk ke belakang Iyan.

“ada apaan?” Iyan menoleh kebelakang dan…..

“astagfirullah astagfirullah, DAVA! Lu kalau mau masuk masuk aja gak usah kayak gitu” bentak Iyan dan Dava hanya meringis kuda.

Aku menahan tawa melihat dua orang GGS Ganteng Ganteng Sedeng.

Dava masuk ke tenda dan menatap penuh arti ke aku dan Iyan.

“lu berdua ngapain hayo?” tanya Dava sambil menunjuk-nunjuk.

“kaki gua terkilir jadi dipijetin sama noh si tukang pijet” jawabku.

“gak usah mesum lu dav” ucap Iyan ketus.

“gws ya melll…” ucap Dava tersenyum ke aku

“.. dan lu yan—“ ucap Dava lagi sambil menunjuk Iyan.

“apa?” sela Iyan dengan tatapan menusuk.

“hehehe gapapa, saya pergi dulu, hormat” ucap Dava dan kemudian pergi.

Aku dan Iyan menatap Dava dengan kebingungan. Terkadang Dava itu serius tapi kadang keseriusannya itu gak pernah disadari. Dan kadang Dava kadang lucu tapi juga gak pernah disadari. Aneh bin ajaib dah.  

“makasih ya Iyan si tukang pijet” ucapku tersenyum manis. Dan Iyan hanya mengangguk dan pergi.

Aku masih penasaran sama Iyan. Dia itu masih sayang gak sih sama aku? Liat aja dah, kadang dia baik tapi kadang juga dia cuek banget. Kan kalau orang fall in love itu banyak baiknya, tapi ini apaan? Banyak nyebelinya. Eh tapi aku juga sih yang labil. Ahhhh tau ah aku bingung kan jadinya.

***

Makan malam.

Aku makan malam bareng Vian, diam ditenda itu bikin bingung mau ngapain.

“Vian vian, menurut mu relawan kita hampir sebulan ini gimana?” tanyaku.

“lancar, tapi kadang malah kamu yang sakit hadehhh” ucap Vian menepuk keningnya.

“hihihihi sorry bro, lah mau gimana lagi kepleset itu cobaan Allah”

“ya ya ya, mel hubungan kamu sama Kapten Iyan itu gimana?” tanya Vian to the point membuat aku tesedak.

Yes! I Love HimWhere stories live. Discover now