Chapter 28

133 4 0
                                    

3 tahun kemudian..

#Amel POV

“amel amel, pendonor sudah datang tolong dilayani dulu” ucap salah satu petugas PMI.

“siap” jawabku tegas.

Aku menghampiri pendonor dan melakukan test golongan darah beserta rhesusnya terlebih dahulu. Setelah selesai dengan 1 orang, nama ku kembali disebut.
“amel?” panggil petugas PMI yang lain.

“yaa??”

“ditunggu Vian diruangannya”

“ya saya kesana” aku melepas handscoon dan maskerku. Kemudian berjalan menuju ruangan Vian.

Oh ya, aku lupa memberi tau kalian. Vian? Alvian Fernando, Masih ingat kan? Dia teman sekelasku di SMK. Ternyata dia anak dari pemilik PMI, wajar saja sekarang dia menjadi ketua di PMI Jakarta Timur. Dan kalian harus tau, karena aku teman dekat dia dia menceritakan tentang ku ke ayah dia. Sampai-sampai aku di kasih jabatan sebagai wakil ketua, gila gak? Menurut ku gila. Aku sudah mohon-mohon buat bersikap adil tapi tetap aja gak bisa diganggu gugat.

Satu lagi, dia pernah nembak aku. Tapi aku tolak karena waktu itu aku masih berstatus pacaran. Dia kaget pas tau ternyata aku lagi berpacaran, aku sengaja gak memberitahu teman-teman karena jika mereka tau itu membuat aku risih. Pasti dikit-dikit diledekin. Walaupun sudah aku tolak dia masih deket denganku, ada rasa gak enak tapi mau gimana lagi dia rekan kerjaku masa iya mau gengsi.  

yes sir? What?” tanyaku.

“berasa tua tau gak..” aku cuman cengir kuda dan Vian menyodorkan surat ke aku

“..nih ada surat buat—”

“buatku?? Surat apa nih? surat ngajak jadian? Gak ah” ledekku.  
Aku ceritain lagi, Vian nembak aku dengan embel embel pake surat cinta hahaha cara klasik banget.

“malu maluin ahh, itu surat tugas nyet” jawab cuek Vian.

“oh ya? Dimana? Kapan? Horee”

“mending itu surat dibuka, diliat, dibaca” sambil menunjuk surat yang aku pegang.

‘Yang terhormat Alvian Fernando selaku ketua PMI Jakarta Timur, kami Tim Bara selaku tentara Indonesia meminta beberapa tim dari PMI untuk membantu kerja tentara yang sedang bertugas di Kalimantan dalam peristiwa terjadinya kebakaran hutan selama 1 bulan dikarenakan dibutuhkannya tenaga medis. Terimakasih’ batinku membaca surat ini.

“oke udah aku baca. ini surat permohonan menjadi relawan—“ ucapku terpotong.

“siapa bilang surat cinta” sela Vian.

“..aku lagi males yan, jangan pake tim ku ya” aku memberi senyuman maut.

“gak. Aku sudah putusin tim kamu dan tim ku yang ke Kalimantan”

“HAH? Viannnnn… 1 tahun terakhir aku belom dapet cuti dan sekarang kamu nambah pekerjaanku???” ucap ku frustasi.

“kamu pikir aku pernah libur? Rumor ada tambahan gaji loh” tanyanya dengan nada menggoda.

“Oke aku terima! Tim ku akan ke kalimantan” jawabku sambil berjalan menuju pintu.

“oke sia—“

“bentar, kalo aku ikut terus pekerjaanku di kepolisian gimana nyet?”

“atur sendiri lah nyet, ini udah aku daftarin” ucap santai Vian sambil focus dengan komputernya.

“hah? Yaudah aku mau ke mapolda dulu”

Aku mengambil kunci mobilku dan melajukan mobil menuju mapolda JakTim. Kemudian memarkirkan mobil dan berjalan masuk ke kantor.  

Yes! I Love HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang