24. Masa Depan.

4.4K 217 0
                                    

Seminggu kemudian.

Lagi-lagi rutinitas menghabiskan hari libur bersama. Seperti sore ini mereka masih berkumpul di belakang rumah Rian. Hanya saja hari ini mereka bertambah personel. Yang tak lain adalah Mely yang sudah official menjadi pacar Rian. Mereka tetap duduk melingkar, Rian, Mely, Syifa, Rio, Ariel, Rinda, Yoga lalu Adit.

"Besok udah ujian semesteran aja." Ucap Adit menatap satu persatu sahabatnya.

"Nggak nyangka beberapa bulan lagi udah nggak pelajar lagi." Sahut Ariel disetujui yang lain.

"Berarti gue doang yang masih pelajar dan gue yang paling unyu diantara kalian." Sahut Mely narsis.

"Lo sih bukan unyu tapi kunyuk." Ceplos Rinda tanpa menatap Mely. Ia masih tidak terima Rian memiliki pacar, yang artinya perhatian Rian untuknya akan terbagi.

"Berantem deh." Ucap Rian malas.

"Kalian mau pada kuliah dimana?" Tanya Mely mencoba mengalihkan Rinda.

Mereka saling melempar tatapan lalu mengangkat bahu, tanpa tak bisa menjawab.

"Gue sama kembaran gue di Orions Darma, biar satu kampus dan disana fakultasnya lengkap, fasilitas nya juga bagus dan lengkap." Jawab Rian sebagai perwakilan Rio dan Rinda.

"Gue mau nyoba UGM atau UI biar ada hukumnya dan PTN juga." Ucap Adit.

"Gue ikut Rian aja deh." PasrahYoga karena ia harus terus didekat Rinda.

"Aku mau sekolah Pramugari di Singapore." Sahut Syifa. Ariel yang mendengar jawaban Syifa membuatnya menatap Syifa senang.

"Kayaknya kita bakalan bersama selalu nih." Sahut Ariel pada Syifa. "Gue ambil sekolah pilotnya." Jawab Ariel. Syifa tersenyum senang.

"Asyik! Aku ada temannya." Girang Syifa.

"Yo, gue pinjem cewek lo dulu ya." Ledek Ariel dengan mengedipkan sebelah matanya pada Rio.

Dengan cepat Rio menoyor kepala Ariel kencang dan itu membuat mereka tertawa mendengar ledekan Ariel yang terlihat tidak ada takutnya pada Rio.

"Sakit nyet!" Ringis Ariel sewot.

"Berarti yang jauh Kak Fara, Kak Ariel sama Kak Adit dong?"

"Ya gitu deh." Respon Ariel.

"Kalian mau ambil jurusan apa?" Tanya Mely lagi pada sikembar dan Yoga.

"Gue Arsitek pastinya." Jawab Yoga.

"Gue kedokteran, Rinda Design, Rio Manajemen bisnis." Jawab Rian mewakili.

"Kok kalian beda kak?"

"Gue pengen jadi Dokter, jadinya Rio yang bakal ambil alih perusahaan bokap." Jawab Rian disetujui Rio dan Rinda.

"Nanti kalo gue nikah, lo yang design gaun gue ya Kak Da?" Ucap Mely pada Rinda senang.

"Emangnya lo mau nikah sama siapa?" Sinis Rinda.

"Iya nggak tau." Jawab Mely gugup.

"Sama gue lah, Dek." Timpal Rian sambil merangkul Mely. "Kalo Fara nikahnya sama siapa?" Tanya Rian pada Syifa tetapi dengan maksud menggoda Rio.

"Hah? Aku? Iya nggak tau." Jawab Syifa gagap.

"Sama gue." Sahut Rio tegas dengan mata menatap Rian tajam. "Kenapa? Hah!?" Sinis Rio.

"Santai aja kali tatapannya."

Lagi-lagi mereka tertawa melihat Rian dan Rio berdebat. Bahkan Rio menatap Rian seakan-akan ia akan membunuh Rian.

Sahabat Kembar [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang