13 - Yoga Patah Hati.

5K 239 1
                                    

SMA Mandala Mahesa

Tok tok tok

"Maaf Pak, saya disuruh panggil Kak Rio sama Pak Bonar."

Rio yang sedang bosan dengan pelajaran Fisika pun menoleh senang. Ia dapat tertolong untuk pergi dari kelas yang membosankan ini.

"Yes!" Girangnya lalu berdiri. "Akhirnya gue nggak belajar." Ucapnya pada Ariel dan Ariel berdecak kesal mendengar Rio meledeknya.

"Saya ijin ya, Pak." Ijinnya santai.

"Kita lanjutkan materinya." Ucap Pak Wawan didepan.

"Pak saya ijin ke toilet."

Tanpa menoleh kearah muridnya, Pak Wawan tetap melanjutkan materinya.

"Tidak Ariel! Saya tau kamu ingin menyusul Rio."

********

SMA Bintang Nusantara

"Kantin yuk!"

"Yuk!"

Sesampainya dikantin Adit dan Rinda memilih untuk mereka yang memesan makanan. Rian, Syifa dan Yoga mencari meja kosong untuk mereka. Sedari pagi, Yoga hanya diam, tidak bersemangat seperti biasanya.

"Lo kenapa, Ga? Diem aja dari tadi pagi." Tanya Rian heran.

"Nggak apa-apa, Yan." Jawab Yoga malas.

"Kamu patah hati?"

"Nggak Far."

"Biasanya lo godain Rinda." Ucap Rian.

"Lagi sakit gigi gue." Alasan Yoga malas.

"Makanan dateng!" Teriak Adit dan Rinda senang.

"Nanti pulang nonton yuk?" Ajak Adit sembari makan mie pangsit yang ia pesan.

"Ayok. Aku udah lama nggak nonton." Sahut Syifa girang.

"Gue nggak bisa, ada janji sama Ariel." Tolak Rinda tanpa beban.

"Mau kemana lo sama Ariel?" Tanya Yoga dengan nada tak suka.

"Santai kali nanyanya." Sewot Rinda. "Gue mau ke bengkel nemenin Ariel benerin motornya." Alasan Rinda.

"Manja banget segala ditemenin." Sewot Yoga tanpa berminat menyentuh makananya.

"Lo kenapa jadi sewot." Rinda ikutan kesel melihat sikap Yoga.

"Kenapa jadi adu bacot lo berdua!" Ucap Rian menengahi. "Lo marah karena Rinda nemenin Ariel?" Tanya Rian memastikan walaupun ia sudah tau jawabannya.

"Gue nggak marah, cuma heran aja kebengkel doang minta anterin manja banget." Jawab Yoga dengan nada sewot.

"Kamu cemburu?" Goda Syifa.

Rinda tidak merespon apapun, ia asyik melanjutkan makannya.

"Cie cemburu." Ledek Rian dan Adit.

"Bodo amat!"

********

"Ada apa, Pak?"

"Tolong gantikan saya bimbing tim agar bermain seperti kamu. Sekolah kita akan mengikuti kejuaraan provinsi bulan Januari." Ucap Pak Bonar pada Rio selaku mantan ketua futsal.

"Kenapa harus saya Pak? Kan ada Erik ketua futsal sekarang."

"Saya tak pernah meragukan kemampuan kamu. Makanya saya mau kamu yang bimbing tim. Kamu juga kan mantan ketua futsal. Saya hanya memantau kalian."

"Imbalan apa yang saya dapet?" Tanya Rio dengan senyum devilnya.

"Kamu bisa dispen kelas sampai kejuaraan selesai." Jawab Pak Bonar yang sudah paham betul keinginan murid kesayangannya itu.

Pak bonar tau apa yang diminta Rio karena Rio terkenal sering bolos kelas dan tidur di kelas tapi kemampuan dan kecerdasan Rio tak pernah ada yang meragukan.

"Akan saya ajarkan mereka Pak. Serahkan semuanya sama saya." Ucapnya bangga sambil menepuk dada kirinya."Kapan saya mulai latih mereka, Pak?"

"Terserah kamu. Lebih cepet lebih baik."

"Yaudah besok aja Pak. Hari ini saya sibuk." Cengirnya.

"Sibuk tauran maksud kamu?"

"Tau aja Pak."

"Yaudah saya tinggal dulu." Pamit Pak Bonar lalu pergi meninggalkan lapangan futsal.

Rio pun menghampiri timnya yang masih bermain. Rio meminta mereka menghentikan permainan mereka. Rio menatap anggota tim satu persatu. Ia sudah kenal beberapa anggotanya yang kelas 11.

"Gue disini buat gantiin Pak Bonar ngelatih kalian buat kejuaraan seprovinsi. Hari ini gue ada urusan, kita latihannya besok aja. Oke." Ucap Rio santai.

"Oke kak!" Serempak tim.

"Kak nanti jadi pulang sekolah?"

"Jadi. Lo nggak usah ikut biar gue aja sendiri." Jawab Rio pada Daniel yang juga anggota Maman Crew. "Yaudah kalian latihan aja sendiri hari ini. Gue mau tidur."

********

Ariel Fredyansyah

Da, gue udah didepan

Gue tunggu yaa

"Bang Yan, gue duluan. Ariel udah didepan." Ucap Rinda sembari menyandang tasnya. "Duluan ya semua." Pamitnya lalu pergi meninggalkan kelas dengan terburu-buru.

"Hati-hati Dek, bilangin Ariel!" Teriak Rian, Rinda hanya menganggukkan kepalanya tanpa menoleh kebelakang.

"Mati-mati dijalan!" Pekik Yoga tanpa menatap arah Rinda.

"Adek gue tuh!" Decak Rian dengan menoyor kepala Yoga pelan.

"Ariel yang mati!" Decak Yoga.

"Cemburuan banget sih. Belum jadi pacar aja cemburuan, gimana udah jadian, over banget kali lo ya ke Rinda." Goda Rian.

"Mana ada sih cowok yang rela cewek yang di sayangnya pergi sama cowok lain. Walaupun itu sahabatnya sendiri." Ungkap Yoga kesal pada Rian yang tersenyum jail kearahnya.

"Ah lebay!"

"Lo aja cemburu kalo gebetan lo jalan sama pacarnya. Padahal dia bukan siapa-siapa lo." Yoga membalas dendam pada Rian dan itu membuat Rian terdiam.

Syifa dan Adit hanya saling pandang melihat kedua sahabatnya berdebat kecil.

"Kenapa jadi gue sih!" Decak Rian tak terima.

"Far, lo sama gue aja, mumpung gue bawa motor dan nggak lagi sama Rinda." Ajak Rian dijawab dengan anggukan kepala oleh Syifa. Rian masih tetap ingin memanggil Syifa dengan panggilan Fara sampai waktu yang ia tentukan.

"Ngeles aja kayak angkot Bung!" Decak Yoga sambil menaiki motornya.

"Jadi nonton nggak nih?" Tanya Adit memastikan.

"Jadi dong." Jawab Rian dan Fara bersamaan.

"Lo ikut kan, Ga?" Tanya Adit pada Yoga yang bersiap-siap akan pulang.

Yoga menggeleng kepala sebelum helm menutupi kepalanya. "Guae mau tidur aja. Ngantuk!" Jawabnya langsung pulang tanpa pamit. Moodnya sedang hancur membayangkan Rinda pergi bersama Ariel.

"Playboy kayak Yoga bisa patah hati juga dan jatuh cinta sama sahabatnya sendiri. Saingan sama sahabatnya sendiri juga." Decak kagum Adit setelah melihat Yoga pergi meninggalkan mereka di parkiran.

"Salut deh sama Rinda bisa bikin playboy jatuh cinta." Canda Syifa.

"Tapi susah bikin Rinda jatuh cinta." Ujar Rian ragu.

"Ya susah bahkan kalo ada kata lebih dari kata susah bakalan gue ucapin." Sebal Adit pada Rinda yang memiliki hati keras.

********

31/05/2016

Sahabat Kembar [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang