"Hari ulang tahunmu kali ini harus spesial, Angela. Papa akan memberikanmu apapun yang kauminta." lanjutnya.

Rayhan melirik ayahnya dengan kesal. Ayahnya benar-benar memanjakan Angela mati-matian. Ia tidak habis pikir mengapa Angela begitu spesial di hati ayahnya.

Memang sejak kelahirannya, ibunda Rayhan divonis tidak bisa melahirkan anak lagi karena permasalahan pada kandungan. Kemungkinan besar ayahnya memang menginginkan anak perempuan.

Baiklah...Rayhan ingin tahu apa yang akan diminta Angela. Perhiasan? Tas mewah? Ponsel? Atau mobil mungkin...Ia tahu Angela bisa menyetir mobil seperti seorang pembalap.

"Aku ingin dua permintaan, Pa." jawab Angela sambil meringis.

"Kau begitu serakah, Angela. Apa saja itu?"

"Yang pertama aku tidak ingin meniup lilin dan memotong kue di acara hari ulang tahunku."

Ayahnya tertawa. "Kupikir kau akan meminta apa."

"Ini serius, Papa!! Aku malu meniup lilin!!. Aku bukan anak SD lagi." Angela berteriak kesal.

"Baik! Baik! Yang kedua?" ayahnya berusaha mengatur nafasnya setelah tertawa.

Rayhan menunggu jawaban Angela dengan penasaran. Keinginan Angela yang pertama cukup tidak berguna. Bagaimana dengan yang kedua? Angela tersenyum dan tanpa disangka tiba-tiba melirik padanya.

Rayhan merasakan firasat buruk tentang semua ini. Angela tidak mungkin mempermalukan dirinya di depan ayahnya, bukan? Semoga saja permintaan keduanya bukan meminta menikah dengan dirinya. Itu mengerikan...

"Aku ingin semua anggota keluarga kita menghadiri ulang tahunku, Papa." pinta Angela.

Rayhan mendesah lega mendengarnya. Jadi Angela hanya meminta semua anggota keluarga menghadiri ulang tahunnya. Berarti itu juga termasuk dirinya...sial! Tapi itu lebih baik dibanding bayangan menikahi Angela.

"Re...kau mendengarku? Kau bisa menghadiri ulang tahun adikmu, bukan?" ayahnya mengulang pertanyaannya. Rayhan tidak mendengarnya tadi.

"Tentu." Ia menjawab dengan malas.

Mata Angela membesar mendengarnya. "Benar ya, Kak!! Kakak nggak boleh bohong ya!! Aku akan menunggumu lho Kak!! Jangan sampai tidak hadir. Ya? Ya?" ia kembali kepada wujud aslinya yang bawel.

"Ya.." Rayhan menjawab dengan acuh tak acuh.

"Aku tidak percaya. Kau harus berjanji dulu, Kak."

"What!?" Rayhan hampir tak percaya mendengarnya. Ia menatap geram pada Angela yang tersenyum licik padanya lalu mengedarkan pandangan pada ayahnya dan Tania. Ternyata ayahnya memperhatikannya.

"Sudahlah, Re. Mengalahlah padanya. Apa ruginya kau menghadiri sebentar acara itu setelah bertahun-tahun kau tidak mempedulikan keberadaan adikmu. Papa tidak akan memaksamu lama-lama di sana asalkan kau memperlihatkan dirimu sebentar."

Rayhan menggertakan gigi mendengarnya. Lagi-lagi ayahnya memanjakan Angela bukan?

"Baiklah."

Akhirnya kata itu terucap juga dari bibirnya. Dengan terpaksa...

Angela terdengar bersorak gembira karena mendapatkan keinginannnya. Dasar gadis nakal.

______________

Setelah ayahnya pulang, keadaan terasa lebih baik dalam kehidupan Angela.

Ayahnya benar-benar mendatangi kepala sekolahnya dan mulai menuntut pihak sekolah menyelidiki ulang apa yang terjadi pada Angela. Pihak sekolah mulai banyak alasan tentang keputusan mereka kemarin. Mulai dari lupa password CCTV dan kesaksian keempat murid lain yang kurang lebih cocok dengan Mikaila dibanding Angela.

(END) RAYHAN AND ANGELA Where stories live. Discover now