PROLOG

3.7K 148 16
                                    

Gue cuma pen bilang kalo cerita ini gue buat karena ketergabutan gue. Kalian yang tipe-tipe serius, mending caw. Dan kalian yang recehnya ngelebihin kodrat, boleh lah mampir.

----

Gue menggeret badan cowok itu dengan kekuatan gue yang setara sama tenaga badak. Setelah sampai di depan pintu kamar mandi, gue lepaskan kakinya dengan kasar membuat cowok kampret itu terkaget-kaget. 

"Astaga...." Keluh si cowok sambil meringis sakit. 

Gue membuka pintu kamar mandi lalu bertolak pinggang, menunggunya masuk segera ke dalam ruangan itu.

"Cha, ini namanya penyiksaan di bawah umur." Gumamnya sambil mengusap kakinya. 

Ya, bodo amat. 

Ini, kan, demi kebaikan dia juga karena kita harus berangkat ke sekolah. 

Nggak mau telat, kan? Ya, terpaksa, gue harus pakai kekerasan untuk bawa dia ke sini. 

Wah.... Baik banget, ya, gue. Mau bersusah payah hanya demi cowok peng-gang-gu ini. 

Ck, applause, dong!

"Lo bisa dipenjara karena menyiksa makhluk hidup, Cha. Apalagi modelan cowok ganteng kayak gue. Percaya, deh, nggak ada, tuh, di luar sana yang berani nyiksa-nyiksa modelan gue gini."

Hoek!

"Nggak usah banyak ngomong lo. Mandi sekarang! Lo nggak liat ini jam berapa? Masih untung gue mau nyeret lo kesini!" Gertak gue dengan amarah yang membludak kayak Ibu tiri jahat di film-film sinetron.

Aih, sadis.

Setelah itu, nggak terdengar jawaban lagi. Cowok itu hanya menggeliat dan kembali tidur. Gue hanya sanggup menghela napas dan mengelus dada gue. 

Untung gue orangnya super sabar, kalo enggak, wah, nggak tau, deh, nasib orang ini kayak gimana.

Mata gue melirik jam dinding yang terpajang di kamar, "ASTAGA! LIMA MENIT LAGI PAGER SEKOLAH DI TUTUP!" Jerit gue nyaring. Gue yakin pasti yang lagi sarapan di lantai bawah pada keberisikan. 

Ah, udah, lah. Nggak tau lagi. Mau bolos aja rasanya.

"Cha! Mau berangkat bareng nggak!?" Teriak makhluk astral di lantai bawah a.k.a abang gue. Belum sempat gue jawab ajakan si abang, cowok jangkung yang satu detik tadi kembali ngorok, langsung buru-buru berdiri dengan ilernya yang masih mengalir deras.

Ew.

"Bareng sama gue aja dong. Gue mandinya cepet, deh. Suwer!" ucapnya menggebu-gebu sambil menunjukkan dua jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf 'V'. Halah, gue tau, ini anak setan pasti cuma pengin ada temen telat bareng.

Gue nggak akan ketipu!

"Dih, elo, kan, mandinya lama. Udah kayak cewek."

"Makanya mandiin. Biar cepet!"

"OGAH."

~~~


Btw, baca cerita gue yang lain, judulnya STRAIGHT

Blurb :

Raga meyakini bahwa dirinya tidak menyukai perempuan. Sama sekali tidak suka. Baginya, perempuan hanya ingin memanfaatkan status dan kekayaannya saja.

Namun keadaan berubah setelah ia bertemu Arfi. Lelaki dingin penuh teka-teki. Begitu misterius. Semua hal yang terlihat pada diri Arfi membuat siapa pun salah paham. Tak terkecuali Raga.

Sialnya, Raga sudah terlanjur menyukai lelaki itu tanpa menyadari identitas Arfi yang sebenarnya. Arfi bukanlah lelaki yang selama ini Raga yakini. Bukannya menghentikan perasaannya karena merasa dibohongi, pendapat Raga tentang perempuan malah berubah perlahan setelah ia mengetahui siapa jati diri Arfi yang sebenarnya.


Happy reading <3

Stupid Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang