Berbulan-bulan kemudian..  

“mel bulan depan UN, udah siap?” tanya Nanda.

“siap insyaAllah”

“kamu sehat kan? kok lemes gitu?”

“I’m fine nan, mau ke perpus gak?”

“mau lah, kamu harus ajarin mtk”

“siap komandan” jawab Amel sambil hormat.

Saat baru akan berjalan menuruni tangga, ada seseorang yang membisiki Amel.

“cailah iya deh yang nilai rata-rata UP nya peringkat ke 3 pararel” bisik Vian.

“eh vian, apaansi? Biasa aja kali”

“mau kemana nih?” tanya Vian.

“perpus, join?” ajak Nanda.

“call! Dari pada kayak kambing congek di kelas” jawab Vian.  

Mereka bertiga memasuki perpus, sepi hanya kata itu yang bisa menggambarkan keadaan perpus hari ini. Nanda dan Vian mengambil tempat di dekat rak buku statistic, fisika, mtk, kimia. Dan Amel langsung mencari buku yang ia perlukan.

“nih aku dapet buku yang sama kayak punya guru mtk kita” ucap Amel.

“ehh mel mel mel bentar jangan belajar dulu” cegah Nanda.

“loh kenapa?” tanya Amel.

“dengerin cerita Vian..”

“iya tadi tuh dikelas lagi ribut ngurusin kelompok belajar gitu mel, trus mereka nyebut nama kamu dan aku langsung keluar karena mereka ngomongin kamu” jelas Vian.

“ngomongin gimana?” tanya Nanda kepo.

“ya kayak Amel peringkat 3 perarel tuh harusnya bantu kita-kita dikelas belajar ehh malah ngeluyur entah kemana begitu Nan Mel” jelas Vian.

“hahaha biarin aja yan—” (nama itu mengingatkan ku kepada Iyan-batin Amel) Amel terdiam.

“kenapa mel? Jangan diambil hati” ucap Vian.

“eh-enggak kok, ayo belajar” ajak Amel.

Setelah belajar, mereka bertiga bercerita-cerita.

“vian, kapan PMI lagi?” tanya Amel.

“nanti aku kabarin jadwal PMInya” jawab Vian.

“nanti kalau aku ke Jakarta PMI ku gimana?” tanya Amel.

“kan bisa mutasi mel tapi harus ada alasan yang akurat” jelas Vian.

“ohh gitu”

“halahhhhh pasti kalau rapat gak pernah dengerin yaa” ledek Nanda.

“dengerin kok tapi dalam tidur hahahha” jawab Amel.

Mereka bertiga tertawa dan melupakan bahwa mereka sedang berhadapan dengan penjaga perpus yang killer.  

“sssssttttt bisa diem yang disana?!”

“yaaa buu” jawab mereka bertiga serentak.

***

Dirumah Amel

Amel pulang langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur. Kemudian mengambil Hp dari saku rok spannya yang sedari pagi tidak digunakannya. Melihat banyak sekali notifications Line.

“iyan?” ucap Amel sambil tersenyum.

Tanpa Amel menjawab Chattingan Iyan, ia freecall dengan Iyan.

Yes! I Love HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang