PROLOG

66.6K 3.4K 88
                                    

"Lo mah kalo dari jauh aja aduh ganteng banget pas dideket ih apaan sih."

"Kalo dia jauh aja heboh, pas dia ada disebelah lo, lo malah diem."

Gadis dengan rambut hitam sepunggung yang tergerai bebas itu mendengus seraya memutar bola matanya, jengah. Dia menatap malas ketiga sahabatnya yang malah cengengesan ga jelas karena sukses membuat dirinya gegana. "Coba lo ada diposisi gue," decaknya. "malu tau."

"Kalo suka itu harus berani malu."

Lagi, kedua bola mata hitam yang entah bagaimana bisa sedikit kecoklatan itu berputar dengan satu makian yang keluar dari mulutnya. "Gimana kalo dia ilfeel? gimana kalo dia jadi ngejauhin gue? gimana kalo dia pengen pindah kelas gara-gara gue? gimana kalo dia-----"

"Hidup lo kebanyakan gimana kalau. Engga bagus buat seorang jomblo pengkhayal kaya lo hehehe."

"Jadi secret admirer jaman sekarang itu udah antimaenstrim banget ga sih. Kenapa lo ga tunjukin aja selagi lo bisa?"

"Engga bisa! Gue ga bisa apa-apa kalo dia ada dideket gue."

"Lo ga bisa apa takut?"

Gadis itu menghela nafas pelan, matanya menjelajah ke seluruh ruang kelas yang ricuh karena freeclass. Pergerakannya berhenti, menyipitkan mata dengan sudut bibirnya sedikit mengulas senyum ketika melihat sosok itu dipojok, tertidur dengan earphone putih yang menyumpal telinganya.

"Iya, gue takut. Takut dia cuma cukup tau." suaranya pelan, seperti tertahan.

"Berani jatuh cinta, lo juga harus udah siap nerima apapun resikonya."

"Gini deh, mending rasa lo terpendam tapi lo deket sama dia," "Atau dia tau tapi menjauh?"

"Please, engga dua-duanya."

"Terus, mau lo apa kalo gitu?"

"Gue mau dia yang memulai hehehe."

"Ngarep lo, babi!"

Tawa keempatnya pecah, menambah keramaian kelasnya yang tidak layak disebut kelas. Lebih pantas disebut pasar kaget.

Laki-laki yang diam-diam gadis itu perhatikan daritadi menggeliat, memberi tanda kalo dia terbangun dari tidur singkatnya di jam kelas yang kosong senin pagi ini.

Ingin segera mengalihkan pandangannya karena merasa tercyduk. Tapi sialnya satu kedipan mata yang dia dapat mampu membekukan pergerakannya.
Matanya terkunci melihat laki-laki itu yang sekarang malah tersenyum kepadanya.

Ini tuh gue yang baperan atau emang lo ada rasa ke gue?

Selalu jadi orang terbodoh setiap lo ada dideket gue, tapi selalu terus berharap bisa deket sama lo.

Gue engga tau kalo ngerasain itu masuk kategori yang mana. Suka? Sayang? atau Cinta? atau emang gue nya aja yang selebay itu?

Karena gue ga yakin kalo gue punya salah satu rasa itu ke lo.

Tapi gue selalu ngerasa iri sama orang yang bisa dengan akrabnya bercandaan sama lo.








•••

Doi?
Bermacam-macam jenisnya.
Ga cukup sejam kalo udah bahas doi.
Tapi jangan keseringan cerita tentang doi ke temen, nanti ditikung~

HAHAHAHAHAHA!

Enjoy! 😊
Kasih gue vote+komentar dengan ikhlas. Kalo terpaksa, jangan. Karena cinta yang dipaksa aja ga enak, apalagi apresiasi kalian heu:'

Sebenernya anti sider-sider club.
Tapi lebih lagi..... Anti dibaperin abis itu ditinggal:'3











-published, 2016.
revisi, 2017-

DOI x IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang