Chapter 1 : The Girl Who Survived

3.7K 208 5
                                    


Namanya Anne. Ia dan keluarganya tinggal dengan damai di Desa Mythies.

Mereka bukanlah manusia biasa melainkan Mythies yang mempunyai kekuatan ajaib. Mereka dapat menggunakan sihir. Manusia menyebutnya Mythies karena mereka layaknya makhluk mitos yang memiliki kekuatan istimewa. Sudah 100 tahun lamanya Mythies dan manusia menjalin hubungan dengan damai sampai akhirnya, seorang ilmuwan bernama Joey, menyatakan bahwa mereka adalah ancaman bagi manusia dan dunia.

Sebelum perang antara manusia dan mythies itu terjadi, mereka hidup berdampingan. Mythies membantu manusia untuk membuat senjata, sedangkan para manusia memberi mereka uang dan lahan untuk tempat tinggal. 

Saat itu Anne hanyalah berumur lima tahun. Perang itu mau tak mau harus terjadi. Manusia melawan Mythies. Tentu para Mythies kalah dengan teknologi canggih para manusia. Para manusia itu dengan kejam  membunuh anak-anak, wanita, orang tua yang tidak bersalah. Para mythies mati. Hanya satu yang tersisa, yaitu Anne. Ia disembunyikan oleh warga sebangsanya karena mereka percaya bahwa Anne dapatmembuktikan jika Mythies tidak berbahaya dan perjuangan para mythies tidak sia-sia.

satu tahun setelah perang itu terjadi, Anne keluar dari persembunyiannya. Ia mencari keluarga dan teman-temannya. Desa Mythies sangat berbeda dari yang sebelumnya. Pepohonan yang tumbuh di sepanjang jalan, kini telah rubuh. Rumah-rumah dengan dinding beraneka warna telah hancur. Desa yang tadinya ramai dengan tawa anak-anak, kini hening tidak berpenghuni. Anne memeluk boneka kesayangannya dengan sangat erat. Rasa takut datang menghampirinya. 

Seorang anak laki-laki yang sebaya dengannya berjalan mendekati Anne sambil menggandeng tangan ayahnya. Dengan penasaran, ia bertanya pada gadis malang itu, "Apa kau tersesat?" 

Anne menatapnya sesaat lalu menjawab, "Tidak, Ini kampung halamanku. Aku mencari keluargaku apa kau melihatnya?" 

"Sayangnya, tidak," jawab anak lelaki itu sambil melepaskan tangannya dari genggaman ayahnya. Lelaki tua itu menepuk pelan pundak Anne sambil menatapnya dengan penuh penyesalan.

"Siapa namamu?" tanya lelaki tua itu kemudian.

"Anne, Anne Spring," jawab Anne.

"Namaku Farley, dan dia adalah anakku, Peter Meffley,"

Peter atau Pete mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Anne. Anne menyambar tangan Pete dengan senang hati.

"Nah, Anne, mulai sekarang, kau akan tinggal di tempat yang lebih layak," kata Farley lembut.

Anne tidak menolak ajakan lelaki tua dan anaknya itu. Lagipula, ia juga tidak mau tinggal di tempat yang tidak ada tanda-tanda kehidupan seperti desanya itu. Beruntung ayahnya memberinya sihir agar ia tidak bisa mengingat apa yang sebenarnya terjadi satu tahun lalu. Kalau tidak, tangisnya pasti sudah pecah dan besar kemungkinannya ia ingin membalas dendam.


MythiesWhere stories live. Discover now