Bagian 12

19K 1.6K 165
                                    

"Bang Ricky,"panggil Dylan saat masuk ke kamar gue.

Gue membuka mata dengan malas, "Apa?"

Dylan naik ke atas tempat tidur gue, "Kenapa kak Lucy enggak pernah ngehubungi Dylan lagi?"

Rasanya gue ingin meneriakkan ke Dylan, untuk tidak menanyai soal Lucy lagi. Kenapa juga dia masih menanyakan soal Lucy? Kalau dia tahu tentang semuanya, apa masih mau Dylan bertanya tentang Lucy?

Dylan mengoyang-goyangkan tubuh gue, "Bang Ricky, jawab,"

Gue berpura-pura tidur kembali, "Jangan gangu, Bang Ricky masih ngantuk,"

"Kalah Bang Ricky enggak mau jawab, Dylan bilangin mama kalau Bang Rikcy gangguin Dylan,"ancam Dylan

Kenapa adik gue yang satu ini, tidak bisa sehari saja tidak mengancam?

Dengan mata yang terbuka, gue tersenyum menatapnya, "Adik gue yang tersayang, Bang Ricky enggak tahu kenapa Lucy enggak pernah ngehubungi lo lagi,"

"Beneran?"tanya Dylan tidak percaya.

"Iya, mendingan lo ke bawah. Gue masih ngantuk,"usir gue.

Dylan menurut, dia turun dari tempat tidur gue, sebelum Dylan menutup pintu "Oke, Dylan percaya. Awas aja kalau Bang Ricky yang nyuruh kak Lucy buat enggak usah hubungi Dylan lagi,"

Itu adik gue paranormal? Atau dia bisa mengetahui apapun tentang gue? Kenapa ucapannya benar sekali? Apa selama seminggu ini, dia menyari kabar tentang Lucy? Tapi, Dylankan masih kecil.

Tidak peduli tentang semuanya, terutama dia. Yang terpenting Lucy tidak muncul lagi di depan gue.

○○○○

Yang terpenting Lucy tidak muncul lagi di depan gue. Sekarang ini apa? Dia muncul di depan gue. Bahkan muncul di depan keluarga gue. Mau dia apa sebenarnya?

Gue menatapnya dengan sinis. Memperhatikan Lucy yang tersenyum dan mengobrol dengan akrabnya ke kedua orang tua gue dan Dylan. Seperti biasa, Dylan terus di pangku Lucy. Bahkan gue tidak menyapa Lucy walau mama menyuruh gue menyapanya.

Lucy mengobrol dengan ramah. Sesekali tertawa. Kenapa gue melihat semuanya dengan kesal? Sekarang, siapa yang jadi tidak pemaaf? Ini semua karna Lucy yang masih tidak mau mendengar penjelasan semuanya. Dia dengan mudah bisa ngelupain semuanya, tapi Lucy tidak berpikir tentang sakit hati yang gue rasakan.

"Om, Tante, Dylan, Lucy boleh ngomong berdua aja dengan Ricky enggak?"izin Lucy.

Gue mengerutkan kening mendengar ucapannya. Apa yang gue bilang waktu itu tidak jelas? Apa sekarang dia yang tidak mengerti ucapan gue? Kalau di pikir, Lucy selalu tidak mengerti ucapan gue.

"Boleh aja, kenapa enggak boleh?"jawab Mama ramah.

Setelah semuanya pergi, dan di pastikan tidak mendengar obrolan kami. Gue baru mendekat ke arah Lucy.

"1 menit, hanya 1 menit,"ucap gue langsung, dia melihat gue dengan tidak mengerti, "Mulai dari sekarang,"

"Gue dengar Ashley udah bangun dari koma, jadi gue kesini mau minta temanin lo ke rumah sakit,"ucap Lucy.

"Kalau gue enggak mau gimana?"tanya gue.

"Please, ini permintaan terakhir sebelum gue menjauh dan enggak dekat lo lagi,"mohon Lucy.

"Oke, gue setuju,"ucap gue.

Gue berdiri duluan dan meninggalkannya. Saat gue melihat dia yang masih saja duduk, mukanya terlihat tidak percaya. Apa dia tidak percaya kalau gue menyetujui permintaannya dengan cepat?

AftertasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang