Lima Belas

64 7 0
                                    

Graciaea Elementary's School

Gelap mendominasi ruangan yang kini menjadi tempat gadis berambut cokelat gelap itu bernapas. Dirinya kini begitu lemah karena terlalu percaya diri melawan musuh yang berbeda jenis dengannya.

Walau satu lawan satu, tapi Victoria tidaklah seperti Claire Woods yang ahli dalam bela diri. Ia hanyalah gadis rumahan yang selalu egois dan seringkali merutuk dirinya dari kejadian yang memang sudah menjadi garis hidupnya. Soal papanya yang hilang dan mamanya yang sakit.

Tapi sekarang, gadis itu duduk lemas dengan kedua tangan yang diikat paksa di belakang tubuhnya dan menyatu dengan kursi kayu cokelat yang didudukinya dalam kondisi yang masih tidak sadarkan diri karena pukulan keras yang menghantam.

Sudut bibir sebelah kanannya luka memar akibat perlawanannya yang justru sia-sia, begitupun tubuhnya yang luka karena perlawanan yang hampir merenggut nyawanya.

Kemarin, Victoria Ann Fitzgerald memiliki niatan baik untuk membelikan obat untuk mamanya, Ashley. Dengan menolak Railo yang ingin menemaninya diiringi kata-katanya yang menohok dan membuat orang di satu ruang itu terdiam, ia nekat pergi sendiri untuk membeli obat.

Bagi wanita lain, mungkin keluar sendirian adalah hal yang lumrah dan biasa, tapi bagi dirinya itu bukanlah hal yang dianjurkan.

Ia adalah anak dari pengusaha kaya raya nomor satu di Los Angeles. Pengusaha kaya raya yang baik hati tapi memiliki banyak rival yang seringkali berperilaku nekat untuk menghancurkannya.

Dan saat itulah kejadiannya. Di sebuah kendaraan roda empat yang ditumpanginya. Ia menaiki taksi dan menyebutkan apotek terdekat.

Tetapi kemudian, supir taksi tersebut tidak membelokkan mobilnya untuk mengarah pada apotek yang ia tuju.

Dari W 3rd Street kawasan Beverly Hills di mana Cedars-Sinai Hospital berada, ia berangkat dan berencana ke apotik yang berada di Wilshire Boulevard, taksi yang ia tumpangi malah berjalan terus menelusuri Santa Monica tanpa berbelok ke arah kiri di mana Wilshire Boulevard berada.

"Maaf pak, lewat Wilshire saja, saya ingin ke Triangle Medical Plaza."

"Oh, Medical Plaza di sana tutup nona, pagi tadi saya lewat sana dan katanya tutup sementara selama 3 hari. Jadi terpaksa kita terus di Santa Monica nona, ada banyak apotek besar di sana."

Begitu supir taksi yang belum kelihatan wajahnya berbicara. Victoria mengerutkan kening dan mengambil napas kekalahan.

Baiklah, mungkin memang dirinya harus mengurangi kewaspadaannya terhadap seseorang.

Ia mulai melihat jalanan di sebelah kirinya, masih banyak mobil yang berlalu lalang. Victoria pun tidak mencoba tertidur seperti biasanya yang ia lakukan saat perjalanan, karena dia merasa dia tetap harus waspada. Dan jika memang supir ini macam-macam ia masih bisa membuka jendela dan berteriak kencang.

Tapi, jalanan yang ditempuh sudah cukup jauh, taksinya sudah berbelok kiri dari Santa Monica menuju Sepulvada, dan apotek seharusnya tidak sejauh ini.

"Pak, saya turun di depan saja!" katanya tanpa dipikir, padahal setelah dilihat-lihat sepertinya ia sudah berada di jalanan yang begitu lengang hampir menuju jalan bebas hambatan.

"Kenapa? Anda sudah tahu kalau saya bukan supir taksi?" Iris hitam Victoria membulat besar dengan pria yang kini memberhentikan mobilnya di tepi jalan dan kemudian menengok padanya.

Seketika sedikit memorinya terlintas dan sedikit membuat kepalanya kembali sakit.

Victoria bergegas memaksa membuka pintu taksi, hampir saja berhasil dan pria itu menarik paksa dan menamparnya dengan hebat.

The PretendersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang