Samar-samar gue mendengar obrolan mereka. Mereka menanyakan keadaan Lucy, syukurnya Lucy baik-baik saja. Pastinya, dia tidak akan terluka.

"Mereka juga kelas satu, bukan?" tanya Thomas heran.

"Gue rasa iya, tadi gue ngelihat mereka,"jawab Adlina.

"Kenapa mereka enggak ikut MOS?" tanya Mark bingung.

Adlina mengangkat bahunya, "Mungkin mereka sama dengan kita, malas."

"Gimana caranya mereka enggak MOS?"Tanya Mark lagi.

Adlina yang di tanya, bukannya menjawab malah dia melihat gue. Gue yang di lihatin hanya memandangnya bingung.

Gue menaikkan satu alis, "Kenapa lihatin gue gitu?"

Adlina menghela napasnya, "Tanya aja sama nih orang, sepertinya dia mengenal salah satu dari mereka."

"Kalau gue kenal, bukan berarti gue tahu tentang mereka!!!" ucap gue kesal.

Adlina tersenyum dan berdiri dari duduknya, "Berarti gue benar, yang tadi lihat ke gue itu Lucy."

Setelah itu dia berjalan mendekati meja mereka. Kenapa dia masih mengingatnya? Kenapa juga dia menghampirinya?

"Adlina kenapa?"Tanya Adlan yang baru datang.

Tidak ada yang menjawab, Thomas dan Mark hanya menatap gue. Kenapa mereka seperti ini?

"Kenapa kalian ngelihat gue?!"Kesal gue.

Mark menatap gue dengan tatapan serius, "Lo kenal salah satu dari mereka?"

Gue menggeleng, "Gue kan dari tadi sama lo pada, gimana bisa....."

"Tuh kan benar, lo Lucy!!" teriakan Adlina membuat gue berhenti bicara dan mereka melihat Adlina penasaran, "Lo harus tahu, kalau salah satu dari mereka ada yang mengenal lo," Adlina menunjuk kami berempat "tapi bukan cowok yang duduk di depan orang nabrak lo tadi, bukan juga yang nabrak lo tadi tapi seharusnya lo tahu!!"

Gue hanya bisa melihat Adlina tidak percaya. Lihat, muka Lucy memerah. Dia bahkan tidak melihat apa yang di tunjuk Adlina. Sepertinya, Lucy mengetahui gue disini.

"Terus, kalau teman lo itu ada kenal sama gue kenapa? Ada yang salah?!" teriak Lucy yang membuat Adlina kaget.

Adlina menatap Lucy aneh, "Eh, lo kenapa sewot gitu? Apa lo itu mantan Ricky?"

Tidak adakah yang bisa memberhentikan mereka berdua?

Lucy menaikkan satu alisnya, "Kenapa lo yang kepo? Dia aja biasa aja ngelihat gue!!"

Adlina menggeleng tidak mengerti, "Gue kepo karna gue kira lo itu mantan atau apalah dia, tapi sepertinya gue salah."

Lucy mengerutkan keningnya, "Salah!!"

Adlina menyilangkan tangannya di dada, "Gue salah, enggak mungkin Ricky mau sama lo. Di bandingkan dengan Emily, Emily lebih baik dari pada lo. Dan kalau gue lihat lagi, lo bukan tipenya Ricky." Adlina menurunkan tangannya dan menepuk bahu Lucy yang terdiam, "Jelaskan? Jangan sakit hati sama omongan gue ya, lo yang duluan mancing gue. Bye!"

Adlina kembali ke kami dan duduk di depan gue, tidak memperdulikan gue yang menatapnya tajam. "Kalau mau cari yang baru, gue saranin bukan dia."

"Yang baru?" Tanya gue tidak mengerti.

"Kalau lo mau nyari pengganti Emily yang baru beberapa bulan ninggalin kita, gue harap bukan dia," jawab Adlina.

"Memangnya dia siapa?"Tanya Thomas menatap gue bingung.

AftertasteOnde as histórias ganham vida. Descobre agora