Part 15

14.3K 1.2K 13
                                    

Sial. Sial. Sial.
(Namakamu) berkali-kali mengumpat seperti itu. Ternyata Steffi yang menjadi anak baru di sekolahnya adalah Steffi yang mengaku teman dekat Iqbaal. Oh, God! Berarti ia akan bertemu dengan Steffi setiap hari.

Jika di suruh memilih, bertemu Steffi setiap hari atau bertemu setan setiap hari? Maka (Namakamu) tidak akan memilih keduanya, karena mereka berdua sama saja.

"Sttt... bengong aja lo." Deandra menyenggol lengan (Namakamu) yang sedang melamun.

(Namakamu) menoleh kearah Deandra. "Apa?"

Deandra memutar kedua bola matanya. "Gue perhatiin, dari tadi pagi lo diem mulu. Ada apa sih? Cerita dong sama kita."

Hanif menganggukkan kepalanya. "Iyah, (Namakamu), cerita aja kali. Gue siap jadi pendengar yang baik."

(Namakamu) tersenyum. "Gue nggak pa-pa kok. Lagi badmood aja."

"Buat lo, siapa tau badmood-nya hilang." Ari memberikan ice cream kepada (Namakamu).

"Serius ini buat gue?" Tanya (Namakamu).

Ari mengangguk. "Ya, lo kan pernah bilang, kalo cuma ice cream yang bisa balikin mood lo."

"Itu bukan ice cream ngutang di bibi kantin kan, Ri?" Tanya Tasya meledek Ari.

"Bukan lah. Lo kira gue si Hanif." Ucap Ari. Hanif yang mendengar namanya di sebut langsung menoleh dan mendengusn

"Haha, Thank you, Ari. Lo emang paling pengertian." Ucap (Namakamu) mulai memakan ice cream yang diberikan Ari, "Gue sering-sering badmood aja kalo gini mah, biar dapet ice cream gratis setiap hari."

Ari mendengus. "Bisa bangkrut gue."

"Anjir si Ari nyuri start duluan." Ujar Hanif.

Ari nyengir. "Sorry, bro. Makanya jadi cowok tuh modal. Jangan maunya yang gratisan mulu." Ledeknya. Hanif mengerucutkan bibirnya.

"Lo berdua banyak gaya. (Namakamu) udah punya Iqbaal, lagian mana mau dia sama lo berdua." Cibir Tasya.

"Muka pas-pasan aja songong lo berdua." Kata Deandra.

"Weh, nggak tau aja, kalo banyak cewek yang ngantri buat jadi pacar gue." Kata Ari dengan gaya songong yang membuat teman-temannya ingin muntah.

Kring...

Bell istirahat berbunyi. Suasana kelas berubah riuh. Nyaris semua murid berteriak senang karena waktu istirahat telah tiba.

"Kantin yuk. Laper nih." Ajak Deandra.

"Yuk!!" (Namakamu) dan teman-temannya bergegas keluar kelas.

Sesampainya di kantin, mereka langsung menempati meja yang sudah menjadi tempat favorite jika istirahat.

"Pada pesen kayak biasa kan?" Tanya Tasya. Semua mengangguk.

"Okeh, tunggu ya." Tasya berpamitan untuk memesan makanan. Tidak memerlukan waktu lama Tasya datang dengan pesanan teman-temannya.

My GirlWhere stories live. Discover now