Part 5

23.1K 1.5K 10
                                    


KRIIINNNGGG...!!!

"... and present continous tense, usually used when," Miss Andin terpaksa menghentikan kata-katanya sambil melihat jam tangan. Jam pelajarannya sudah selesai. "Okay, Class. Pelajaran hari ini selesai. Kita lanjutkan soal tenses di pelajaran berikutnya, siap?"

Suasana kelas itu berubah riuh. Nyaris semua murid berteriak senang karena waktu istirahat telah tiba. Sebagian dari mereka mulai merapikan buku-buku dan berbisik-bisik tentang di mana akan jajan kali ini.

"But..." Miss Andin menyela sejenak, "don't forget to review your notes, and get ready for tomorrow. Sesuai janji ibu kemarin, besok akan ada tes dadakan."

Semua murid di kelas mengeluh ketika mendengar kabar soal tes dadakan tersebut. Termasuk (Namakamu).

"Mampus gue. Catatan gue kan nggak lengkap." Hanif mengacak rambutnya frustasi.

"Gimana mau lengkap, setiap Miss Andin ngasih catatan lo malah tidur di belakang." Cibir Tasya.

"Udah nif, jangan frustasi gitu. Lo pinjem catatan gue aja." Ucap (Namakamu). Hanif menatap (Namakamu) dengan mata berbinar.

"Ah, lo emang teman gue yang paling pengertian."

(Namakamu) memutar bola matanya. "Please, jangan tatap gue kayak gitu, nif. Jijik tau."

Tasya mendengus. "Tau ih. Najisin lo, sumpah."

"Udah ah, lo berdua berantem mulu ya. Mending kita makan yuk." (Namakamu) mengeluarkan donat yang ia bawa.

"Wih, donatnya bikin ngiler." Ujar Deandra.

"(Namakamu), lo tau aja dompet gue lagi kosong." Hanif mengambil satu donat rasa keju dan coklat.

"Gue mau yang coklat ya."

"Gue yang strawberry."

"Ambil aja deh sesuka kalian. Eh, gue mau ke kelas Iqbaal dulu ya, mau ngasih donat ke dia juga." Pamit (Namakamu).

"Makasih buat donatnya ya, (Namakamu)." Ucap Hanif dengan mulut yang penuh dengan donat.

"Telen dulu, nif. Baru ngomong." (Namakamu) terkekeh dan pergi meninggalkan teman-temannya.

***

"Iqbaal-nya ada?" Tanya (Namakamu) pada salah satu teman Iqbaal yang berdiri di depan pintu masuk.

"Iqbaal-nya lagi rapat di ruang OSIS." Jawabnya. (Namakamu) tersenyum dan mengucapkan terimakasih.

"Eh, itu Iqbaal." (Namakamu) menoleh ke arah yang di tunjuk.

(Namakamu) melihat Iqbaal sedang berjalan bersama seorang gadis. Sesekali mereka tertawa bersama. Entah apa yang mereka bicarakan, (Namakamu) tidak tahu.

Siapa tuh cewek? Batin (Namakamu) penasaran.

"Hai, sayang." Sapa Iqbaal saat sampai di hadapan (Namakamu).

"Hai." Balas (Namakamu) singkat.

"Baal, gue ke kelas duluan ya." Pamit gadis yang bersama Iqbaal tadi.

Iqbaal tersenyum. "Okeh, Zid."

Gadis yang dipanggil Zid atau lebih tepatnya Zidny tersenyum dan masuk ke dalam kelas. Tapi, sebelum masuk, (Namakamu) melihat Zidny yang memandanginya lama.

"Baal, nih." (Namakamu) menyerahkan kotak makan kepada Iqbaal. Iqbaal menerimanya dengan senang hati. "Wah, kayaknya enak nih. Ini buat aku?"

(Namakamu) mengangguk. Iqbaal pun memakan bekal dari kekasihnya itu.

My GirlWhere stories live. Discover now