Jeonghan

7.9K 603 6
                                    

"Huh! kau ini merepotkan sekali!", kataku kesal

"Mian,chagy. Aku tak tahu hal itu akan terulang lagi.",jawabnya dengan tersenyum sambil menekan-nekan pipiku.

Mau tahu apa yang membuat aku marah kepada pacarku ini untuk kesekian kalinya. Baiklah, akan kuceritakan agar cerita ini tak membingungkan.

Jadi..., hari ini aku ada reuni dengan teman-teman satu SMP. Mendregar hal itu, Jeonghan memaksa untuk ikut, tapi aku tak mau.

Ya...., kalian lihat saja betapa cantiknya Jeonghan. Bisa-bisa, cowok-cowok satu kelasku dulu menggodanya.

Tapi dia tetap memaksa ikut, jadi, yah..., karena gak tega ngeliat dia mogok ke salon sampe rambutnya gatel-gatel, ya kubolehin.

Persis sesuai dugaanku, baru saja 15 menit setelah kami tiba di tempat reuni,ia sudah digoda oleh sekelompok laki-laki.

Bahkan waktu aku berkata bahwa dia itu laki-laki, seluruh orang di sana tak percaya, makanya dia nekat buka celana dan boom...

Mata satu angkatan tak syucih lagi:')

"Kan sudah kubilang,jangan lupa kuncir rambutmu! Kenapa tetap digerai? Sudah gitu, buat apa kau buka-buka celana di sana? Kau membuatku malu tahu gak!"

Aku terus menerus mengoceh tanpa henti. Biar saja, aku harus melakukan ini sekali-sekali biar dia jera!

"Ah aku buru buru tadi jadi gak sempat. Chagi ayolah maafkan aku~" ,ia terus merengek.

"Tidak mau!", kataku sambil membuang muka.

"Kalau begitu kau jalan saja sendiri" ,katanya.

Aku yang kesal tak acuh dengan perkataannya. Aku melanjutkan perjalananku terus hingga aku merasa bahwa tak ada suara langkah kaki di belakangku. 

Aku membalikkan arah langkahku dan berjalan menujunya yang sedang terjongkok di tanah.

" Apa yang kau lakukan? Ayo jalan-"

Perkataanku terputus ketika bibirnya mendarat lembut di pipiku.

Ia segera menarik wajahnya kemudian tersenyum ke arahku.

"Yayayayayaya a-apa yang kau lakukan"

Wajahku memereh seperti kepiting rebus. Tanganku memegang pipiku yang kini memanas.

Ia mendekatkan wajahnya ke arah telingaku. Jarak diantara kami semakin kecil hingga tinggal menyisakan 1 cm lagi.

"Aku mohon maafkan aku ya?", bisiknya pelan disertai hembusan pelan nafadnya yang hangat.

"Ba-ba-baiklah" ,kataku gugup sambil mendorong pelan wajahnya.

Kami berduapun melanjutkan perjalanan kami menuju rumah dengan canggung. Jantungku serasa marathon sekarang, huft..

Tangannya tiba-tiba melingkar di pinggangku dan menarik tubuhku ke sisinya. Ia mengecup puncak kepalaku pelan sambil bersenandung ria.

"Ah..., aku sangat beruntung memiliki pacar semanis dirimu" ,katanya. Senyumnya terkembang lebar di wajahnya.

Enak banget ya bikin hati orang getar-getir kayak gini:)

.

.

.

END

Seventeen's ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang