12. Ke taman

9.7K 841 59
                                    

Anka tidak mau menerima risiko berpacaran dengan anak kelas 10. Memang sih lumayan berwajah bersih tapi ternyata Alvian sama sekali bukan tipenya. Jadi tadi Anka sudah menolak pernyataan cinta adik kelasnya itu.

Kembalinya Anka ke kelas ternyata sedang ada diskusi terbuka mengenai acara bazar yang akan diadakan hari Senin. Karena ada guru masuk, terpaksa diskusi dilanjutkan pulang sekolah.

Anka sungguh malas mengikuti kegiatan yang melibatkan kerjasama begitu. Dia sempat berpikir untuk tidak usah mengikuti acara bazar tersebut. Karena yang memegang bazar kelas pasti anak-anak itu saja, Tari dkk.

Kelas mereka akan menjual jagung manis, tahu kan jagung yang diberi kelapa dan gula. Untuk keperluan membeli bahan baku, dimintai uang 20ribu rupiah per-anak.

Usai pembagian tugas membawa peralatan bersih-bersih Anka langsung pulang. Baru keluar dari gerbang pertama Anka sudah dihadang oleh Brian. Pemuda itu sudah lengkap berjaket biru dongker, tas ransel besar dan menenteng helm, matanya menyipit saat pandangan mereka bertemu.

"Hai. Ngapain lo di sini?" sapa Anka sok ramah. "Tumben udah mau pulang jam segini," katanya lagi.

Sepengetahuannya, Brian sering masih di sekolah sampai jam 5.

"Nungguin lo. Ada acara sore ini? Jalan yuk!" Ajaknya seolah mengajak teman sebayanya bermain kelereng.

Anka nyengir lebar mendengar ucapan yang aneh dan konyol itu, kemudian langsung terperanjat saat sadar ucapan Brian tadi ditujukan untuk dirinya. Hah?

Anka menggigit bibir untuk menutupi salah tingkah. "Gue? Jalan sama lo? Kenapa ngajak gue? Emang mau ke mana? Kenapa nggak sama cewek--" cerocos Anka masih speechless.

"Ke suatu tempat yang ingin gue datangi dari dulu. Mau apa nggak?" potong Brian cepat.

Tempat seperti apa yang ingin didatangi cowok ini yah? Anka jadi penasaran sendiri tanpa sadar mengangguk sekuat mungkin tidak takut kalo nanti kepalanya bisa copot.

"Ayo!"

Anka mengekor Brian pergi menuju parkiran yang tinggal tersisa beberapa kendaraan.

Brian menyalakan motornya dan memerintahkan Anka agar naik di belakangnya. Lalu mengendarai motornya keluar dari gerbang sekolah membawa Anka ke suatu tempat yang dirahasiakannya itu.

Wah, tempat apa ya?

🎓🎓🎓

Brian menghentikan kendaraannya di sebuah taman bermain yang luas. Anka menatap takjub pada sebuah patung burung Garuda di sebuah tugu, sebuah plang besar bertuliskan "Taman Garuda".

Waaah, keren banget.

Anka loncat turun dari motor Brian. Setelah mengunci motor Brian meminta Anka agar duduk di kursi taman yang teduh dan rindang. Sementara Brian pergi meninggalkan gadis itu entah ke mana, Anka tidak tahu daerah sini. Tetapi, Anka menurut saja memilih salah satu kursi taman di bawah pohon bunga kamboja yang sedang bermekaran bunganya.

Bagus banget.

Tidak lama Brian datang membawa plastik dengan logo sebuah minimarket ternama. Dia duduk di sebelah dan menyerahkan plastik itu kepada Anka, "lo kan suka piknik," cetusnya.

Anka memanyunkan bibir sebal. Tangannya menyentuh bagian yang dingin, isinya apa ya dingin sekali. Anka meletakkan plastiknya ke sebelah.

Brian melepas ranselnya dari punggung lalu mengelus rambutnya pelan ke belakang.

"Jadi pengen banget ke sini?" tanya Anka memulai pembicaraan.

"Iya. Udah dari lama pengen ke sini, tapi nggak ada temannya sih," ucap Brian, tangannya yang panjang melewati paha Anka dan mengambil plastik tadi.

EndorphinsWo Geschichten leben. Entdecke jetzt