B [28]

4.8K 466 14
                                    

Karna kelas Awan sedang tidak ada guru dan berita baiknya Guru yang seharusnya mengajar tidak memberikan tugas. Jadi Awan cs memutuskan untuk nongkrong didepan kelas mereka.

Awan sedari tadi sedang memperhatikan sebuah objek yang selalu menarik dimatanya, Awan memperhatikan seorang perempuan yang sedang berlari mengelilingi lapangan. Betapa beruntungnya Awan karna kelasnya berhadapan langsung dengan lapangan sekolah.

Senyumnya selalu merekah memperhatikan gerik-gerik perempuan itu. Perempuan itu sudah berlari terlebih dahulu dengan cepat mendahului teman-temannya yang tertinggal dibelakang, bahkan Bulan mungkin sudah berlari beberapa putaran lebih banyak dari pada teman sekelasnya yang lain. Mengingat cewek itu adalah atlet volly.

"Lagi keringetan aja cantik," Batin Awan.

Satu yang Awan tidak suka, yaitu tatapan para kau adam yang mengarah pada Bulan. Menatap miliknya dengan pandangan memuja.

"Semangat pacar!" teriak Awan ketika Bulan melintas di depannya. Mata Bulan melotot mendengar teriakan Awan yang cukup kencang dan banyak menarik perhatian orang disekeliling lapangan.

Bulan berhenti sejenak dan menatap tajam ke arah Awan karna berhasil membuatnya malu karna menjadi bahan tontonan "Alay!" cibirnya sambil memutar kedua bolamatanya lalu lanjut berlari meninggalkan Awan yang kini memasang wajah cemberut.

Kejadian tersebut membuat Daniel dan Leon tertawa, dan setelah ini Awan tau apa yang akan terjadi sehingga dia menghela napas dengan pasrah. Pembullyan terhadapnya akan dimulai.

"Hahaha anjir Bulan malu kali punya pacar kayak lo pea!" ucap Daniel di sela-sela tawanya.

"Enak aja. Gue ganteng begini nggak bakal malu kali dia," Awan berhenti sejenak lalu tiba-tiba mengulas sebuah senyum "Tapi gue suka dengan fakta kalo dia pacar gue sekarang."

Daniel pura-pura memasang wajah sedihnya, dengan dramatis ia berkata "Jadi cuma gue diantara kita bertiga yang jomblo?"

Awan menepuk bahu Daniel "Lo mau nggak pacaran sama salah satu mantan gue?"

Daniel mendengus "Lo emang best friend goals ya. Mantan aja ditawarin."

"Ya siapa tau lo mau, Gue bukan cewek yang kalo mantan jadian sama temen bakalan ngamuk. Udah jadi mantan ko masih suka diribetin."

"Ye, Masalahnya mantan lo nggak ada yang bagus!"

Awan langsung nyengir "Oh iya, gue lupa fakta tentang mantan gue cabe semua." Awan tergelak dengan kenyataan tersebut lalu menambahkan lagi "Kecuali Sandra tentunya."

Daniel tersenyum simpul "Pacar pertama gue itu, ya nanti yang bakalan jadi istri gue."

"Anjir lo emang tipe cowok idaman!"

Daniel menatap Leon yang barusan berbicara dengan tatapan horor "Tapi lo nggak suka sama gue kan?"

Leon menabok punggung Daniel "Jir Gue cowol tulen dan udah punya pacar pea."

Daniel meringgis "Jumlah populasi cogan yang masih jomblo mulai hampir punah. Kayanya gue yang terakhir dan patut dilestarikan."

Leon menoyor kepala daniel "Bangke lo!"

"Lo lintah Amazon!"

"Etdah, lo Kecebong ciliwung !"

Daniel tersenyum menang "Seengganya gue lebih elit dan berkelas jadi lintah di Amazon dari pada kecebong di ciliwung."

Awan hanya ikut tertawa mendengar perbincangan kedua temannya itu, matanya tertuju pada sebuah ponsel digenggamannya, Tangannya sibuk menggulir layar. Namun tiba tiba Awan mengangkat ponselnya kedepan wajah leon untuk menujukan sebuah tweet yang dibuat beberapa menit yang lalu.

@ReynaAf

Cowok emang nggak peka😤😤.

"Cewek lo kenapa?"

Leon terdiam sebentar lalu mengangkat kedua bahunya "Nggak tau... gue tanyain deh bentar." katanya sambil membuka hp nya, kening Leon berkerut setelah beberapa saat terus menyibukan diri dengan ponselnya.

"Kenapa?" Tanya Daniel penasaran

Leon mengacungkan hpnya untuk memperlihatkan isi chatnya dengan pacarnya pada Awan dan Daniel

Leon : Kamu kenapa? Tweet kamu?

ReynaAf : gapapa

Leon : yakin?

ReynaAF :tau ah! nggak peka.

Leon langsung mengacak ngacak rambutnya frustasi "Kenapa cewek selalu bilang cowok gak peka coba?"

"Kenapa cewek sukanya main kode? Gimana cowok mau peka kalau semua hal yang diinginkan cewek itu diubah jadi bahasa kode. Memangnya semua cowok itu programer yang bisa mengartikan semua kode absurd cewek atu emangnya gue vampire yang bisa baca pikiran?" tambah Leon panjang lebar dengan menggebu- gebu.

Daniel mengangguk setuju "Lagian ya. Dari beratus ratus negara yang ada didunia nggak ada bahasa kode dan dari gue TK sampai sekarang SMA nggak pernah diajarin bahasa kode."

Awan tergelak mendengar Hipotesa mereka berdua "Tapi sebagai cowok yang baik itu akan selalu berusaha memahami dan memenuhi apa yang diinginkan ceweknya."

Leon menatap Awan tidak setuju "Cowok itu kadang capek kali nurutin semua keinginan cewek yang nggak ada habisnya. Lelah harus berusaha nebak keinginan cewek yang nggak jelas."

"Keinginan cewek nggak muluk-muluk ko."

Mereka bertiga menoleh ke asal suara dan melihat Bulan yang berjalan ke arah mereka "Cewek cuma pengen Dingertiin sama Diperhatiin, Saling menghargai dan menjaga perasaan masing-masing. Cewek juga berusaha ngerti kalo cowok punya dunianya sendiri nggak salalu 'kita' sebagai ceweknya, seperti contonya hangout sama temennya atau apalah. Tapi apakah cewek salah kalu misalkan cuma pengen tau kabar? sekedar mastiin kalo cowoknya baik-baik aja?"

Ketiga cowok tersebut melongo melihat sederet perkataan panjang lebar yang dikeluarkan Bulan. Melihat ketiganya hanya terdiam dan mengatupkan mulitnya rapat rapat, Bulan membuka suara lagi "Cewek juga banyak gensi sama malunya. Jadi salah satu cara untuk mengekspresikan perasaannya itu lewat 'kode'."

Lalu Leon mendesah pasrah "Cewek memang selalu benar, Ya nggak?"

Daniel mengangguk "Bener aee."

Bulan melihat ketiga orang didepannya dengan sorot penuh kemenangan. Ketika seorang perempuan berhasil menang melawan laki-laki, jangan salah perempuan itu punya seribu macam cara. Ya nggak?

"Olahraganya udah selesai?" tanya Awan yang kini sudar berada disamping Bulan.

Bulan mengangguk "Udah," Bulan memberi jeda sejenak "Nanti jadi?"

Awan mengangguk dan memberikan Bulan senyum manisnya "Jadi."

"Yang pacaran mah perginya berdua terus. Nggak sadar temennya jomblo," celetuk Daniel

Bulan terkekeh "Kalo mau ikut, Ayo deh,"

Awan menatap Bulan tidak setuju "Nggak, Apaansih lan kan kita mau pergi berdua," lalu Awan mengalihkan tatapannya dan kini menatap tajam ke arah Daniel "Lo emang mau jadi nyamuk?"

Daniel meringgis lalu melengos pergi memasuki kelasnya sambil bergumam "Yaudahlah, Mending gue ikut pengajian ibu-ibu lagi."

______________________________________
Jangan lupa vote sama commentnya!

Hai masih ada yang nunggu dan baca cerita ini?

Hehe lama ya updatenya, soalnya minggu kemarin diriku UTS😂😂

Maaf kalo banyak typoo!








GravityWhere stories live. Discover now