B [5]

6.6K 957 52
                                    

I'm only a fool for you (IDFC – Blackbear)

--------


"Mau kemana lo?" Bulan memberi tatapan menyelidik pada Arga yang spertinya berniat keluar rumah dilihat dari pakaian yang dikenakan cowok itu. Malam ini kebetulan adalah malam minggu dan Bulan dari tadi merasa sangat bosan.

"Jangan bilang lo mau ikut," Arga memicingkan matanya ke arah Bulan, cewek itu langsung nyengir tanda perkataan Arga tepat sasaran.

"Enggak boleh ikut, mendingan lo tidur sana!"

"Gue mau ikut Arga," Rengek Bulan sambil menggoyang goyang - salah satu lengan Arga.

"Enggak," tolak Arga.

"Arga lo jahat," Bulan menunjukan wajah ingin menangis pada Arga.

Arga mengeluarkan nafas berat " Oke, lo boleh ikut."

Bulan langsung menatap Arga dengan kedua bola matanya yang berbinar, Arga memang selalu mengabulkan permintaannya dan Arga tidak pernah tega melihat Bulan bersedih atau menangis.

Bulan langsung mencium pipi Arga sekilas dan berlari ke arah kamar untuk mengganti bajunya "Gue ganti baju dulu," Teriak Bulan. Arga hanya menggeleng gelengkan kepalanya karna tingkah sepupunya itu.

Setelah mengganti bajunya, mereka langsung berangkat naik motor ninja merah milik Arga "Kita mau kemana ga?" Tanya bulan setengah berteriak karna suaranya beradu dengan suara mesin kendaraan.

"Liat aja nanti," balas Arga berteriak.

"Ish lo sok misterius," kesal Bulan memukul pelan punggung Arga.

Setelah sekitar lima belas menit Arga menghentikan motornya. Bulan menatap sekelilingnya dengan kening berkerut pasalnya Arga membawanya ketempat Aneh, banyak orang yang sepertinya sebaya dengannya tapi terkesan seperti anak nakal.

"Ini tempat apaan Ga? "Tanya Bulan.

"Arena balap liar," jawab Arga enteng sambil turun dari motornya.

Bulan membulatkan matanya "Ngapain kita kesini?" Tanya Bulan heran, ia menatap Arga penuh Tanya.

"Gue mau balapan, udah sini," Arga menyeret Bulan ke arah teman teman Arga yang sudah berkumpul. Teman temannya itu menatap Arga heran, pasalnya sekarang Arga datang bersama Bulan. Cewek itu mengutuki dirinya sendiri, kalau tadi Arga bilang mau ketempat seperti ini lebih baik Bulan tidur.

"Ga ayo!" salah satu teman Arga menepuk pundak Arga. Cowok itu mengangguk dan menatap ke arah Bulan "Kamu tunggu disini," lalu ke arah teman-temannya. "Jagain Bulan, jangan sampai dia kenapa-napa."

"Siap bos!" jawab teman-temannya serempak. Arga mengusap kepala Bulan sekilas dan langsung pergi ke tengah arena balap.

Bulan memperhatikan Arga yang kini menaiki motor ninjanya, lalu menatap kesamping Arga yang terdapat pengemudi ninja hijau, lawannya Arga dalam pertandingan kali ini tapi Bulan tidak bisa melihat wajahnya karna tertutupi oleh helm full face.

"1 2 3!" begitu hitungan ketiga kedua motor itu langsung menjalankan motornya dengan kecepatan yang tinggi, para penonton langsung berteriak heboh. Bulan menatap motor Arga khawatir, bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Arga, kenapa juga tadi Bulan tidak mencegah Arga melakukan hal konyol ini.

Bulan mengedarkan pandangan ketempat ini dan sialnya ia harus melihat Awan yang sedang merangkul seorang perempuan sambil berbicara dengan teman-temannya dan Bulan tahu pasti itu bukan Tania, Bulan sadar ia sering melihat Awan bergonta-ganti pasangan tapi kenapa rasanya masih sakit, seketika moodnya langsung turun dan untuk kedua kalinya bulan mengutuki dirinya sendiri karna datang ketempat seperti ini.

Dua puluh menit berlalu, Bulan mlihat ke arah garis finish dengan harap-harap cemas dan sesekali ia melihat kearah Awan, hatinya sesak. Ditikungan terakhir terlihat motor ninja hijau dan dibelakanya terdapat motor Arga tapi dengan lihai Arga menyalip motor itu sehingga Arga berhasil mencapai di garis finish dengan urutan pertama, untuk sesaat Bulan bernafas lega mengetahui Arga baik-baik saja, cowok itu langsung menghampiri Bulan dan teman-temannya yang langsung menyambut kemenangan cowok itu dengan antusias.

Arga bertos ria dengan temannya satu-satu "Gue pulang duluan ya, sepupu gue nggak baik ditempat kayak gini lama-lama," Arga pamit ke arah teman-temannya dan menarik Bulan ke arah motornya tapi ketika akan memakai helmnya cowok itu menaruh kembali helmnya lalu menatap ke arah Bulan. "Gue kebelet, tunggu disini jangan kemana-mana," peringat Arga langsung berlari meninggalkan Bulan yang berdiri di samping motornya, Bulan mendengus sebal padahal ia ingin cepat pergi dari tempat terkutuk ini.

Tiba-tiba terdengar suara sirine mobil polisi, membuat orang-orang ditempat itu kalang kabut, dan dengan panik langsung berlarian untuk kabur.

"Polisi? Sial!" Bulan menggerutu sendiri dan berharap Arga cepat kembali sekarang, bunyi sirine itu semakin mendekat membuat Bulan panik seketika "Aduh Arga mana sih."

Tiba tiba ada motor yang berhenti tepat didepannya, Bulan mengerutkan dahinya lalu si pengendara motor itu membuka kaca helmnya "Ayo naik," Ajaknya. Bulan seketika membeku ditempatnya, mulutnya kelu dan seluruh anggota badannya susah digerakan, Awan.

Karna Bulan hanya diam saja Awan yang tak sabar langsung menarik tangan Bulan dan menuntunnya ke arah motornya. Masih dengan ketidak percayaannya bulan naik ke motor Awan "Arga gimana?" Tanya Bulan setelah berhasil menguasai kegugupannya.

"Dia pasti bisa jaga diri, udah pegangan," Awan langsung menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi dan menjauh dari tempat tersebut, jantung keduanya berpacu dengan cepat seiring motor bergerak membelah jalanan ibu kota, tangan Bulan sendiri kini tengah mencengkram ujung jaket yang dikenakan Awan.

Pikiran Bulan melayang kemana-mana, Awan menolongnya, Awan berbica dengannya dan ia naik motor berdua dengan cowok itu. Sampai detik ini bulan masih tidak bisa mempercayainnya.

"Bulan?" Tanya Awan sedikit mengeraskan suaranya dan melirik ke arah spion motornnya.

Bulan langsung terkesiap "Y-ya?"

"Rumah lo dimana?" Tanya Awan yang kini setengah berteriak.

"Anterin ke Komplek Real Estate Blok C."

Hening lagi.

Awan mencoba kembali fokus kejalanan, cowok itu tidak percaya akan hal yang dilakukannya tadi. Sekarang Awan dapat merasakan jantungnya berkerja dengan cepat, cowok itu hanya berharap Bulan tidak mendengar suara jantungnya.

Awan tidak ingin semuanya cepat berlalu.

Dan Bulan berharap ini bukan hanya sebuah mimpi.

GravityWhere stories live. Discover now