B [20]

5.3K 570 41
                                    

If Good friends only know about best stories in your life, best friends have lived them with you.

.

.

Awan memarkirkan motor ninja kesayangannya disebuah rumah minimalis yang terletak disebuah perumahan yang cukup elite serta didominasi oleh warna putih dan cream.

Dengan santai Awan membuka pintu rumah tanpa mengetuk atau meminta ijin kepada sang empu rumah tersebut. Malam ini adalah malam minggu jadi Awan, Daniel dan Leon selalu biasa berkumpul disalah salah satu rumah di antara mereka bertiga untuk sekedar main PS, nonton film atau begadang sampai malam.

Rumah ini terlihat sepi karna Leon adalah anak tunggal dan kedua orang tuanya sering dinas dirumah sakit mengingat kedua orang tua Leon bekerja sebagai dokter.

Awan menaiki tangga rumah Leon dan masuk kedalam kamar yang berada disebelah kanan tangga. Saat masuk ia melihat kedua sahabatnya itu sedang asyik bermain PS dengan posisi tiduran di karpet tapi saat Awan duduk diranjang cowok itu, keduanya tidak menoleh sekalipun dan langsung pura - pura menyibukan diri masing masing, oh ya kan ceritanya mereka sedang bertengkar.

Hening

Mereka bertiga mendadak bisu, Awan sebenarnya ingin tertawa melihat kedua sahabat anehnya itu namun melihat sikon ia jadi berusaha menahan tawanya, memang ini bukan pertama kalinya mereka bertengkar bahkan Leon pernah melayangkan tinjunya di wajah tampan Awan.

Mereka bertiga mulai mengukuhkan status sahabat sejak tiga bulan mereka berteman saat awal pertama kali masuk sekola menengah pertama, karna mereka nyaman dengan pertemanan ini terlebih lagi sifat - sifat mereka bertiga yang hampir sama kecuali dalam urusan percintaan tertunya.

Awan Rayikan Fauzi

Leon Insani Taufik

Daniel Airlangga Ramandhan

Siapa yang nggak tau mereka? Mereka dikenal sebagai anak hitz disekolahnya, Siapa yang tahan sama pesona mereka bertiga? kemana mana selalu bertiga, dihukum bertiga, ngelakuin hal idiot bertiga pokoknya udah mirip trio wek-wek. Bahkan nenek-nenek panti jompopun kenal mereka karna mereka sering nyolong buah mangga dari pohon didepan panti.

Hingga petemanan mereka berlanjut sampai sekarang, mungkin sampai mereka tua juga kayanya.

Dan sekarang mereka bertengkar karena Awan mengikuti taruhannya dengan Arga dan karena Awan yang katanya bersikap brengsek pada Bulan.

Awan: Jadi kita mau berantem ala cewe aja kayak gini?

Bunyi suara hp yang berbunyi bersamaan, membuat Leon dan Daniel langsung membuka hp masing masing.

Leon: Gue gangerti

Daniel: Gue gapaham

Awan melirik kedua temamnya yang masih diam seakan tidak terjadi apapun

Awan: Sekarang kita mulai kecewe-cewean guys

Daniel: kecewe-cewean itu apa? *muka polos*

Leon: Sorry gue tulen, perut gue aja otw sixpack

Awan: sebenernya ini lebay, jangan diemin gue

Awan: sepi, gak ada yang ngerecokin

Awan: Duit gue gak ada yg ngabisin

Awan: Gue Alone.

Awan mengakuinya memang, mereka berdua adalah sahabat teranehnya, jadi ia merasa aneh tanpa mereka berdua

Daniel: Gue merasa terharu

Leon: Gue merasa berharga

Awan: Jadi gue dimaafin?

Leon: Ada syaratnya

Daniel: RT

Awan: Apaan?

Leon: Laper

Daniel: Phd!

Awan: Gue mah peka orangnya.

Awan melirik kedua sahabatnya yang masih terfokus pada hp masing masing tetapi wajah keduanya seperti menahan senyum, Awan memutar bolanya lalu menelepon untuk memesan Pizza.

Setelah sekitar dua puluh menit, seseorang membuka pintu kamar Leon, pembantunya Leon "Den ini Pizzanya, mau ditaruh dimana?"

Mereka bertiga serempak menoleh ke arah pintu, Awan berdeham sebentar "Taro di situ bi," kata Awan sambil menunjuk ke arah karpet merah marun.

Awan: Jadi kita akan mulai makan atau hanya diam?

Leon: Salaman dulu?

Daniel: Lagian dalam islam itu nggak boleh berantem lebih dari tiga hari...

Awan: Haruskah kita berpelukan ala teletubis?

Mereka bertiga langsung berpandangan satu sama lain dan tanpa aba-aba dengan cepat langsung membuka kotak Pizza dan berebutan untuk memakannya, seperti orang kelaparan dengan tidak sabarnya bahkan belum habis makanan mereka telan, mereka langsung mengambil potongan pizza lagi.

Saat melihat hanya satu potong lagi yang tersisa, Awan segera berniat memakannya lagi tapi tangan Leon sudah terlebih dahulu menepisnya "Ini jatah gue!"

Awan langsung mendelik ke arahnya "Yang beli ini kan gue."

"Lo mau dimaafin gak?" Otomatis Awan bungkam cowok itu berhenti berusaha merebut pizza tersebut, Sial.

Leon tersenyum penuh kemenangan dan memakan pizza tersebut dengan gerakan lambat dan dramatis berusaha menggoda Awan "Nyam Enak."

Awan mendecih sebal, lalu memulai topik pembicaraan yang serius "Sekarang gue harus gimana?"

Daniel yang tau maksud dari Awan langsung menjawab dengan serius juga "Itu semua sih terserah lo aja, emang lo maunya gimana?"

Awan mengubah posisi duduknya menjadi menyender pada kasur "Pokonya gue pengen ini berakhir baik-baik aja," lirih cowok itu

"Menurut gue sih lo harus cepet cepet selesain ini, secara baik-baik dari pada lo menyakiti keduanya terlalu dalam," saran Leon yang mendadak bijak.

"Gimana caranya?" Tanya Awan menatap kedua Sahabtnya bergantian.

"Lo harus bilang yang sebenernya sama Sandra, kasian juga bro cewek itu. Dari pada lo sama dia terus berada dalam suatu hubungan yang cuma karna taruhan, dia itu cewek baik - baik, maka lo harus mengakhirinya secara baik-baik juga," ungkap Daniel.

"Tapi lo juga harus ngomong sama Bulan dan apapun yang dilakuin Bulan sama lo, lo harus nerimanya karna dari Awal lo emang salah," tambah Leon.

GravityWhere stories live. Discover now