B [12]

6.6K 640 41
                                    

Decitan suara pintu cafe yang terbuka menandakan seseorang baru saja masuk, seorang cowok dengan setelan baju koko warna biru muda dipadukan dengan celana jeans serta rambut tertata rapi ditambah wajahnya yang bisa menarik perhatian seluruh pengunjung cafe membentuk sebuah senyuman yang memperlihatkan lesung di kedua pipinya.

Tak lupa kaca mata bertengger dihidung mancungnya. Cowok itu, Daniel mengedarkan pandangannya keseluruh cafe dan berhenti di kedua temannya yang menghuni salah satu meja di sudut cafe.

Daniel berjalan dengan ringan menghampiri kedua temannya, keningnya berkerut melihat sikap kedua temannya seperti telah terjadi sesuatu yang buruk menimpa mereka, Daniel mendaratkan pantatnya di salah satu kursi yang berhadapan dengan Awan.

"Kenapa lo?" Daniel menaikan satu alisnya heran

Awan menghembuskan nafas berat "Gue nerima tantangan Arga dan itu merugikan gue."

Sebelum menjawab perkataan Awan, Daniel memanggil pelayan terlebih dahulu lalu menyebutkan pesanannya "Terus?" tanya Daniel setelahnya.

Awan memutar kedua bola matanya jengah "Ya sekarang gue lagi frustasi!"

"Emang apaan?"

"Si Awan nerima tantangan Arga buat jadian sama anak baru, ya lo tau sendirikan Awan lagi ngedeketin Bulan" Leon akhirnya angkat bicara dengan menjawab pertanyaan Daniel barusan.

"Kok lo bego?" tanya Daniel pada Awan.

"Lo udah kepancing sama permainan si Arga!" Leon mulai kesal ralat Awan memang kadang bodoh selalu mengambil keputusan tanpa pikir panjang dan tanpa tau akibatnya, Awan terkadang mudah sekali terpancing emosi.

Awan menghela nafas lelah sambil mengusap wajahnya "Gue tau, terus sekarang gue mesti gimana?" lirih Awan.

"Menurut gue ya lo harus nolak tantangan Arga, masa lo ngedeketin Bulan malah jadian sama orang lain," Saran Daniel yang diangguki setuju oleh Leon.

Awan menyenderkan punggungnya ke kursi "Lo semua tau sifat Arga kayak gimana," Gerutunya jengkel.

"Ya lo coba aja nego sama Arga atau ganti tantangan yang lain," kata Leon sambil meminum jus jambunya sampai habis.

Awan mengacak ngacak rambutnya kesal, Awan dan Arga memang selalu terlibat sesuatu seperti ini entah siapa yang mulai yang jelas jika diantara mereka berdua ada yang menang dan berhasil mengalahakan salah satunya itu menjadi kebanggaan tersendiri. Apalagi dalam masalah cewek Arga dan Awan satu jenis dan spesies, suka mempermainkan para perempuan dengan tampang bak pangeran dalam negri dongeng mereka berdua selalu mendapatkan perempuan yang mereka incar.

"Gue nggak pernah mau kalah sama Arga," ujar Awan dengan tegas.

Salahkan ego Awan yang setinggi langit itu.

Leon mendelik ke arah Awan "Ck, Lo itu keras kepala!"

Daniel hanya menghela nafas melihat sifat Awan yang memang keras kepala "Terus lo mau buat selama ini usaha pendekatan lo sama Bulan sia-sia?"

Dengan cepat Awan menggeleng "Nggak lah."

Daniel berdecak sebal ke arah Awan "Lo nggak bisa dapet dua duanya Awan."

Awan hanya menatap kedua temannya bergantian lalu mengangkat bahunya tidak tahu harus melakukan apa, tiba tiba Leon berdiri dari duduknya sambil menyimpan handphone disakunya, cowok itu berkata sambil mencari cari kunci mobil dari jaketnya "Gue mau jemput Reyna dulu!"

Daniel hanya mengangguk, sedangkan Awan malah berkomentar "Lo udah kayak supirnya Reyna tau ga."

Daniel terkekeh "Nggak lah, justru gue seneng bisa nganter jemput dia berarti gue bisa jagain dia sekaligus tau dia jalan sama siapa, kemana, mastiin dia baik-baik aja. Dari pada cewe yang bilang nggak usah dijemput taunya jalan sama cowok lain."

GravityWhere stories live. Discover now