B [3]

8.2K 991 35
                                    

Baby, all I want is you(Daniel skye, Cameron Dallas - All i want )


-----

Dikantin Awan dan kedua sahabatnya sedang asik nongkrong sambil tertawa-tawa kecuali wajah Awan yang kelihatan muram "Hahaha kocak lo Wan, makanya jangan berantem. Lo kan jadi harus bersihin toilet," Kata Daniel sambil tertawa membayangkan wajah kesal Awan yang sedang membersihkan toilet sekolah.

Tepatnya Awan dan Arga yang disuruh membersihkan toilet sekolah karena kejadian dilapangan tadi, sementara Awan yang menjadi bahan tertawaan kedua temanya tersebut hanya mencibir dan mendengus sebal, tapi wajahnya yang tadinya muram dan kesal seketika berubah menjadi sebuah senyuman lebar melihat tiga orang perempuan yang baru saja masuk ke kantin. Matanya tertuju pada satu perempuan yang berjalan diantara dua perempuan lainnya mengikuti dengan pandangannya sampai ketiga perempuan itu duduk di salah satu meja kantin yang tak jauh darinya.

Matanya terfokus pada salah satu ciptaan tuhan yang sedang mengobrol dengan teman temanya, senyumanya mampu menggetarkan hatinya, secara spontan sudut bibirnya tertarik ke atas melihat bidadarinya, malaikat yang sedang menyembunyikan sayapnya. Awan rasanya ingin sekali menghajar para cowo yang terang terangan menatap Bulanya penuh kekaguman, ya Bulannnya.

"Diliatin mulu, samperin gih," sindiran Leon membuat Awan menatapnya sambil memutar bola matnya, bukanya Awan tidak mau, tapi tidak tahu kemana semua nyalinya kalo udah berhadapan dengan Bulan.

"Ck yang ada dia mati kutu dihadapan Bulan," Daniel ikut-ikutan menyindirnya.

Awan hanya diam tidak menanggapi omongan kedua sahabatnya itu, ia kembali memperhatikan Bulan yang sedang asik memakan basonya, rasanya Awan benar benar iri pada meja, kursi, sendok dan mangkuk yang bisa berada didekatnya. Awan rasanya ingin jadi burung yang hinggap dipepohonan, bisa memperhatikan seseorang tanpa orang itu terganggu akan kehadirannya. Kenapa jadi Awan berandai andai gini sih, Awan mengeleng gelengkan kepalanya mencoba mengenyahkan pikiran menggelikannya itu.

Tapi sejurus kemudian Awan langsung mengalihkan pandanganya dan pura pura memakan makanannya, karna tiba-tiba Bulan melihat ke arahnya, ini yang kedua kalinya Awan mungkin ketahuan memperhatikannya secara diam-diam.

Mampus gue.

Bulan menghela napas, saat melihat Awan dan teman-temanya sedang berada dikantin tak jauh dari mejanya, ingin sekali dia menanyakan keadaan Awan setelah kejadian adu pukul bersama sepupunya tersebut, tapi apa daya saling bertukar senyumpun Bulan tidak pernah dengan Awan, kenyataan tersebut memohok sebagian hatinya.

sebegitu jauhnyakah Awan baginya?

Apalagi saat Tania datang dan langsung menggelayut di lenganya dengan manja, sementara Awan terlihat senang-senang saja diperlakukan seperti itu dan lagi - lagi hanya sesak yang Bulan rasakan.

sebegitu jatuhkah hatinya untuk Awan?

Kedua sahabatnya menatap Bulan penuh prihatin. Sekalinya bulan suka dengan seseorang itu harus cowok seperti Awan yang playboy dan badboy sekolah apalagi kelihatanya Awan tidak menujukan perasaan yang sama kepadanya "Lan udahlah lo move on aja masih banyak ko cowok yang lebih ganteng dari dia, lebih baik pula," saran Ara.

Ana mengangguk setuju "Lagian lo kan pinter, baik, cantik pantes juga dapet yang satu spesies sama lo."

"Gue udah coba ngelupain dia," kata Bulan mengusap wajahnya frustasi "Tapi nggal bisa, rasanya itu kaya hati gue emang seharusnya ada nama dia," lanjutnya lagi dengan lemah.

"Lo bisa, lo hanya perlu meningkatkan usaha lo sama buka hati lo buat orang lain," kata Ara meyakinkan.

Bulan memejamkan matanya, kemudian dia menggeleng "Gue nggak yakin."

Kedua sahabatnya pun menghela nafas pasrah "Kita bakalan ngedukung apapun pilihan lo tapi lo harus terima setiap resiko dari pilihan lo itu," kata Ana pelan sambil mengusap lengan Bulan.

Bulan mengangguk "Makasih," sambil tersenyum lebar dan kembali menikmati semangkuk basonya.

Bulan tersentak ketika ia sedang ingin memasukan basonya kedalam mulutnya disambar oleh sebuah tangan sehingga berbelok arah dan basonya masuk ke mulut orang lain, Bulan langsung menoleh dan mendengus sebal ke arah Arga "Lo kalo laper beli gih," ucap Bulan sebal.

Arga terkekeh dan langsung duduk disamping Bulan ia sempat menyapa Ara dan Ana dulu, lalu mengamati Bulan yang sedang memakan baso dengan wajah keasl, Arga terkekeh pelan dan mengacak ngacak rambut sepupunya itu "Sorry Lan, nanti dibayarin deh basonya," kata Arga sambil tertawa pelan.

Bulan langsung menjauhkan tangan Arga yang ada dikepalanya dan langsung merapikan rambutnya kembali "Telat lo, udah gue bayar," jawab Bulan ketus "Yaudah lain kali aja," kata Arga santai.

"Baju lo basah, abis bersihin toilte lagi?" Tanya Bulan sambil memperhatikan sepupunya dengan lekat.

Gara gara berantem di lapangan tadi, Arga dan Awan masuk BK, tempat langgananya "Hmm biasa," jawab Arga santai tanpa dosa.

"Makanya jangan berantem terus lo," kata Bulan kembali mengomeli sepupunya itu.

"Iya kan lo udah nyeramahin gue di UKS, masa ada jam tambahan lagi," tentu saja perkataan Arga membuat Bulan menginjak kaki cowok itu dibawah meja. Tiba tiba datang seorang cewek menghampiri Arga dan langsung bergelayut manja di lengannya, Arga hanya tersenyum tipis membalas perlakuan pacarnya itu, Tiara. Mereka baru berpacaran sejak seminggu yang lalu, Tiara adalah salah satu anak cheers, dengan wajahnya lumayan cantik dan body nya seperti model Victoria secret, ditambah rambut di cat merah dan sergam ketat yang selalu melapisi tubuhnya itu cukup membuat Arga ingin menjadikan Tiara pacarnya tapi Arga tidak sedikitpun menaruh hati padanya, ia hanya ingin bermain main dengan gadis bernama Tiara itu sama seperti dengan mantan-mantannya sebelum cewek itu. Tiara sempat menyapa Bulan, Ana dan Ara.

Bulan sendiri membalasnya dengan sebuah senyuman, sedangkan Ara dan Ana hanya memutar bolamatanya, Tiara memang terkenal sebagai 'cewek gampangan' "Sayang nanti pulang sekolah anter aku ke salon ya," rengek Tiara dengan wajah memohonnya.

Mendapat perlakuan seperti itu Arga tampak risih tapi akhirnya ia mencoba tersenyum meskipun dalam hatinya ia mengumpat karena perlakuan Tiara "Iya honey," jawab Arga sambil tersenyum manis dengan senyuman sejuta wattnya.

Bulan dari tadi mencoba menahan tawanya karena melihat wajah risih Arga "Yaudah aku gabung sama temenku ya sayang," kata Tiara sambil mecium pipi Arga. Bulan memandang jijik Tiara yang dengan berani mencium pipi Arga di tempat yang ramai.

Arga sama Awan sama aja, sama sama suka mainin hati perempuan

Setelah Tiara pergi Arga langsung mengambil tisu, dan mengusap ngusap pipinya bekas ciuman Tiara tadi sambil mengumpat beberapa kali. Akhirnya tawa Bulan, Ara dan Ana pun pecah melihat kelakuan Arga.

"Kelakuannya gitu masih aja dipacarin, milih-milih ke," kata Bulan masih setengah tertawa.

"Habis stok ga? Mau gue cariin?" ledek Ana.

"Kamu nggak perlu cemburu gitu kok Ana sayang, kamu nggak akan tergantikan," Arga membalas ucapan Ana, ia tersenyum menggoda dan mengangkat alisnya tinggi tinggi.

Ana langsung berhenti tertawa dan memandang Arga tajam "Jijik lo," kata Ana dengan nada terdengar tidak suka.

"Lan nanti pulang bareng gue," kata Arga.

Bulan memandang Arga heran "Cewek lo?"

Arga terkekeh "Bodo amat," ujarnya cuek. "Gue gabung sama temen-temen gue," tambahnya.

"Hmm," jawab Bulan sambil mengacungkan jempolnya.

Arga berdiri dari duduknya, "Bye kambing kembar," lanjutnya lagi kepada Ara dan Ana yang membuat kedua sodara kembar tersebut melemparkan sedotan minuman mereka ke arah Arga, namun Arga dengan sigap menghindarinya.



GravityWhere stories live. Discover now