B [7]

6.7K 857 34
                                    

Why can't we be like that?
Cause I'm yours (Little mix ft Jason Derulo – Secret love song)

------

Bulan melangkahkan kakinya santai di koridor sekolah dengan senyuman yang selalu melekat di bibir mungilnya, mungkin karna kejadian semalam membuat Bulan merasa ini adalah pagi terbaik sepanjang tahun ini. Dengan semangat Bulan membalas setiap senyum atau sapaan dari orang yang mengenalnnya.

Saat memasuki kelas, kelasnya itu sudah ramai oleh beberapa teman sekelasnya tapi kemudian kening Bulan berkerut melihat pagi-pagi keadaan kelasnya sudah heboh dengan entah karena apa kali ini, Ara dan Ana juga sudah datang dan duduk manis dibangkunya masing masing "Lan tau ga?" melihat bulan duduk dibangkunya Ara dan Ana langsung menghampirinya.

Bulan menaikan satu alisnya "Apa?"

Ara langsung duduk di bangku didepan meja Bulan dan Ana langsung menarik kursi disamping meja bulan karna memang tempat duduk mereka bertiga tidak berdekatan "Anak basketkan lagi nyari dana buat ngebantu kondisi salah satu Anggotanya yang kecelakaan dan kebetulan kurang mampu, nah terus mereka ngadain penggalangan dana tapi kali ini beda pokoknya yang nyumbang dana paling besar bisa ngedate bareng Awan," jelas Ara panjang lebar.

"Terus? Jangan bilang lo nyuruh gue buat ikutan," kata Bulan bergantian menatap kedua sahabatnya, "Gue sih nggak masalah kalo soal dananya, tapi ngedate sama Awan? No, gue malu," lanjut Bulan.

Ara dan Ana langsung saling tatap, "Tapi kita berdua udah ngedaftarin lo semalem Lan," kata Ana. Mereka berdua menunjukan wajah seriusnya.

Bulan langsung membelakan matannya, "What?!" teriak Bulan tidak percaya.

Ara dan Ana mengangguk berbarengan, "Dan berita baiknya adalah lo menang," mendengar itu membuat Bulan terbengong dan mulutnya menganga lebar.

"Kenapa lo berdua nggak ngasih tau gue dulu sih," desis bulan dengan mata memicing. Sumpah demi apapun niat Ana dan Ara itu baik mereka Cuma pengen ngedeketin Bulan sama Awan.

"Kan biar surprise," Ana memasang cengiran super lebarnya.

Percakapan mereka terpaksa harus berhenti karena kedatangan seorang guru matematika yang baru saja memasuki kelas, Guru itu mengintrupsi semua murid sehingga seluruh mata kini melihat ke arah guru tersebut dan mulai fokus pada pelajaran. Tapi Bulan sama sekali tidak bisa fous, pikirannya melayang pada ucapan kedua sahabatnya itu.

Bulan melihat ke arah gurunya yang masih asyik menjelaskan, tiga menit berlau sejak bel berbunyi guru itu masih belum menunjukan tanda-tanda akan berhenti menerangkan. Guru matematikannya ini memang suka sekali mengkorupsi waktu.

Padahalkan istirahat adalah hak segala anak bangsa, Bulan melihat ke arah seluruh teman sekelasnya yang ingin cepat Istirahat, bahkan teman temanya ada yang mengaduh lapar sangat keras, menanyakan jam dengan suara keras, berdekham dengan kencang, pokoknya dengan seribu satu cara supaya guru tersebut peka dan ketika suara ketukan pintu terdengar guru tersebut menghampiri pintu.

"Bu di panggil ke ruang kepala sekolah," kata salah satu staf tata usaha tersebut.

"Memangnya jam pelajaran telah habis?" Tanya guru itu.

Orang itupun menganggukan kepalanya "Baiklah anak anak silahkan beristirahat!" teriak guru tersebut mengambil bukunya dan berjalan keluar kelas membuat seruan kegirangan dari siswa dan siswi yang langsung pergi keluar kelas.

Karna malas pergi ke kantin dan Bulan sangat yakin sekarang dirinya sedang menjadi bahan pembicaraan seluruh sekolah, mengingat disekolahannya ini informasi akan menyebar dengan cepat ketelinga seluruh warga sekolah dan Bulan malas menjadi pusat perhatian meski memang kenyatannya ia cukup lumayan populer disekolahnya, terlebih lagi Bulan dikatakan tidak pernah terkena gosip yang tidak baik dan segala macam masalah percintaan.

Bulan memang dikenal cuek pada makhluk berkelamin laki-laki dan pastinya karena kali ini Bulan menang acara dana pasti mereka mengira Bulan salah satu fans Awan yang ingin nge-date dengannya, memangsih Bulan menyukai Awan tapi tetap saja Bulan tidak pernah melakukan sesuatu untuk mendekati Awan dengan cara seperti itu dan itu sungguh menggelikan.

Bulan memasuki ruang perpustakaan yang terlihat sepi hanya ada beberapa anak yang memilih untuk ke kantin saat jam istirahat bahkan Bulan bisa menghitungnya dengan jari. Bulan tersenyum sekilas ke arah penjaga perpus dan melangkahkan kakinya kearah jajaran rak yang berisi Novel, Bulan melihat-lihat koleksi novel tersebut lalu mengambil satu yang Bulan rasakan belum pernah membacanya.

Bulan duduk dibangku panjang yang terdapat di pojok perpustakaan, beberapa menit kemudian Bulan telah tenggelam dalam novel tersebut, tapi tak lama Bulan merasakan kehadiran seseorang di sampingnya membuat Bulan menoleh ke samping dan seketika cewek itu kaget dan hampir saja berteriak.

Awan, iya sekarang cowok itu tengah duduk dengan santainnya di samping Bulan dengan mata terfokus pada sebuah buku entah buku apa itu Bulan tidak memperdulikannya, yang jelas sekarang jantung Bulan langsung bekerja berlebihan dan Awan seperti sama sekali tidak memperdulikan kehadiran Bulan atau Awan memang pandai menyembunyikan perasaan dan ekspresinya, Bulan mengerutkan Alisnya ngapain cowo dengan perangai seperti Awan ke perpus?

Stay cool Bulan dia Cuma duduk disamping kamu oke tenang.

Menyadari hal konyol yang dilakukannya menatap ke arah Awan, Bulan segera menggeleng gelengkan kepalanya dan kembali mencoba memfokuskan dirinya kedalam novelnya.

"Gue nggak nyangka lo ikutan acara penggalangan dana," Awan berkata tapi matanya tetap menuju ke buku bacannya.

Seketika Bulan menoleh dan menatap Awan dari samping dengan heran, "Lo ngomong sama gue?" kata Bulan sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya siapa lagi Cuma lo satu-satunya," balas Awan lagi-lagi tanpa menoleh ke arah Bulan, namun perkataan Awan barusan terdengar ambigu ditelinga Bulan entahlah Bulan merasa memiliki arti yang lain.

"Emm kan niat gue baik mau bantu orang," Bulan mencoba berbicara setenang mungkin, matanya kembali tertuju pada novel didepannya.

Tiba-tiba Awan berdiri dari tempatnya dan menutup buku bacaannya, "Masuk akal, nanti malam gue jemput di rumah lo jam 7," langsung saja Awan melangkah meninggalkan Bulan.

Tapi kemudian Bulan memanggilnya, membuat langkah Awan otomatis terhenti dan kembali berbalik menghadap ke arah bulan, pandangan mereka bertemu dan dalam hatinya Awan menerka nerka apa yang akan dikatakan oleh Bulan, mungkinkah Bulan akan meminta ID line nya? "ya?" Tanyanya berusaha terlihat kalem.

Bulan diam sebentar "Bukunya balikin lagi ke tempat semula," Ucap Bulan lalu kembali membaca novelnya berusaha terlihat cuek.

Gengsi mereka berdua memang sebesar gunung Himalaya.

GravityWhere stories live. Discover now