B [15]

5.2K 592 12
                                    

Jika memang dengan menyakitiku, membuatmu berada disisiku, maka lakukanlah----

-----




"Lo bener bener bego wan!"

Entah sudah keberapa kalinya Leon mengucapkan kalimat itu, Awan tahu benar ia bego tapi Awan sendiri pusing dengan kelakuannya dan ini membuat Awan menjadi stress. Kali ini Awan, Daniel dan Leon sedang berada di rumah Daniel sambil bermain PS di ruang keluarga sebuah rumah yang nampak besar dan megah dengan cat berwarna cream dan dinding yang banyak terdapat lukisan kaligrafi arab.

"Lo bangke rebus, bangkong karet, tahi kucing!" Hujat Leon lagi.

Karna jengkel Leon terus mengatainya membuat Awan melemparkan stick PS ke arahnya tapi gagal mengenai cowok itu karna Leon buru buru menghindar.

"Gue tau gue bego, tapi lo nggak perlu memperjelasnya!" sungut Awan sambil menatap tajam ke arah Leon.

Daniel hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua sahabatnya yang seperti anak kecil tersebut "Lo kenapa bisa jadian sama Sandra?" tanya Daniel kemudian.

Awan mengehela nafas sembari menyenderkan punggungnya ke sofa "Yang pasti karena tantangan dari Arga sialan itu!"

"Ngapain lo lakuin?" tanya Daniel ikut prustasi melihat kelakuan Awan yang gegabah dalam bertindak.

Awan menjambak rambutnya kuat kuat "Yang jelas gue gak mau kalah dari Arga!"

Leon berdecak sebal "Lo kapan nembak Sandra semalem? Terus cewek itu nerima lo aja?" tanyanya dengan sinis.

"Iya, dan ternyata Sandra itu temen satu smp gue dan cewek itu udah suka sama gue dari dulu, ya dia terima terima aja pastinya."

"Terus gimana sama Bulan?" tanya Daniel hati hati.

Pertanyaan Daniel otomatis membuat Awan mengatupkan bibirnya rapat-rapat, cowok itu menggaruk garuk kepalanya bingung "Yang pasti berita gue jadian sama Sandra udah sampe ketelinganya," ujar Awan terdengar pasrah.

"Gue gak yakin setelah ini hubungan lo sama Bulan bakal baik-baik aja, maksudnya dia tau sekarang lo udah punya pacar dan itu otomatis jadi pembatas bagi kalian berdua," ungkap Leon.

Awan terdiam sebentar memikirkan ucapan Leon yang menurutnya memang benar "Gue tau, tapi ini gak bakalan lama."

"Dan lo sekarang udah jadi brengsek banget, jadiin Sandra bahan tantangan lo sama Arga, lo bukan hanya nyakitin Bulan, tapi lo bakalan nyakitin Sandra!" kata Leon menggebu gebu sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Gue nggak bakal bilang gue jadiin Sandra bahan tantangan tapi gue bilang aja kita gak cocok, terus putus baik-baik," jawab Awan santai.

Leon mendelik ke arah Awan "Lo terlalu menganggap semuanya mudah Wan!" tukasnya kesal.

"Coba lo pikirin semua baik-baik Wan, jangan asal," saran Daniel, cowok itu tampak lebih kalem dibandingkan dengan Leon.

Awan menganggukan kepalanya lalu berdiri dan mengambil jaketnya dari sandaran kursi "Gue ada urusan, gue cabut duluan," pamitnya langsung beranjak keluar dari rumah Daniel tanpa mau mendengar jawaban kedua sahabatnya.

Awan menaiki motor ninja merahnya dan mengarahkannya ke arah cafe tak jauh dari rumah Daniel karna Sandra mengajaknya untuk bertemu di cafe tersebut.

Saat memasuki cafe ternyata cafenya sangat ramai, Awan baru ingat sekarang adalah malam minggu, pantas saja Sandra memintanya untuk bertemu.

Awan menyapukan pandangannya keseluruh isi cafe untuk menemukan Sandra, kemudian cewek itu melambaikan tangannya ke arah Awan dengan langlah pelan Awan menghampiri meja yang ditempati Sandra tapi kemudian alisnya mengkerut menyadari Sandra tidak duduk sendiri melainkan ada satu cewek yang memakai sweater biru dan cowok yang memakai Hodie berwarna Abu bersamanya, Awan tidak tahu siapa karna posisi mereka membelakanginya.

Awan terperangah ketika cewek yang memakai sweater biru tersebut melihat ke arahnya, baik Awan atau cewek itu sama sama terkejut, Awan menghentikan langkahnya dan mematung seketika tapi kemudian dengan cepat ia menguasai dirinya dan dengan gerakan pelan duduk disamping Sandra, karna hanya itu kursi yang tidak ada penghuninya.

"Eh Awan, sorry ya gue sama Bulan ganggu acara satnight lo berdua, kita nggak kebagian meja," ucap Arga sambil tersenyum penuh makna ke arah Awan.

Bulan hanya diam menundukan kepalanya sedangkan Awan cowok itu menatap datar ke arah Arga.

Karna melihat Awan yang hanya diam saja Sandra malah menjawab perkataan Arga dengan senyum malu "Nggak papa ko."

"Kamu mau pesen apa?" tanya Sandra pada Awan.

"Hot coffe," jawab Awan singkat, matanya masih menatap Bulan dan tidak ingin mengalihkan pandangannya barang sedikitpun.

Bulan menahan sakit dihatinya, gadis itu mengigit bibir bawahnya melakukan kebiasaan yang biasa ia lakukan. Cewek itu tidak berani barang sekalipun melirik ke arah Awan ia lebih memilih memainkan jari jari tangannya.

Suasana tiba tiba menjadi canggung sejak kedatangan Awan, Arga sendiri tampak santai dan cuek saja sedangkan Sandra yang terlihat ceria sembari mecuri curi pandang ke arah Awan.

"Oh iya btw congrats ya, semoga kalian langgeng," ujar Arga.

Awan hanya melengos sedangkan Sandra cewek itu berkata dengan antusias "Iya, makasih Ga" jawabnya sambil tersenyum malu.

Bulan pun kini angkat bicara sambil tersenyum tipis "Congrats juga," ucapnya.

Awan sedikit kaget dengan perkataan Bulan, matanya menatap Bulan yang melihat ke arahnya dengan pandangan yang sulit di artikan

'Apa dia kecewa? Cemburu? Marah?' Tanya dalam hati.

Bulan dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain, menatapan Awan membuat ia tidak yakin bisa menahan dirinya untuk tidak menangis lagi sekarang.

Dan Bulan tidak ingin Awan meruntuhkan pertahanannya.

Bulan merasa tidak nyaman akan situasi ini "Ga ayo pulang, masa ganggu yang pacaran sih," ujar Bulan sambil pura pura tertawa .

Arga menoleh ke arah Bulan sambil tersenyum manis "Oke ayo!" setujunya, lalu melihat ke arah Awan dan Sandra "Kita duluan ya," pamitnya. Kemudian cowok itu sempat mengedipkan sebelah matanya ke arah Awan.

Bulan tidak mengatakan apapun dan langsung menarik ujung jaket Arga seperti anak kecil .

GravityWhere stories live. Discover now