B [8]

6.4K 816 21
                                    

Truly, madly, deeply, I am
Foolishly, completely falling (Truly madly deeply – One Direction)

------

Bulan memandang pantulan dirinya dicermin dengan dress hitam sedikit dibawah lutut yang membalut tubuhnya yang indah, wajah tanpa make up berlebihan lebih terkesan natural dan rambut yang dibiarkan tergerai. Bulan beberapa kali menarik nafas lalu mengeluarkannya, tiba-tiba terdengar ketukan dipintu kamarnya "Masuk aja!" teriak Bulan.

Lalu munculah kepala bik Santi menyembul dari balik pintu kamarnya "Non ada yang nyariin."

"Suruh tunggu sebentar bi," Bi Santi mengangguk dan menghilang dari balik pintu, Bulan menatap bayangan dikaca sekali lagi setelah memastikan dandanannya tidak akan memalukan kemudian Bulan mengambil sling bagnya dan segera turun ke lantai bawah.

Ketika sampai di ruang tamu Bulan menemukan Awan yang sedang mengobrol dengan tantenya, Bulan bersyukur orang tuanya belum pulang dari luar negeri sehingga ia bisa seenaknya keluar rumah dan juga Arga yang sedang pergi bersama teman-temannya sejak tadi sore, jadi tidak ada yang melarangnnya.

"Eh itu Bulannya" ucap tante Rina menyadari kehadirannya, Bulan menghembuskan nafasnya terlebih dahulu sebelum melangkah dengan pelan ke arah mereka berdua.

Awan yang melihat ke arah bulan langsung terpaku, Bulan terlihat sangat cantik dimata Awan, selalu, hanya saja sekarang penampilan Bulan beda tidak seperti dandanan biasanya kesekolah, Kaca mata yang biasa membingkai matanya sudah terlepas. Menyadari bahwa dirinya menatapa Bulan tanpa berkedip Awan langsung tersadar dari keterpanaannya "Yaudah tan kami pergi dulu," Pamit cowok itu pada tante Bulan.

Tante Rina mengangguk dan tersenyum "Hati hati ya."

Awan mengangguk pasti, Hari ini Awan memakai Kemeja polos warna putih memang terkesan santai tapi formal. Cowok itu membukakan pintu mobil pada Bulan, perlakuan manisnya membuat Bulan melayang tapi kemudian tersadar Awan melakukan ini bukan pada dirinya saja.

Selama diperjalanan Bulan dan Awan hanya saling diam, Bulan lebih memilih melihat ke arah luar jendela, Kemudian mobil yang dikendarai mereka berhenti didepan sebuah restoran yang cukup mewah, Bulan mengikuti Awan berjalan dari belakang menuju ke restoran tersebut tapi tiba-tiba Awan menghentikan langkahnya, membuat Bulan otomatis menghentikan langkahnya juga.

"Kenapa?" Tanya bulan heran.

"Kenapa lo jalan dibelakang gue?"

"Err emangnya kenapa?" Bulan malah balik bertanya pada Awan.

Awan langsung menarik tangan Bulan untuk berjalan disampingnya "Nggak keliatan kaya orang mau ngedate," kata Awan ngasal, Awan nggak tau kata-katanya barusan membuat bulan menjadi baper seketika .

Tapi Bulan langsung tersadar kalau bukan karena acara penggalangan dana itu, Awan tidak akan pernah mengajaknya Date, tidak akan pernah, tidak mungkin .

Ketika mereka berdua sampai dipintu lestoran seorang pelayan menyambut mereka "Selamat datang, sudah melakukan reservasi?" tanya pelayan itu.

"Atas nama Awan Rayikan fauzi."

Pelayan itu mengangguk dan mengecek daftar buku tamu "Maaf, tapi nama yang anda sebutkan tidak terdaftar."

"Tapi mba tadi sore saya sudah melakukan reservasi," kata Awan dengan yakin.

Pelayan itu mengecek sekali lagi "Tapi maaf nama yang tadi anda sebutkan memang belum melakukan reservasi."

Awan jadi kesal sendiri, acara first date nya dengan Bulan jadi tidak seperti yang direncanakan padahal Awan ingin malam ini menjadi malam yang berekesan untuk Bulan "Saya tidak mau tau pokoknya saya ingin makan disini, berapapun akan saya bayar." ucap Awan tegas kepada pelayan itu.

GravityWhere stories live. Discover now